Jelang Berusia 3 Abad, Ini Kunci Eksistensi Pos Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pos Indonesia (Persero) terus berinovasi dan bertransformasi dalam upaya meningkatkan kualitas di semua lini dan berselaras dengan laju digitalisasi. Tentu tak mudah untuk dapat terus bertahan di tengah derasnya perubahan global khususnya bidang teknologi digital.
Lebih dari itu, BUMN yang berusia jelang tiga abad atau tepatnya diusia 277 tahun ini terus berupaya menjadi lokomotif atau leader khususnya di bidang logistik. Pada perjalanannya, Pos Indonesia berhasil membuktikan diri sebagai BUMN tertua yang mampu tetap eksis dengan mempertahankan layanan prima.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pos Indonesia Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman mengungkapkan, kunci eksistensi terletak pada inovasi dan harmonisasi antara kualitas pelayanan dengan ketepatan teknologi.
“Mungkin selama ini ada persepsi bahwa Pos itu kuno, Pos hanya mengirim surat saja. Sekarang dengan adanya perubahan itu kita sudah menggunakan robotik, ini adalah bagian proses panjang yang dilakukan Pos Indonesia sehingga bisa kembali sebagai leading company di bidang logistik,” kata Endy dalam siaran persnya, Kamis (21/12/2023).
Aspek lain yang tak kalah penting adalah pentingnya menerapkan manajemen risiko dan tata kelola. “Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik jika bisa mengelola manajemen risiko dan memitigasi risiko, serta mengelola keuangan dengan baik,” ujarnya.
Selain itu Endy juga menyoroti pentingnya aspek tata kelola dalam kelangsungan hidup perusahaan. Dengan menyediakan aspek tata kelola ini, divisi keuangan dan managemen risiko akan mendukung kegiatan divisi-divisi lain dari sisi financing dan kebutuhan keuangan.
Menurutnya, manajemen risiko tidak boleh dianggap sebagai ancaman untuk memperlambat proses bisnis. Justru manajemen risiko adalah sebuah proses untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik dan bisa sustainable. ”Nah karena keberadaan perusahaan itu kan harus sustainability, kuncinya kan di situ. Jadi kita harus on-going, kita ada di sini kan, (dengan keberadaan) Pos Indonesia sudah ada 277 tahun,” tuturnya.
Manajemen risiko, menurut Endy, semestinya memang jadi perhatian yang sangat serius baik perusahaan swasta ataupun BUMN. “Kita agak beruntung sebetulnya, karena risk management atau manajemen risiko itu menjadi hal yang strategis di level Kementerian BUMN,” tandasnya.
Strategi yang dilakukan Pos Indonesia tersebut dinilai berhasil. Terbukti pada 2022, obligasi yang ditawarkan Pos Indonesia diminati masyarakat. Hal ini menjadi bukti Pos Indonesia tetap bernilai baik dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Reaksi pasar, menurut Endy, seharusnya Pos Indonesia sudah masuk ke pasar obligasi ini 10 tahun yang lalu. “Sebetulnya kita terlambat masuk ke pasar saham. Nah, so far waktu kita masuk kita juga kaget. Ternyata kita tidak mengantisipasi pasar itu subscribe over subscribe sampai 4 kali,” jelasnya.
Pada 2023 ini, Pos Indonesia melakukan perubahan logo brand menjadi PosIND. Perubahan ini untuk mempertegas bahwa layanan Pos Indonesia meninggalkan label konvensional atau old school-nya. Yang artinya tidak hanya bergerak di jasa pengiriman surat atau kurir saja.
“Harapan kami dengan perubahan logo, perbaikan service quality, implementasi digitalisasi teknologi yang semakin baik, semakin canggih, semoga apa yang sudah dilakukan Pos ini masyarakat paham dan kembali memakai service dan produk Pos Indonesia seperti di masa lalu,” tandasnya.
Lebih dari itu, BUMN yang berusia jelang tiga abad atau tepatnya diusia 277 tahun ini terus berupaya menjadi lokomotif atau leader khususnya di bidang logistik. Pada perjalanannya, Pos Indonesia berhasil membuktikan diri sebagai BUMN tertua yang mampu tetap eksis dengan mempertahankan layanan prima.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pos Indonesia Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman mengungkapkan, kunci eksistensi terletak pada inovasi dan harmonisasi antara kualitas pelayanan dengan ketepatan teknologi.
“Mungkin selama ini ada persepsi bahwa Pos itu kuno, Pos hanya mengirim surat saja. Sekarang dengan adanya perubahan itu kita sudah menggunakan robotik, ini adalah bagian proses panjang yang dilakukan Pos Indonesia sehingga bisa kembali sebagai leading company di bidang logistik,” kata Endy dalam siaran persnya, Kamis (21/12/2023).
Aspek lain yang tak kalah penting adalah pentingnya menerapkan manajemen risiko dan tata kelola. “Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik jika bisa mengelola manajemen risiko dan memitigasi risiko, serta mengelola keuangan dengan baik,” ujarnya.
Selain itu Endy juga menyoroti pentingnya aspek tata kelola dalam kelangsungan hidup perusahaan. Dengan menyediakan aspek tata kelola ini, divisi keuangan dan managemen risiko akan mendukung kegiatan divisi-divisi lain dari sisi financing dan kebutuhan keuangan.
Menurutnya, manajemen risiko tidak boleh dianggap sebagai ancaman untuk memperlambat proses bisnis. Justru manajemen risiko adalah sebuah proses untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik dan bisa sustainable. ”Nah karena keberadaan perusahaan itu kan harus sustainability, kuncinya kan di situ. Jadi kita harus on-going, kita ada di sini kan, (dengan keberadaan) Pos Indonesia sudah ada 277 tahun,” tuturnya.
Manajemen risiko, menurut Endy, semestinya memang jadi perhatian yang sangat serius baik perusahaan swasta ataupun BUMN. “Kita agak beruntung sebetulnya, karena risk management atau manajemen risiko itu menjadi hal yang strategis di level Kementerian BUMN,” tandasnya.
Strategi yang dilakukan Pos Indonesia tersebut dinilai berhasil. Terbukti pada 2022, obligasi yang ditawarkan Pos Indonesia diminati masyarakat. Hal ini menjadi bukti Pos Indonesia tetap bernilai baik dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Reaksi pasar, menurut Endy, seharusnya Pos Indonesia sudah masuk ke pasar obligasi ini 10 tahun yang lalu. “Sebetulnya kita terlambat masuk ke pasar saham. Nah, so far waktu kita masuk kita juga kaget. Ternyata kita tidak mengantisipasi pasar itu subscribe over subscribe sampai 4 kali,” jelasnya.
Pada 2023 ini, Pos Indonesia melakukan perubahan logo brand menjadi PosIND. Perubahan ini untuk mempertegas bahwa layanan Pos Indonesia meninggalkan label konvensional atau old school-nya. Yang artinya tidak hanya bergerak di jasa pengiriman surat atau kurir saja.
“Harapan kami dengan perubahan logo, perbaikan service quality, implementasi digitalisasi teknologi yang semakin baik, semakin canggih, semoga apa yang sudah dilakukan Pos ini masyarakat paham dan kembali memakai service dan produk Pos Indonesia seperti di masa lalu,” tandasnya.
(poe)