Prioritaskan Keselamatan Tentara dan Warga dari Bahaya di Medan Perang

Selasa, 13 Maret 2018 - 18:20 WIB
Prioritaskan Keselamatan Tentara dan Warga dari Bahaya di Medan Perang
Prioritaskan Keselamatan Tentara dan Warga dari Bahaya di Medan Perang
A A A
HIDUP tentara di medan perang memang mempertaruhkan nyawa. Tak hanya membutuhkan keuletan dan strategi personal, mereka juga memerlukan bantuan teknologi.

Menurut President, Chairman, CEO Textron, Scott C Donnelly, pihaknya hadir untuk membantu tentara Amerika Serikat (AS) yang berperang di medan tempur di berbagai belahan dunia. Textron ingin melindungi ribuan tentara dan jutaan warga sipil dari bahaya yang mengancam. "AS dan sekutunya menghadapi ancaman dari musuh terlatih, misalnya gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Taliban, Al-Qaeda, dan lainnya," ungkap Donnelly.

Selain itu, rakyat AS juga menghadapi ancaman serangan nuklir dari Korea Utara (Korut). Ditambah lagi perseteruan dan ketegangan dengan Rusia yang terus menebar ancaman. Textron bukan hanya melindungi tentara yang bertempur. Mereka juga fokus melindungi warga sipil dengan memproduksi alat pertahanan yang melindungi populasi penduduk sipil dan musuh yang mengancam.

"Kami memproduksi Sensor Fuzed Weapon (SFW) yang bisa mendeteksi bom kecil di wilayah pertempuran. Alat itu juga bisa mendeteksi ranjau darat," papar Donnelly, dilansir Providence Journal.

Inspirasi membuat SFW itu disebabkan Textron didemo warga AS karena tidak melindungi warga sipil. Demonstrasi itu memaksa para peneliti Textron menghasilkan alat yang bukan hanya bermanfaat bagi tentara, juga warga sipil.

Donnelly bergabung dengan Textron pada Juli 2008 sebagai wakil presiden dan chief operating officer. Dia dipromosikan sebagai presiden dan chief operating officer pada Januari 2009. Sebelumnya, Donnelly merupakan presiden dan CEO General Electric (GE) Aviation, salah satu produsen pesawat komersial dan militer. Selain itu, dia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden senior dan direktur GE Global Research, organisasi riset industri paling beragam dan terbesar di dunia.

Melansir Reuters, Donnelly bergabung dengan GE pada 1989 sebagai Manajer Electronics Design Engineering untuk Ocean Systems Division GE di Syracuse, New York. Pria berkebangsaan AS itu pernah menjabat berbagai jabatan di perusahaan tersebut, termasuk posisi manajemen, teknisi di divisi Martin Marietta GE di Australia dan Amerika Serikat.

Pada 1995, Donnelly dipindah ke Industrial Control Systems GE dan menjabat berbagai posisi. Dia ditunjuk sebagai wakil presiden GE pada 1997 dan bertanggung jawab untuk Global Technology Operations di GE Healthcare. Donnelly meraih gelar sarjana listrik dan teknik komputer dari Universitas Colorado di Boulder. Dia juga menjabat sebagai Dewan Direksi Medtronic plc dan the National Air dan Space Museum. Pria kelahiran 1961 itu juga menjadi dewan penyantun Universitas Bryant.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9043 seconds (0.1#10.140)