Dirut BEI: Pemerintah Tolong Perhatikan Pasar Saham

Kamis, 26 April 2018 - 21:27 WIB
Dirut BEI: Pemerintah Tolong Perhatikan Pasar Saham
Dirut BEI: Pemerintah Tolong Perhatikan Pasar Saham
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih memperhatikan pasar saham. Salah satunya dengan tidak memberi cuti Lebaran lama-lama karena akan membuat ketidakpastian bagi investor.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyampaikan, adanya cuti Lebaran panjang akan membuat perdagangan di BEI akan terhenti hampir dua pekan. Dengan ini, diyakini banyak investor yang menghindari ketidakpastian melalui aksi jual besar-besaran sebelum periode tersebut.

"Tolong perhatikan pasar, bukan bicara cuti masalah hak asasi. Kalau bisa bursa masuk rekor dunia dengan tutup dua pekan, saya enggak bayangkan investor akan bilang ini ketidakpastian, bakal jual," ujarnya di Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Tito menyampaikan, fundamental ekonomi Indonesia masih bagus dengan segala pembangunan infrastruktur yang dilakukan. Sayangnya pemerintah di sini kurang memberikan informasi ke investor.

"Menarik antusias ke market itu yang kami minta. Sebenarnya pemerintah bagus dengan membangun infrastruktur. Tapi soal membuka tenaga kerja banyak belum (disampaikan). Jadi kami minta berita bagus banyak, ini belum di public relation-kan," katanya.

Sementara dari sisi pasar modal sendiri, Tito menambahkan, BEI memiliki total saham yang aktif diperdagangkan sebanyak 85%, lebih besar dari Singapura 65%. Meski ada naik turun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kondisi emiten masih dalam kategori bagus.

Jumlah frekuensi transaksi perdagangan di BEI tahun lalu sudah mencapai 380 ribu, naik dibanding tahun sebelumnya 320 ribu. Tahun ini, kata Tito, malah lebih baik lagi.

"Hari ini 430 ribu kali, empat kali Singapura. Dan yang kita diperdagangkan banyak dan sangat aktif," pungkasnya.

Adapun jumlah perusahaan yang membayar dividen juga meningkat, dari 178 perusahaan pada 2015, naik menjadi 198 perusahaan pada 2016 dan terakhir 205 perusahaan pada 2017. Rata-rata yield dividen pun ikut meningkat dari 2,15% pada 2015, 2,56% pada 2016 dan 3% pada 2017.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9545 seconds (0.1#10.140)