Bank Jatim Ajukan KUR Rp200 Miliar ke Kemenkop UKM

Selasa, 26 Juni 2018 - 15:40 WIB
Bank Jatim Ajukan KUR Rp200 Miliar ke Kemenkop UKM
Bank Jatim Ajukan KUR Rp200 Miliar ke Kemenkop UKM
A A A
SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mengajukan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) senilai Rp200 miliar. Pengajuan KUR ini merupakan bagian dari upaya intermediasi dalam menggerakkan ekonomi daerah.

Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso berharap persetujuan dari pemerintah sudah bisa diperoleh pada triwulan III/2018. Dengan begitu, Bank Jatim bisa secepatnya menyalurkan KUR pada masyarakat. Pengajuan KUR ini juga dikarenakan plafon untuk program loan agreement (perjanjian pemberian pinjaman) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sudah habis. Total dana program loan agreement ini mencapai Rp400 miliar dan sudah disalurkan Rp365 miliar.

"Loan agreement tidak hanya menyasar sektor primer, tapi juga sekunder," katanya seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kantor Pusat Bank Jatim Jalan Basuki Rahmat, Selasa (26/6/2018).

Bank Jatim tidak lagi mengajukan penambahan dana Loan Agreement ke Pemprov Jatim lantaran akan ada pergantian kepemimpinan di provinsi ini. Program loan agreement digagas oleh Gubernur Jatim Soekarwo dalam rangka memperkuat sektor UMKM di Jatim. UMKM menjadi perhatian utama karena sektor ini berkontribusi sekitar 55% dari produk domestik regional bruto (PDRB) Jatim.

"Kami tidak lagi mendapat dana KUR sejak tahun 2014. Dengan pengajuan KUR ini, kami akan sangat hati-hati dalam menyalurkan kredit. Sasarannya adalah usaha yang sudah mapan," imbuh Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha.

Terkait kinerja bank berkode BJTM tersebut, per Mei 2018, laba bersih yang sudah diraih sebesar Rp612,10 miliar. Total aset yang berhasil dibukukan selama periode tersebut mencapai Rp59,82 triliun atau tumbuh 10,10% dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Untuk penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), mencapai 49,52 triliun atau tumbuh 9,69% yoy. Sedangkan penyaluran kredit mencapai Rp32,14 triliun, atau tumbuh 6,73%.

"Kredit memang agak melambat, terutama dari sektor korporasi. Tapi dari sektor usaha kecil cukup bertumbuh," kata Soeroso.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8049 seconds (0.1#10.140)