Penguatan Dolar Tertahan, Rupiah Malah Menyusut di Akhir Sesi

Senin, 16 Juli 2018 - 16:04 WIB
Penguatan Dolar Tertahan, Rupiah Malah Menyusut di Akhir Sesi
Penguatan Dolar Tertahan, Rupiah Malah Menyusut di Akhir Sesi
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore, Senin (16/7/2018) ditutup menyusut setelah sebelumnya sempat memperlihatkan sinyal perbaikan. Kejatuhan mata uang Garuda terjadi justru saat USD sedikit terbebani.

Menurut data Bloomberg, rupiah pada sesi perdagangan sore berada di level Rp14.394/USD atau tidak lebih baik dibandingkan akhir pekan kemarin pada posisi Rp14.378/USD. Sepanjang hari ini tercatat rupiah bergerak pada kisaran harian Rp14.387 hingga Rp14.416/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah sore ini masih terbebani pada posisi Rp14.390/USD. Posisi mata uang Garuda masih tak berdaya bila dibandingkan sesi pagi yang bertengger di level Rp14.380/USD.

Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, hari ini tertahan pada tren pelemahan di level Rp14.396/USD. Posisi ini menunjukkan rupiah terkapar dibandingkan posisi penutupan akhir pekan kemarin Rp14.358/USD.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi akhir perdagangan mencoba kembali pulih menjadi Rp14.373/USD atau sedikit membaik dibanding penutupan sebelumnya Rp14.380/USD. Rupiah bergerak pada level Rp14.373-Rp14.416/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters pada perdagangan Senin, penguatan dolar tertahan setelah mencatat kenaikan mingguan terbesar dalam satu bulan. Kekhawatiran rebound ekonomi diyakini kemungkinan memudar telah mendorong kehati-hatian.

Terhadap enam mata uang utama rival USD, greenback turun 0,2% menjadi 94,60 setelah naik 0,7% pekan lalu atau menjadi penguatan mingguan terbesar sejak pertengahan Juni. Sementara euro naik tipis 0,1% di awal perdagangan menjadi 1,1698 terhadap USD setelah melemah setengah persen pekan lalu.

Sebuah rebound kuat dalam data ekonomi AS pada kuartal kedua dan ancaman proteksionisme perdagangan telah mendorong kenaikan hampir 6% pada greenback selama tiga bulan terakhir. Tetapi kekhawatiran bahwa rebound ekonomi kemungkinan memudar mendorong beberapa investor untuk hati-hati tentang dolar.

Sementara perekonomian China tumbuh lebih lambat pada kuartal kedua karena upaya Beijing untuk menahan aktivitas utang, sementara pertumbuhan output pabrik Juni melemah ke level terendah dalam dua tahun. Hal itu menjadi sinyal mengkhawatirkan bagi investasi dan eksportir ketika perang dagang dengan Amerika Serikat semakin meningkat.

Dolar Australia naik 0,2% lebih tinggi pada posisi 0,7433 terhadap USD. Dalam hal data ekonomi, paparan kinerja semester tahun ini oleh Federal Reserve AS tentang ekonomi dan kebijakan moneter sebelum Komite Perbankan Senat pada hari Selasa akan sangat diperhatikan oleh investor.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3883 seconds (0.1#10.140)