Tetangga RI Ini Diramal Akan Alami Lonjakan Kekayaan pada Dekade Mendatang

Rabu, 21 Februari 2024 - 16:45 WIB
loading...
Tetangga RI Ini Diramal...
Vietnam diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan sebesar 125% selama 10 tahun ke depan. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Firma intelijen kekayaan global New World Wealth dan penasihat migrasi investasi Henley & Partners memprediksi Vietnam akan mengalami lonjakan pertumbuhan kekayaan yang paling tajam dalam dekade mendatang, seiring dengan semakin kukuhnya status negara itu sebagai pusat manufaktur global.

Analis New World Wealth Andrew Amoils seperti dilansir CNBC mengatakan bahwa salah satu negara anggota ASEAN ini diperkirakan akan mengalami peningkatan kekayaan sebesar 125% selama 10 tahun ke depan. Menurut analisis perusahaan, ini akan menjadi peningkatan kekayaan terbesar di antara negara mana pun dalam hal PDB per kapita dan jumlah jutawan.

"Vietnam adalah basis manufaktur yang semakin populer bagi perusahaan teknologi, otomotif, elektronik, pakaian dan tekstil multinasional," kata Amoils. India, yang diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027, menempati posisi kedua dengan perkiraan pertumbuhan kekayaan sebesar 110%.

Vietnam, yang merupakan rumah bagi 19.400 jutawan dan 58 centimiliuner, dianggap sebagai negara yang relatif aman dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia-Pasifik, yang memberikan insentif tambahan bagi perusahaan untuk mendirikan operasi manufaktur di negara tersebut.



Lokasi strategis Vietnam yang berbatasan dengan China dan dekat dengan jalur perdagangan maritim utama – biaya tenaga kerja yang rendah, serta infrastruktur yang mendukung ekspor negara tersebut, semuanya telah mengubah Vietnam menjadi tujuan utama investasi internasional.

Pertumbuhan PDB Vietnam pada tahun 2023 melambat menjadi 5,05% dibandingkan dengan ekspansi sebesar 8,02% pada tahun 2022 karena melemahnya permintaan global dan terhentinya investasi publik. Manufaktur tercatat menyumbang seperempat dari PDB negara tersebut. Menurut data dari Bank Dunia, sepuluh tahun yang lalu PDB per kapita Vietnam adalah sekitar USD2.190. Angka itu kemudian meningkat hampir dua kali lipat menjadi USD4.100.

"Vietnam berkembang pesat dan sebagian besar penduduknya merasakan manfaatnya," kata Kepala Investasi VinaCapital Group Andy Ho.

Vietnam, lanjut dia, juga mendapat keuntungan dari ketegangan perdagangan AS-China yang sedang berlangsung, dengan banyaknya perusahaan multinasional yang melakukan diversifikasi manufaktur ke Vietnam sebagai bagian dari strategi "China plus satu", dan secara konsisten terdapat investasi asing langsung yang kuat dari perusahaan-perusahaan multinasional.



Penanaman modal asing (FDI) ke Vietnam tercatat naik 32% dari tahun sebelumnya pada tahun 2023. Investasi asing tersebut menghasilkan lapangan kerja dengan upah yang layak dan memungkinkan jutaan orang Vietnam meningkatkan kualitas hidupnya."Kisah pertumbuhan Vietnam didorong oleh industrialisasi yang didorong oleh ekspor, didorong oleh tiga gelombang investasi asing langsung selama tiga dekade terakhir, dan negara ini berada di ambang gelombang keempat," kata Ekonom dan Asisten Wakil Presiden Maybank Brian Lee.

Terkait perkembangan tersebut, ada sejumlah kendala yang mungkin dapat menghambat percepatan pertumbuhan Vietnam. Salah satunya, tenaga kerja di negara ini akan memerlukan lebih banyak pelatihan untuk memenuhi tuntutan kegiatan produksi yang padat keterampilan dan kompleks.

Kemudian, sambung Ho, resesi global yang berkepanjangan juga dapat berdampak pada permintaan konsumen di pasar negara maju, yang pada gilirannya mempengaruhi sektor manufaktur dan ekspor Vietnam. Selanjutnya, devaluasi tajam terhadap mata uang juga dapat menjadi penghambat.

Kendati demikian, Ho meyakini Vietnam akan mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. "Dibutuhkan banyak hal untuk menggagalkan negara ini dari jalur pertumbuhannya saat ini," tandasnya.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)