Pacu Ekonomi Kreatif Menuju Pasar Wisata Dunia

Kamis, 16 Agustus 2018 - 12:38 WIB
Pacu Ekonomi Kreatif Menuju Pasar Wisata Dunia
Pacu Ekonomi Kreatif Menuju Pasar Wisata Dunia
A A A
Kabupaten Wonosobo yang terletak persis di tengah Pulau Jawa memiliki eksotisme alam dan kekayaan seni budaya nan atraktif.

Berada di ketinggian antara 200 hingga 2.300 meter di atas permukaan laut, kabupaten yang dipimpin Bupati Eko Purnomo SE,MM bersama Wakil Bupati Ir Agus Subagiyo, MSi ini tengah berupaya menggenjot segenap potensi pariwisata. Tekad utamanya adalah menumbuhkan perekonomian masyarakat.

Setidaknya ada enam objek wisata unggulan daerah, yakni Dieng, Sin doro Sum bing, Panto Domas Sapuran, Serayu serta Winong sari Kaliwiro yang tengah di kembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo. Tak hanya itu, potensi desa-desa wisa taserta tumbuhnya industri ekonomi kreatif juga didorong agar sektor pariwisata di daerah dengan city branding “The Soul of Java” ini kian mendunia.

Diluncurkannya Wonosobo Ekonomi Kreatif (Wekraf) baru-baru ini, membuktikan komitmen Pemerintah Kabupaten untuk mewadahi para kreator yang kelak bakal menjadi salah satu motor penggerak perekonomian dan membentuk zona Wonosobo Ekonomi Kreatif.

“Wekraf yang di inisiasi Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif Disparbud, saya nilai bagus karena nantinya akan dapat menampung sekaligus menggerakkan para pelaku ekonomi kreatif,” tutur Bupati Eko Purnomo. Bergeraknya para pelaku ekonomi kreatif di Wonosobo diyakini Bupati akan mampu memajukan ekonomi daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ke depan, Eko bertekad Pemkab Wonosobo akan terus berupaya mendorong agar industri kreatif kian tumbuh dan berkembang. Hal ini tercermin dari arah kebijakan, komitmen dan fokus pada upaya-upaya meningkatkan geliat pariwisata, seni dan budaya. Rencana induk dan arah pengembangan pariwisata Wonosobo dalam upaya pengembangan sektor ekonomi kreatif masuk dalam enam arah kebijakan dan rencana strategis.

Sasaran dari pengembangan ekonomi kreatif, menurutnya adalah meningkatnya jumlah komunitas kreatif dan jumlah orang kreatif di Kabupaten Wonosobo. Sementara, untuk strateginya adalah dengan upaya memfasilitasi proses kreasi, usaha kreatif sepanjang rantai produksi, serta memperluas pasar produk kreatif Wonosobo.

Seiring tuntutan wisatawan yang kini mulai mengarah ke destinasi wisata alam, pihaknya terus bergerak mendorong desa-desa untuk berbenah demi optimalisasi potensi alam mereka. Sampai saat ini ada 22 desa yang tengah mengembangkan potensi wisata alamnya.

Guna memfasilitasi hal tersebut telah digelar festival desa wisata tingkat kabupaten akhir tahun lalu di Anggrung Gondok, Desa Reco Kecamatan Kertek, yang merupakan pintu gerbang Kabupaten Wonosobo dari arah Temanggung. Festival tersebut cukup banyak menarik perhatian, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang turut hadir dan meyampaikan apresiasi positif.

“Banyak desa di Wonosobo yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata, sehingga selayaknya kita berikan media untuk promosi agar semakin dikenal parawisatawan,” tandasnya.

Langkah lain yang tidak kalah strategis dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Wonosobo adalah pembenahan infrastruktur, terutama akses jalan menuju objek wisata. Wisatawan membutuhkan kemudahan akses menuju destinasi yang mereka tuju sebagai tempat rekreasi dan relaksasi diri. Dalam hal pembenahan sarana infrfstruktur pariwisata, dukungan publik di era kepemimpinan Eko juga mulai terlihat.

Warga masyarakat Desa Mlandi, Kecamatan Garung misalnya, bisa menjadi salah satu contoh konkret bahwa keinginan untuk memajukan pariwisata di W onosobo telah sampai ke desa-desa. Tak kurang dari 377 warga Desa Mlandi, Kecamatan Garung yang terkena imbas pembangunan jalan alternatif menuju dataran tinggi Dieng mengikhlaskan tanah mereka tanpa meminta ganti rugi.

Kepala Desa Mlandi Budi Irawan menyebut hal itu tak lepas dari keinginan warga untuk membantu Pemerintah Kabupaten merealisasikan jalur wisata alternatif menuju Dieng, sehingga ke depan efek positif dari hidupnya jalur tersebut dapat dirasakan masyarakat. “Kalau secara luas, bidang tanah yang di hibahkan tersebut masih ada di BPN, hanya saja untuk panjangnya kurang lebih mencapai 3,4 kilometer,” ungkap Budi.

Kepada para warga yang merelakan tanah mereka untuk pembangunan jalan, Pemkab Wonosobo memang memberikan apresiasi berupa piagam penghargaan, dan potongan biaya penerbitan sertifikat. Rencana pembangunan jalan Rake Panangkaran untuk membuka jalur alternatif wisata menuju Dieng juga masuk anggaran Dana Alokasi Khusus Tahun 2018 sebesar Rp18 Miliar.

“Pada 2017 sudah dilaksanakan kegiatan peningkatan jalan PLN Dieng Wetan senilai Rp12 miliar untuk pekerjaan pengaspalan jalan, 1,15 km, perkerasan pelebaran jalan, 4,5 km, dan pembuatan saluran senderan seluas 6.000 meter kubik,” beber Kepala DPU Widi Purwanto.

Dukungan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonosobo, juga datang dari konsistensi serta komitmen para pelaku usaha miko kecil dan menengah (UMKM), yang selama ini terus berinovasi dengan kreasikreasi baru untuk menarik minat wisatawan.
Disperindagkop di ba wah arahan Bupati Wonosobo Eko Purnomo telah memfasilitasi sertifikasi kepada lebih dari 80 pelaku UKM. Tahun ini, tak kurang dari 150 pelaku UMKM diusulkan untuk memperoleh sertifikat seperti hak cipta produk, sertifikasi halal, hingga pengakuan ISO. Berkat kerja sama dan koordinasi lintas sektor itulah, sejumlah prestasi di bidang kepariwisataan akhirnya berhasil di torehkan oleh Pemkab Wonosobo.

Anugerah Pesona Indonesia pada medio 2016 menjadi salah satu bukti pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata benar-benar mengapresiasi Wonosobo. Penghargaan lain, di antaranya adalah trophi juara ketiga parade seni tingkat Jawa Tengah dan juara kedua festival kesenian tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4019 seconds (0.1#10.140)