Erick Thohir Beberkan Alasan Pemerintah Tak Naikkan Harga BBM Pertamina

Senin, 04 Maret 2024 - 15:52 WIB
loading...
Erick Thohir Beberkan...
Menteri BUMN Erick Thohir. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasan pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina. Dia mengungkapkan harga BBM Pertamina tidak naik untuk menjaga ekonomi rakyat di tengah kenaikan harga pangan.

"Jadi sementara belum ada keputusan mengenai BBM itu. Jadi BBM kita jaga hari ini untuk memastikan ekonomi rakyat tetap tumbuh. Beban di rakyat hari ini kita harus jaga. Jadi kebijakannya seperti itu," ujar dia saat ditemui di Gedung BPKP, Jakarta, Senin (4/3/2024).



Erick menyebut langkah menahan harga BBM non subsidi, misalnya Pertamax 92 di level Rp12.950 per liter, supaya tidak ada beban tambahan yang dirasakan masyarakat sehingga roda perekonomian bisa tetap berputar.

Pertamina mematok harga BBM non subsidi periode Maret 2024 sama dengan bulan sebelumnya atau tidak mengalami kenaikan. Misalnya untuk Pertamax sebesar Rp12.950 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Pertamax Green Rp13.900 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, serta Pertamina Dex Rp15.100 per liter.

Padahal, badan usaha lain telah menaikkan harga BBM, misalnya Shell yang mematok harga Shell Super sebesar Rp14.530 per liter atau naik dari Rp13.540 per liter, serta Shell V-Power yang naik dari Rp14.380 per liter menjadi Rp15.370 per liter.



Sebelumnya, saat menjelang pemilu atau awal Februari 2024 BUMN minyak dan gas bumi (migas) itu juga memutuskan untuk tidak menaikkan harga BBM non subsidi.

"Kita coba jaga supaya jangan masyarakat terbawa, terkena dampak, ini yang kita lagi coba seimbangkan dan kita yakin tentu kita tetap jaga inflasi dan jaga pertumbuhan ekonomi," kata dia.

Sebagai informasi, Pertamina tidak melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi sejak awal Februari 2024. Kendati, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan, dimana harga minyak Brent untuk kontrak bulan April bertambah 64 sen atau 0,77 persen, menjadi USD 83,67 per barel.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1364 seconds (0.1#10.140)