Rupiah Terperosok ke Rp15.025, Terburuk Sejak 20 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di pasar spot, Selasa (2/10/2018) jatuh 114 poin atau 0,77% ke level Rp15.025 per USD. Awal perdagangan, mata uang NKRI di indeks Bloomberg dibuka melemah 35 poin menjadi Rp14.945 per USD berbanding Senin di Rp14.910 per USD.
Senada, rupiah di data Yahoo Finance melorot 115 poin atau 0,77% ke level Rp15.020 per USD, dibanding level Rp14.905 per USD di Senin kemarin.
Kurs rupiah yang tembus lebih dari Rp15.000 per USD, lebih buruk dari krisis keuangan Asia Juli 1998 yang jatuh di Rp15.009 per USD. Ini merupakan level terlemah dalam 20 tahun. Rupiah pun sudah jatuh lebih dari 9% sejak tahun ini.
Kejatuhan rupiah disebabkan sentimen buruk terhadap pasar negara-negara berkembang dan kekhawatiran tentang defisit neraca transaksi berjalan yang semakin melebar.
Mata uang NKRI merosot kendati Bank Indonesia (BI) sudah melakukan intervensi di pasar finansial dan meningkatkan suku bunga hingga lima kali sejak Mei untuk menurunkan aksi jual. Sentimen pada rupiah sebagai aset kian memburuk karena CAD Indonesia yang terus melebar membuat Indonesia dinilai lebih rentan pada kekacauan finansial global seperti yang sebelumnya sudah terjadi di Turki dan Argentina.
"Kelemahan rupiah karena sentimen buruk yang berputar di pasar negara berkembang dan kerentangan Indonesia sendiri," ujar Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia Pte di Singapura seperti dilansir Bloomberg, Selasa (2/10/2018).
Anjloknya rupiah membuat saham-saham perbankan rontok, sehingga menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Selasa ini jatuh 23,71 poin atau 0,40% ke level 5.920,89.
Dari 506 saham yang diperdagangkan di bursa, 208 tertekan, 145 tetap dan 153 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp4,18 triliun dari 6,99 miliar lembar saham. Adapun transaksi bersih asing Rp97,21 miliar, dengan aksi beli asing Rp1,02 triliun berbanding Rp926,52 miliar.
Senada, rupiah di data Yahoo Finance melorot 115 poin atau 0,77% ke level Rp15.020 per USD, dibanding level Rp14.905 per USD di Senin kemarin.
Kurs rupiah yang tembus lebih dari Rp15.000 per USD, lebih buruk dari krisis keuangan Asia Juli 1998 yang jatuh di Rp15.009 per USD. Ini merupakan level terlemah dalam 20 tahun. Rupiah pun sudah jatuh lebih dari 9% sejak tahun ini.
Kejatuhan rupiah disebabkan sentimen buruk terhadap pasar negara-negara berkembang dan kekhawatiran tentang defisit neraca transaksi berjalan yang semakin melebar.
Mata uang NKRI merosot kendati Bank Indonesia (BI) sudah melakukan intervensi di pasar finansial dan meningkatkan suku bunga hingga lima kali sejak Mei untuk menurunkan aksi jual. Sentimen pada rupiah sebagai aset kian memburuk karena CAD Indonesia yang terus melebar membuat Indonesia dinilai lebih rentan pada kekacauan finansial global seperti yang sebelumnya sudah terjadi di Turki dan Argentina.
"Kelemahan rupiah karena sentimen buruk yang berputar di pasar negara berkembang dan kerentangan Indonesia sendiri," ujar Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia Pte di Singapura seperti dilansir Bloomberg, Selasa (2/10/2018).
Anjloknya rupiah membuat saham-saham perbankan rontok, sehingga menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Selasa ini jatuh 23,71 poin atau 0,40% ke level 5.920,89.
Dari 506 saham yang diperdagangkan di bursa, 208 tertekan, 145 tetap dan 153 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp4,18 triliun dari 6,99 miliar lembar saham. Adapun transaksi bersih asing Rp97,21 miliar, dengan aksi beli asing Rp1,02 triliun berbanding Rp926,52 miliar.
(ven)