Tak Hanya Kenalkan Tuna Indonesia, Aruna Ramaikan SENA 2024 di Boston

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:34 WIB
loading...
Tak Hanya Kenalkan Tuna Indonesia, Aruna Ramaikan SENA 2024 di Boston
Ekspansi komoditas dan pasar ke AS, Aruna bersama Asosiasi Perikanan Pole & Line and Handline Indonesia (AP2HI) meramaikan Seafood Expo North America (SENA) 2024 di Boston-Amerika Serikat. Foto/Dok
A A A
BOSTON - Indonesia merupakan negara penghasil tuna terbesar di dunia. Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP) menyebutkan bahwa volume ekspor komoditas tuna-tongkol-cakalang (TTC) ke China pada 2023 meningkat sebesar 518,4%.



Ekspor untuk komoditas produk tersebut meliputi potongan daging tanpa tulang (filet) beku, utuh beku, dan segar dingin. Sejalan dengan program KKP di tahun 2024 ini, yakni Pencanangan Tahun Tuna, industri perikanan Indonesia mampu mengoptimalkan dan memperluas pangsa pasar untuk jenis komoditas tersebut, baik di pasar global dan domestik.

“Kami berharap di tahun tuna ini, produksi tuna semakin mendapatkan pasar yang lebih luas, baik di luar maupun di dalam negeri. Ini pemikiran kita, jadi kita berharap semoga tahun tuna ini semakin menumbuhkan geliat pasar tuna di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo.



Dalam rangka melakukan ekspansi komoditas dan pasar ke Amerika Serikat, Aruna bersama Asosiasi Perikanan Pole & Line and Handline Indonesia (AP2HI), difasilitasi oleh KKP, turut serta meramaikan Seafood Expo North America (SENA) 2024 di Boston-Amerika Serikat pada 10-12 Maret 2024.

SENA adalah pameran seafood terbesar di Amerika Utara dan merupakan acara tahunan yang dihadiri oleh ribuan pembeli dan pemasok dari seluruh dunia, mulai dari importir, eksportir, grosir, restoran, supermarket, hotel, hingga perusahaan ritel dan jasa makanan lainnya.

Pada pameran SENA tahun 2024, dengan mengusung tema "Indonesian Tuna", Aruna melihat bahwa kegiatan impor ikan tuna ke Amerika Serikat akan meningkat secara signifikan di masa depan, mengingat peningkatan popularitas makanan laut yang didorong oleh kepraktisan ikan tuna, yang juga dapat disajikan sebagai berbagai macam hidangan. Permintaan yang meningkat juga berasal dari konsumen yang sadar akan kesehatan dan manfaat dari memakan makanan laut.

Sejalan dengan SEA for All Commitment 2030 yang Aruna luncurkan beberapa waktu lalu, pada pameran ini, Aruna juga mengampanyekan penangkapan tuna yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penurunan produksi tuna dalam negeri karena overfishing dan masalah lingkungan.

Selama pameran berlangsung, Aruna bersama AP2HI juga memperkenalkan teknologi traceability kepada para pengunjung dan mengajak mereka untuk melakukan uji coba teknologi traceability produk tuna yang berasal dari Indonesia.

Selain itu, kapal untuk nelayan tuna Aruna juga telah memiliki sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC) Fisheries. Hal ini kemudian menjadi salah satu keunggulan dari tuna Aruna. Sebagai informasi, MSC sertifikasi sendiri merupakan sertifikat bergengsi untuk sustainable fisheries, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk di pasar.

“Kami melihat bahwa sampai saat ini, Indonesia mendominasi produksi ikan tuna secara global dengan pangsa produksi sebesar 15%. Keunggulan negara kita terletak pada posisi geografisnya yang terletak di Samudera Hindia dan Pasifik, yang tentu kaya akan stok tuna," ujar Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty.

"Hal ini didukung kebijakan pemerintah yang memberikan insentif bagi nelayan dan industri pengolahan. Dengan 180 supply hub dari 31 provinsi di Indonesia dan teknologi traceability yang dimiliki Aruna, kami optimis mampu menangkap dan memproduksi tuna secara berkelanjutan dan menghasilkan berbagai produk tuna yang dapat diekspor ke pasar internasional,” sambungnya.

Tak hanya hadir mengikuti pameran saja, mini talkshow juga diikuti oleh Aruna bersama KKP, AP2HI, dan mitra bisnis lainnya. Adapun, salah satu topik pembahasannya ialah “Social Aspect in Small-Scale Fisheries”.

Penekanan talkshow tersebut fokus pada bagaimana perikanan skala kecil tidak hanya berdampak bagi ekonomi, tetapi juga signifikan secara sosial, berkontribusi pada mata pencaharian, ketahanan pangan, warisan budaya, dan kohesi masyarakat di komunitas pesisir.

Diikuti juga dengan pemaparan tentang dinamika sosial yang beragam, serta interaksi pemangku kepentingan yang turut mempromosikan pembangunan yang inklusif, berkelanjutan, dan memberdayakan nelayan dan komunitas pesisir.

Harapannya, melalui pameran SENA 2024 ini, peluang akses pasar tuna tidak hanya terbuka di Amerika, tetapi juga di pasar Eropa, Jepang, dan Timur Tengah. Selain itu, produk perikanan Indonesia pun diharapkan tetap menjadi pemain utama di industri tuna global.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2225 seconds (0.1#10.140)