Harga Minyak Mentah Dunia Dekati Rekor Tertinggi, Brent Tembus USD91,14 per Barel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak dunia memperpanjang tren kenaikan pada perdagangan, Jumat (5/4/2024) menuju pekan kedua secara beruntun, ditopang oleh ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Sentimen lain datang dari kekhawatiran atas pengetatan pasokan, dan optimisme tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar global seiring membaiknya ekonomi.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada hari ini naik 49 sen atau 0,5% menjadi USD91,14 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di posisi USD86,96 per barel, dimana tercatat naik 37 sen yang setara 0,4%.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia itu menetap di level tertinggi sejak Oktober pada hari Kamis.
"Harga minyak terlihat akan naik terus dalam jangka pendek dengan latar belakang ekonomi yang lebih positif bergabung dengan ketatnya pasokan yang sedang berlangsung dan meningkatnya risiko geopolitik," kata analis ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam sebuah catatan.
Pihak bank menaikkan target harga 3 bulan untuk Brent menjadi USD95 per barel.
Brent dan WTI terpantau mencatat kenaikan lebih dari 4% minggu ini, naik untuk minggu kedua berturut-turut, setelah produsen OPEC terbesar ketiga Iran bersumpah membalas dendam terhadap Israel atas serangan yang menewaskan petinggi militer Iran.
Sementara itu Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada hari Senin.
Di sisi lain serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang di Rusia mungkin telah mengganggu lebih dari 15% kapasitas Rusia, kata seorang pejabat NATO pada hari Kamis. Dimana serangan tersebut menjadi pukulan telak bagi produksi bahan bakar di Rusia.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau dikenal sebagai OPEC +, minggu ini mempertahankan kebijakan pasokan minyak mereka tidak berubah. Selain itu menekankan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi.
"Tindakan keras lebih lanjut pada kepatuhan terhadap kuota akan melihat output turun lebih jauh di Q2," kata analis ANZ.
"Prospek pasar yang lebih ketat harus melihat adanya penarikan persediaan selama kuartal kedua," sambungnya.
Pasokan minyak juga telah diperketat secara global setelah Meksiko dan Uni Emirat Arab memangkas ekspor. xIni terjadi di tengah pertumbuhan permintaan minyak global yang solid sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama, diungkap analis JP Morgan dalam sebuah catatan.
Harga minyak dunia mendekati level tertinggi, dimana data Data Intercontinental Exchange (ICE) menunjukkan bahwa Brent terakhir diperdagangkan di atas level saat ini yakni pada Juni 2022 (USD98,460 per barel pada 28 Juni 2022). Kondisi tersebut terjadi selama tahap awal sanksi Barat terhadap Rusia, pengekspor minyak utama, atas konflik Ukraina.
Kenaikan harga minyak mentah juga didukung oleh pengurangan produksi OPEC+, data ekonomi yang kuat dari China, dan ekspektasi ekonom tentang defisit global tahun ini.
Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada hari ini naik 49 sen atau 0,5% menjadi USD91,14 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di posisi USD86,96 per barel, dimana tercatat naik 37 sen yang setara 0,4%.
Kedua tolok ukur harga minyak dunia itu menetap di level tertinggi sejak Oktober pada hari Kamis.
"Harga minyak terlihat akan naik terus dalam jangka pendek dengan latar belakang ekonomi yang lebih positif bergabung dengan ketatnya pasokan yang sedang berlangsung dan meningkatnya risiko geopolitik," kata analis ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam sebuah catatan.
Pihak bank menaikkan target harga 3 bulan untuk Brent menjadi USD95 per barel.
Brent dan WTI terpantau mencatat kenaikan lebih dari 4% minggu ini, naik untuk minggu kedua berturut-turut, setelah produsen OPEC terbesar ketiga Iran bersumpah membalas dendam terhadap Israel atas serangan yang menewaskan petinggi militer Iran.
Sementara itu Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada hari Senin.
Di sisi lain serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang di Rusia mungkin telah mengganggu lebih dari 15% kapasitas Rusia, kata seorang pejabat NATO pada hari Kamis. Dimana serangan tersebut menjadi pukulan telak bagi produksi bahan bakar di Rusia.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau dikenal sebagai OPEC +, minggu ini mempertahankan kebijakan pasokan minyak mereka tidak berubah. Selain itu menekankan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi.
"Tindakan keras lebih lanjut pada kepatuhan terhadap kuota akan melihat output turun lebih jauh di Q2," kata analis ANZ.
"Prospek pasar yang lebih ketat harus melihat adanya penarikan persediaan selama kuartal kedua," sambungnya.
Pasokan minyak juga telah diperketat secara global setelah Meksiko dan Uni Emirat Arab memangkas ekspor. xIni terjadi di tengah pertumbuhan permintaan minyak global yang solid sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama, diungkap analis JP Morgan dalam sebuah catatan.
Harga minyak dunia mendekati level tertinggi, dimana data Data Intercontinental Exchange (ICE) menunjukkan bahwa Brent terakhir diperdagangkan di atas level saat ini yakni pada Juni 2022 (USD98,460 per barel pada 28 Juni 2022). Kondisi tersebut terjadi selama tahap awal sanksi Barat terhadap Rusia, pengekspor minyak utama, atas konflik Ukraina.
Kenaikan harga minyak mentah juga didukung oleh pengurangan produksi OPEC+, data ekonomi yang kuat dari China, dan ekspektasi ekonom tentang defisit global tahun ini.
(akr)