ITS: Energi Terbarukan Bisnis Masa Mendatang

Kamis, 29 November 2018 - 22:31 WIB
ITS: Energi Terbarukan Bisnis Masa Mendatang
ITS: Energi Terbarukan Bisnis Masa Mendatang
A A A
JAKARTA - Masa mendatang, energi terbarukan adalah jawaban terhadap ketimpangan neraca perdagangan nasional. Ditopang kekayaan sumber daya alam yang bisa dikonversikan menjadi energi terbarukan, Indonesia punya modal besar mengganti dominasi energi berbasis fosil.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi sepanjang 2018, baik dalam negeri maupun asing, diprediksi mencapai Rp730 triliun. Angka tersebut masih di bawah target Rp765 triliun. Sisi lain, current account deficit (CAD) terus melebar akibat defisit neraca perdagangan. Salah satu penyebabnya disumbangkan impor energi, dalam hal ini BBM. Biaya impor energi kian besar akibat pelemahan kurs rupiah sepanjang 2018.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan energi terbarukan memiliki potensi luar biasa. Bauran energi yang bersumber dari energi terbarukan saat ini sudah mencapai 13%. Pada 2025 mendatang, bauran energi dari sumber energi terbarukan bisa menyentuh 23%.

"Bisnis di masa mendatang antara lain renewable energy, ketenagalistrikan, online shopping, dan infrastruktur," kata Jonan dalam International Business Summit (IBS) 2018 diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) di Ballroom Hotel Kempinsky-Jakarta, Kamis (29/11/2018).

Dalam kegiatan bertema "Smart Investing to Accelerate Indonesia's Economic Growth: Strengthening Energy, Maritime Sector and Nurturing New Local Businesses" tersebut, Ketua Umum PP IKA ITS, Dwi Soetjipto, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang mendorong pemanfaatan energi non-fosil berupa kebijakan penggunaan B20 untuk solar.

Selain itu, pemerintah juga memikirkan pemanfaatan sumber energi terbarukan yang bisa menjangkau masyarakat luas, seperti mikro hidro, angin, dan matahari.

Menurut Dwi, pelibatan masyarakat luas dalam pengelolaan energi merupakan langkah yang tepat dan perlu didukung. "Kami menyambut baik Permen ESDM No 49 Tahun 2018 tentang penggunaan sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap oleh konsumen PLN," katanya.

Ketua Panitia, Djohan Safri, mengapresiasi para narasumber dan animo peserta IBS 2018. Karena itu, kegiatan IBS direncanakan menjadi agenda tahunan IKA ITS dengan fokus pada isu-isu yang menjadi perhatian nasional. "Ini merupakan kontribusi alumni ITS sebagai salah satu elemen bangsa untuk turut serta membangun Indonesia," ujar Djohan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0128 seconds (0.1#10.140)