Rupiah Akhir Pekan Dibuka Tergelincir, USD Kembali Menguat

Jum'at, 14 Desember 2018 - 10:51 WIB
Rupiah Akhir Pekan Dibuka Tergelincir, USD Kembali Menguat
Rupiah Akhir Pekan Dibuka Tergelincir, USD Kembali Menguat
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal perdagangan, Jumat (14/12/2018) dibuka tergelincir, setelah kemarin sempat merayap tipis untuk menjadi sinyal perbaikan. Namun pada pagi ini, rupiah akhir pekan justru terjatuh ketika dolar atau USD justru kembali menguat seiring beralihnya fokus investor.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini dibuka menyusut menjadi Rp14.538/USD . Posisi ini memperlihatkan rupiah masih rentah terhadap faktor eksternal untuk kemudian turun tipis dibandingkan kemarin Rp14.536/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah justru menjaga tren positif ke posisi Rp14.555/USD. Rupiah menunjukkan penguatan menjelang tutup tahun untuk menjadi sinyal positif agar terus di zona hijau usai kemarin parkir di level Rp14.620/USD.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi juga melemah di level Rp14.558/USD dengan pergerakan harian Rp14.490 hingga Rp14.560/USD. Peringkat tersebut menjadi sinyal terbebaninya rupiah, meski tidak terlalu besar setelah kemarin membaik Rp14.490/USD.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange merosot ke level Rp14.515/USD dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp14.496/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.513-Rp14.560/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar menguat terhadap sebagian rival utamanya pada hari Jumat karena fokus investor bergeser ke kenaikan suku bunga AS yang diperkirakan minggu depan. Meski begitu kenaikan cenderung dibatasi pada ketidakpastian yang lebih besar tentang prospek kebijakan tahun depan.

Yen Jepang sedikit menguat pada posisi 113,57 terhadap mata uang AS. Dolar sendiri telah menguat 1,2% terhadap mata uang Jepang dalam enam sesi perdagangan terakhir karena perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang membuat greenback lebih menarik daripada yen.

Dolar telah menjadi pemenang terbesar sepanjang 2018, setelah meningkat 5,3% dibanding rekan-rekannya sejauh ini di 2018. The Fed menjadi satu-satunya bank sentral utama yang menaikkan suku bunga di topang ekonomi kuat, mempercepat inflasi dan mempertahankan laba perusahaan.

Sementara Poundsterling sedikit lebih rendah pada level 1,2639 terhadap USD di awal perdagangan Asia setelah Perdana Menteri Inggris (PM) Theresa May mengajukan banding ke sesama pemimpin Uni Eropa untuk konsesi yang akan membantunya memenangkan dukungan di parlemen bulan depan.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9574 seconds (0.1#10.140)