Saham Industri Dasar dan Pertambangan Paling Kinclong di 2018

Rabu, 26 Desember 2018 - 15:57 WIB
Saham Industri Dasar dan Pertambangan Paling Kinclong di 2018
Saham Industri Dasar dan Pertambangan Paling Kinclong di 2018
A A A
JAKARTA - Indeks sektor industri dasar dan pertambangan sepanjang tahun ini mengalami kenaikan atau mendapat keuntungan paling banyak, masing-masing sebesar 16,78% dan 7,34% (year to date/ytd). Di bawahnya, indeks sektor aneka industri sebesar 3,24% dan keuangan 2,20%.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, industri dasar yang diperkuat mayoritas saham semen mampu mengalami kenaikan seiring adanya sentimen positif dari meningkatnya permintaan semen terhadap percepatan proyek pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, adanya kepastian pembayaran atas pengerjaan proyek turut menjadi sentimen positif.

"Pada akhirnya mengangkat harga sejumlah saham semen. Tidak hanya itu, sejumlah saham dari subsektor lainnya dalam industri dasar juga turut menguat antara lain sub sektor pulp and paper dan kimia," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Menurut Reza beberapa emiten yang mengalami kenaikan cukup tinggi karena adanya penilaian meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkan. Hal itu berimbas pada kinerja
perusahaannya.

Adanya proyeksi atas pertumbuhan kinerja sejumlah emiten tersebut yang dibarengi dengan maraknya berita positif terkait industrinya tentunya secara valuasi juga akan meningkat. Berujung pada reaksi pelaku pasar atas harga sahamnya yang bergerak naik.

Kondisi yang sama juga dialami indeks pertambangan, dimana sentimen pergerakan harga komoditas masih menjadi motor utama penggerak harga saham emiten tambang. Tentunya sentimen perubahan harga ini langsung dipersepsikan terhadap kinerja para emiten tersebut.

"Meski akhir-akhir ini pergerakan harga komoditas cenderung melemah karena imbas dari adanya perang dagang antara AS dan China. Sehingga, berujung pada melemahnya aktivitas manufaktur atau pabrikan di kedua wilayah," katanya.

Selain itu, ada yang dipersepsikan berkurangnya permintaan, menguatnya mata uang USD hingga penilaian terhadap harga kontak komoditas yang memasuki fase konsolidasinya setelah menguat sejak kuartal III tahun lalu. Tak ketinggalan berita terkait OPEC yang berencana melakukan perubahan kebijakannya yang dapat berimbas pada penawaran dan permintaan minyak mentah dunia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8444 seconds (0.1#10.140)