Penyitaan Aset oleh AS Dipastikan Tak Ganggu Stabilitas Keuangan Rusia

Minggu, 28 April 2024 - 08:15 WIB
loading...
Penyitaan Aset oleh...
Bank Sentral Rusia memastikan penyitaan aset yang dibekukan oleh AS dan UE tidak mengganggu stabilitas keuangan negara itu. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Penyitaan aset-aset Rusia yang dibekukan oleh Amerika Serikat (AS) dipastikan tidak mengganggu stabilitas keuangan keuangan negara tersebut. Hal itu ditegaskan Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, AS dan sekutunya telah memblokir sekitar USD300 miliar atau sekitar Rp4.800 triliun (kurs Rp16.000 per USD) aset bank sentral Rusia sebagai bagian dari sanksi terkait Ukraina, yang sebagian besar ditahan di Uni Eropa (UE).

Pada hari Rabu (24/4), Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang yang memungkinkan Gedung Putih menyita sekitar USD6 miliar aset negara Rusia yang disimpan di bank-bank AS.



"Adapun kemungkinan penyitaan emas dan cadangan devisa kami, tidak akan berdampak pada stabilitas keuangan, karena kami sudah lama menghentikan operasi dengan mereka, kami tidak menggunakannya," kata Nabiullina dalam konferensi pers, seperti dikutip Russia Today.

Bank Rusia telah mendiversifikasi cadangan devisanya selama beberapa tahun, dan saat ini menjalankan operasi dengan cadangan yang tidak terpengaruh oleh sanksi, tambahnya.

"Ini akan membantu memitigasi risiko stabilitas keuangan jika muncul, namun saat ini ancaman seperti itu belum ada," tegasnya.

Gedung Putih telah lama bersikeras menyita dana tersebut untuk membantu Ukraina dalam upaya perang melawan Rusia. Sementara itu, anggota parlemen UE, serta kepala keuangan G7, telah menyampaikan keprihatinan mendalam atas konsekuensi hukum dari setiap penyitaan aset.



Negara-negara UE, yang memegang sebagian besar dana beku Rusia, khawatir bahwa pengambilalihan dana tersebut akan memicu arus keluar investasi dan mengganggu stabilitas euro.

Nabiullina sebelumnya memperingatkan bahwa penyitaan keuntungan dari dana Rusia yang dibekukan, serta penyitaan dana itu sendiri, akan menurunkan daya tarik euro dan dolar sebagai mata uang cadangan di pasar internasional.

Moskow telah berulang kali mengatakan penyitaan aset-asetnya merupakan pencurian. Setelah DPR AS menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan penyitaan uang Rusia, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa Moskow akan segera membalas tindakan tersebut.

Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan Moskow dapat menurunkan hubungan diplomatik dengan Washington jika aset-aset tersebut disita.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1241 seconds (0.1#10.140)