Suku Bunga Naik Jadi 6,25 Persen, BI Pede Ekonomi Tetap Tumbuh di Kisaran 4,7-5,5%

Senin, 29 April 2024 - 06:44 WIB
loading...
Suku Bunga Naik Jadi 6,25 Persen, BI Pede Ekonomi Tetap Tumbuh di Kisaran 4,7-5,5%
BI tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5%, meskipun Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI-Rate 25 bps menjadi 6,25%. Foto/Dok
A A A
SAMOSIR - Bank Indonesia (BI) tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5%, meskipun Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Kenaikan suku bunga diterangkan sebagai kebijakan yang ditujukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar.



Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I dan II 2024 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2023 lalu.

"Ada beberapa dampak dari policy rate itu relatif aman, BI punya set of policy instrument. Stance BI tidak hanya dilihat dari kebijakan soal moneternya saja, kenapa suku bunga kita optimis? Karena nilai tukar untuk memperkuat stabilitas, policy rate untuk stabilkan nilai tukar," jelas Juli dalam diskusi Perkembangan Ekonomi Terkini dan Respon Bauran Kebijakan BI, Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4/2024).



Selain itu, menurutnya kenaikan suku bunga atau BI Rate juga sebagai langkah pre-emptive antisipasi untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan, serta kebijakan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

Optimisme pertumbuhan ekonomi juga sejalan dengan permintaan domestik yang kuat dari konsumsi rumah tangga sepanjang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

"Kita harapkan dorongan dari permintaan domestik. Konsumsi masih kuat meskipun historisnya memang relatif lebih rendah, namun sudah mulai ada perbaikan,” katanya.

Di sisi lain, Juli menyampaikan investasi sendiri lebih tinggi ditopang oleh berlanjutnya permintaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di sejumlah daerah dan berkembangnya properti swasta sebagai dampak positif dari insentif pemerintah sehingga akan mendorong ekonomi ke depan.

"Sementara itu, investasi bangunan kita memperkirakan akan tumbuh lebih baik sehingga akan mendorong ekonomi ke depan," ujar Juli.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1147 seconds (0.1#10.140)