Rupiah Ditutup Melemah Lagi, Kini Tembus Rp16.259 per USD

Selasa, 30 April 2024 - 16:19 WIB
loading...
Rupiah Ditutup Melemah...
Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan Selasa (30/4/2024). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini kembali ditutup melemah 4 poin di level Rp16.259 per USD setelah sebelumnya berada di level Rp16.255 per USD. Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Indeks dolar naik sekitar 0,3% di perdagangan Asia, karena investor bersiap untuk pertemuan Fed.

“Dan Kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama menempatkan dolar pada jalur kenaikan 1,3% di bulan April,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Selasa (30/4/2024).

Fokus kini tertuju pada pertemuan Fed akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Namun Ketua Fed Jerome Powell diperkirakan akan menawarkan pandangan yang lebih hawkish terhadap suku bunga, terutama menyusul serangkaian pembacaan inflasi yang panas.



Tanda-tanda inflasi yang tinggi membuat sebagian besar pedagang mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek oleh The Fed. Bank sentral sekarang diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga pada bulan September, atau kuartal keempat, jika memang ada, pada tahun ini.

Data PMI resmi dari Tiongkok menunjukkan aktivitas manufaktur melambat sedikit dari yang diperkirakan pada bulan April dibandingkan bulan Maret. Namun aktivitas non-manufaktur melambat lebih dari yang diperkirakan.

Meskipun survei swasta memberikan gambaran yang lebih baik mengenai sektor manufaktur, data pada hari Selasa masih menguraikan pelemahan berkelanjutan dalam perekonomian Tiongkok, meskipun kuartal pertama menunjukkan kinerja yang kuat.

Dari sisi domestik, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) buka suara soal proyeksi perekonomian Indonesia di tengah masa transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, bahwa pihaknya melihat adanya lebih banyak penekanan pada kesinambungan kebijakan. Serta adanya catatan soal meningkatkan pengeluaran anggaran dan langkah-langkah dalam meningkatkan pendapatan negara.

Secara keseluruhan, bahwa adanya sebuah kesinambungan dalam reformasi kebijakan antara era Jokowi dan Prabowo, yakni dalam cara Indonesia mencapai kemajuan yang dinilai baik selama ini. Hal ini tercermin dalam fundamental ekonomi RI yang kuat serta pemerintah harus memainkan peran penting dalam menutup kesenjangan infrastruktur, pendidikan serta mendorong reformasi tata kelola pemerintahan.

Selain pendidikan dan infrastruktur, reformasi kunci lainnya adalah reformasi pendapatan negara. Indonesia memiliki rasio pajak 10% yang rendah dibandingkan dengan kebutuhan belanja struktural untuk pendidikan, infrastruktur, dan jaring pengaman sosial. IMF telah memberikan opsi-opsi untuk reformasi penerimaan sebagai hal yang sangat penting bagi pemerintahan yang baru.



Di sisi lain, IMF melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat. IMF memproyeksi perekonomian Indonesia bertumbuh 5% pada 2024 dan 5,1% pada 2025. Fundamental makro Indonesia, baik itu defisit fiskal juga berada di bawah batas atas yang dimiliki.

Inflasi juga dinilai berada dalam kisaran target. Sehingga, angka 5% merupakan tingkat pertumbuhan yang sangat kuat dan Indonesia telah berkinerja baik, tumbuh sangat dekat dengan potensi selama sekitar satu dekade terakhir.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah tipis 4 poin dilevel Rp16.259 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.255. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.200 - Rp16.300.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Masih Ada Ruang Penurunan...
Masih Ada Ruang Penurunan BI Rate, Ekonom: Asal Rupiah Jauh di Bawah Rp17.000
Dolar AS Ambruk ke Level...
Dolar AS Ambruk ke Level Terendah 3 Tahun Gegara Tarif Trump
Menguat Tipis, Rupiah...
Menguat Tipis, Rupiah Ditutup ke Rp16.833 per Dolar AS Sore Ini
Rupiah Melemah ke Rp16.826...
Rupiah Melemah ke Rp16.826 per Dolar AS, Masih Dipicu Tarif Impor Trump
Trump Melunak Soal Tarif,...
Trump Melunak Soal Tarif, Kurs Rupiah Balik Menguat usai Hampir Ambruk ke Rp17 Ribu
Nilai Tukar Rupiah Menuju...
Nilai Tukar Rupiah Menuju Rp17.000, Intip Dampak dan Mitigasinya
Gara-gara Tarif Trump,...
Gara-gara Tarif Trump, Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp17.000 per Dolar AS
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
Dihantui Tarif AS, Rupiah...
Dihantui Tarif AS, Rupiah Terancam Tembus Rp17.000 - IHSG Rontok
Rekomendasi
Seteru Memanas, Menteri...
Seteru Memanas, Menteri Pakistan Ancam Serang India dengan Senjata Nuklir
Kesuksesan Arne Slot...
Kesuksesan Arne Slot Antar Liverpool Juara Liga Inggris Bikin Belanda Pecah Telur
Hukum Tajwid Surat Ad...
Hukum Tajwid Surat Ad Dukhan Ayat 1-5, Penjelasan Lengkap Cara Membaca dan Keutamaanya
Berita Terkini
Promo Liberalisasi Perdagangan,...
Promo Liberalisasi Perdagangan, Bos Bank Sentral China Blak-blakan Soal Ancaman Tarif AS
8 menit yang lalu
Harga Emas Hari Ini...
Harga Emas Hari Ini Masih di Bawah Rp2 Juta per Gram, Saatnya Beli?
49 menit yang lalu
Bank Dunia Membunyikan...
Bank Dunia Membunyikan Alarm Soal Jeratan Utang di Negara Berkembang, Termasuk RI?
1 jam yang lalu
Regenerasi Petani Kementan...
Regenerasi Petani Kementan Dipuji IFAD, Siap Ditularkan ke Negara Lain
1 jam yang lalu
Menteri Luar Negeri...
Menteri Luar Negeri China Sebut Tarif AS Tindakan Egois yang Ekstrem
1 jam yang lalu
IHSG Berpotensi Lanjutkan...
IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan ke 6.700, Investor Pantau Data Inflasi
2 jam yang lalu
Infografis
Harga Emas Diramal akan...
Harga Emas Diramal akan Tembus Rp2,1 Juta per Gram
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved