Meski Ekonomi Tengah Berat, Kredit BNI Tetap Tumbuh 5%

Selasa, 18 Agustus 2020 - 16:28 WIB
loading...
Meski Ekonomi Tengah Berat, Kredit BNI Tetap Tumbuh 5%
BNI mencatatkan pertumbuhan kredit 5,0% (yoy) dari Rp549,23 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp576,78 triliun pada semester I/2020. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pada saat perekonomian Indonesia tumbuh -5,23% sepanjang semester I/2020 karena dampak pandemi Covid-19, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI tetap mampu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dengan pertumbuhan yang selektif dan terukur. Hal ini ditunjukkan dengan kredit yang tumbuh sebesar 5,0% (yoy), dari Rp549,23 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp576,78 triliun pada semester I/2020.

"BNI telah menyalurkan kredit sebesar Rp27,5 triliun di semester I/2020," ungkap Direktur BNI Adi Sulistyowati dalam konferensi pers virtual Paparan Kinerja Semester I/2020 BNI di Jakarta, Selasa (18/8/2020).

Dia mengatakan, pertumbuhan ini sejalan dengan program pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), sehingga ekspansi kredit didukung dengan kebijakan stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah, diantaranya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 tentang penempatan dana pemerintah di Bank Umum, serta PMK Nomor 71 dan 98 tentang Tata Cara Penjaminan Pemerintah kepada pelaku usaha dalam rangka pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional.

(Baca Juga: Didukung 6 Cabang Luar Negeri, Internasional Banking BNI Makin Moncer)

"Pertumbuhan kredit dikontribusi oleh Kredit Korporasi Swasta yang tumbuh 12,6% (yoy), dari Rp174,3 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp196,32 triliun pada semester I/2020. Disusul kemudian oleh Kredit pada Korporasi BUMN yang tumbuh 6,1% yoy, dari Rp111,04 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp117,8 triliun pada semester I/2020," ungkap Adi.

Adapun Kredit Segmen Kecil dan Konsumer juga menunjukkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,4% yoy dan 3,9% yoy. Pertumbuhan kredit pada segmen kecil terutama berasal dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit di bawah Rp10 miliar, sedangkan kredit konsumer berasal dari mortgage dan payroll loan.

Pertumbuhan kredit yang selektif dan terukur yang disertai dengan penurunan beban bunga yang signifikan menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income) sebesar 1,0% yoy.

(Baca Juga: Demand Harus Dicreate, Jika Tidak Kelonggaran Kredit Sepi Peminat)

"Sementara itu, dari sisi pendapatan non bunga, BNI mencatat pertumbuhan sebesar 3,2% yoy, sehingga sampai dengan semester pertama, BNI berhasil membukukan laba bersih atau net profit sebesar Rp4,46 triliun," terangnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1349 seconds (0.1#10.140)