Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Sanksi AS ke Iran dan Venezuela

Selasa, 12 Februari 2019 - 10:44 WIB
Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Sanksi AS ke Iran dan Venezuela
Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Sanksi AS ke Iran dan Venezuela
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia mencetak kenaikan pada perdagangan, Selasa (12/2/2019) di tengah pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) serta sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan Venezuela. Hal itu membuat pasar tetap terkendali, meskipun adanya lonjakan produksi AS dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi.

Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka AS yakni West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada level USD52,50 per barel atau meningkat sebesar 9 sen yang setara 0,2% dibandingkan penutupan terakhir. Sementara itu harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional meningkat 18 sen atau 0,3% menjadi USD61,69 per barel.

Analis memperingatkan bahwa pasar semakin ketat di tengah pengurangan produksi sukarela yang dipimpin oleh OPEC dan karena sanksi AS terhadap Venezuela dan Iran. Tetapi risiko sisi penawaran tidak mendapatkan fokus yang cukup. "Kami percaya bahwa, pasar minyak tidak memperhitungkan risiko sisi penawaran belakangan ini karena pasar saat ini fokus pada pembicaraan perdagangan AS-China," kata Bank AS J.P. Morgan dalam catatan mingguan.

Sambungnya, hal itu lantas mengabaikan risiko yang ada saat ini akibat hilangnya barel dari Venezuela. Jika perundingan AS-China menghasilkan kesepakatan positif untuk menghentikan perang dagang antara kedua negara, pihak bank menerangkan pasar minyak akan mengalihkan perhatian dari kekhawatiran makro yang berdampak pada pertumbuhan permintaan

untuk mengakhiri perselisihan perdagangan antara kedua negara memiliki hasil positif, bank mengatakan pasar minyak akan "mengalihkan perhatian dari kekhawatiran makro yang berdampak pada pertumbuhan permintaan di masa depan ke ketatnya risiko geopolitik yang berdampak pada pasokan secara langsung".

Dengan OPEC terlibat dalam manajemen pasokan dan Timur Tengah terjerat dalam konflik politik, sementara produksi di luar kelompok melonjak, Bank of America Merrill Lynch mengatakan pangsa pasar global OPEC akan turun karena output langsung turun menjadi 29 juta barel per hari (bpd) pada 2024 dari 31,9 juta barel per hari pada 2018.

Pasokan AS yang tumbuh dan potensi pelambatan ekonomi tahun ini dapat membatasi pasar minyak. "Kekhawatiran kelebihan pasokan yang berasal dari AS kemungkinan akan tetap menjadi tema dominan saat kami mendekati bulan-bulan ke depan," kata Edward Moya, analis pasar di pialang berjangka OANDA.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9277 seconds (0.1#10.140)