Ada Pasar Laut Indonesia, Teten: UMKM Perikanan Bakal Sejahtera
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menilai program Pasar Laut Indonesia dan Sistem Resi Gudang Ikan yang dihadirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membawa kesejahteraan masyarakat dan para UMKM. Sebab, 96% usaha di sektor perikanan masih berskala UMKM.
"Peluncuran Pasar Laut Indonesia dan Sistem Resi Gudang Ikan saya kira jelas-jelas akan memberi manfaat yang luar biasa pada UMKM," kata Teten dalam acara soft launching Pasar laut Indonesia dan Sistem Resi Gudang Ikan secara virtual, Rabu (19/8/2020).
(Baca Juga: Yeay! Ekspor Perikanan Naik 6,9% di Semester I/2020)
Ia juga menyampaikan, sistem resi gudang sangat tepat diterapkan pada masa pandemi Covid-19. Sebab, meski pandemi menyebabkan konsumsi menurun, namun ternyata makanan laut (seafood) makin digemari oleh masyarakat dunia. Sebab, ikan termasuk ke dalam makanan sehat (healthy food).
"Saya membaca laporan FAO di tengah pandemi Covid-19 ini konsumsi ikan tumbuh 3,1%. Hal ini lebih tinggi dari pada pertumbuhan konsumsi protein lainnya yang hanya 2,1%," jelasnya.
Untuk itu, Lanjut Teten, pemerintah harus menggiring masyarakat untuk beralih untuk mengonsumsi ikan. Apalagi, Indonesia memiliki laut yang sangat luas.
(Baca Juga: Tiga Kementerian Luncurkan 3 Program untuk Selamatkan UMKM)
"Ketika saya ditugaskan oleh Presiden untuk masalah pangan, isu yang terbesar adalah terus-menerus impor daging sapi. Kalau swasembada sapi tidak mungkin, karena lahan hampir tidak memadai, sementara laut kita begitu luas. Karena itu kita mesti giring perubahan konsumsi masyarakat kita," tandasnya.
"Peluncuran Pasar Laut Indonesia dan Sistem Resi Gudang Ikan saya kira jelas-jelas akan memberi manfaat yang luar biasa pada UMKM," kata Teten dalam acara soft launching Pasar laut Indonesia dan Sistem Resi Gudang Ikan secara virtual, Rabu (19/8/2020).
(Baca Juga: Yeay! Ekspor Perikanan Naik 6,9% di Semester I/2020)
Ia juga menyampaikan, sistem resi gudang sangat tepat diterapkan pada masa pandemi Covid-19. Sebab, meski pandemi menyebabkan konsumsi menurun, namun ternyata makanan laut (seafood) makin digemari oleh masyarakat dunia. Sebab, ikan termasuk ke dalam makanan sehat (healthy food).
"Saya membaca laporan FAO di tengah pandemi Covid-19 ini konsumsi ikan tumbuh 3,1%. Hal ini lebih tinggi dari pada pertumbuhan konsumsi protein lainnya yang hanya 2,1%," jelasnya.
Untuk itu, Lanjut Teten, pemerintah harus menggiring masyarakat untuk beralih untuk mengonsumsi ikan. Apalagi, Indonesia memiliki laut yang sangat luas.
(Baca Juga: Tiga Kementerian Luncurkan 3 Program untuk Selamatkan UMKM)
"Ketika saya ditugaskan oleh Presiden untuk masalah pangan, isu yang terbesar adalah terus-menerus impor daging sapi. Kalau swasembada sapi tidak mungkin, karena lahan hampir tidak memadai, sementara laut kita begitu luas. Karena itu kita mesti giring perubahan konsumsi masyarakat kita," tandasnya.
(fai)