Fakta-fakta Mengerikan Dampak Dedolarisasi bagi AS, Terancam Tak Jadi Negara Adidaya Lagi

Rabu, 22 Mei 2024 - 11:31 WIB
loading...
Fakta-fakta Mengerikan...
Dampak Mengerikan Dedolarisasi Terhadap Ekonomi AS. FOTO/Bigthink
A A A
JAKARTA - Dedolarisasi jadi salah satu rencana besar yang diusung negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) demi menciptakan stabilitas ekonomi dunia tanpa adanya dominasi satu negara. Hal ini tentunya akan berpengaruh besar terhadap dolar AS yang selama ini telah jadi mata uang cadangan seluruh dunia.

Dedolarisasi yang diprakarsai oleh BRICS ini sebenarnya sudah jadi pemberitaan hangat sejak tahun 2023. Mereka menyerukan langkah-langkah untuk melakukan perdagangan langsung satu sama lain dalam mata uang mereka sendiri tanpa memasukkan dolar AS.

Agenda dedolarisasi yang bertujuan menggeser dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia ini akan menjadi ancaman serius bagi ekonomi AS. Terlebih, kini BRICS sudah mulai bergerak dengan melakukan aliansi geopolitik mereka dengan negara lain.

4 Dampak Mengerikan Dedolarisasi Terhadap Ekonomi AS:

1. Kehilangan Dominasi

Pada dasarnya dedolarisasi merupakan pengurangan signifikan penggunaan dolar dalam perdagangan dunia dan transaksi keuangan, sehingga menurunkan permintaan nasional, institusi, dan korporasi terhadap dolar AS.

Hal ini akan mengurangi dominasi pasar modal global yang berdenominasi dolar, dimana peminjam dan pemberi pinjaman di seluruh dunia bertransaksi dalam dolar. Fenomena ini kemungkinan besar akan melemahkan keamanan dan stabilitas dolar AS, dan keseluruhan posisi AS sebagai kekuatan ekonomi, politik, dan militer terkemuka di dunia.

2. Nilai Dolar Turun Tajam

Dampak paling parah akan dirasakan di AS, sebab fenomena ini kemungkinan besar akan menyebabkan depresiasi dan kinerja aset-aset keuangan semakin AS memburuk dibandingkan negara-negara lain di dunia.

Dilansir dari The Interpreter, Ketika ketergantungan pada dolar AS berkurang, bank sentral akan mulai membuang cadangan dolar mereka. Hal ini akan mengakibatkan hiperinflasi, lonjakan suku bunga untuk mengkompensasi hilangnya daya beli, dan jatuhnya harga aset, yang selanjutnya mempercepat penurunan ekonomi AS.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1147 seconds (0.1#10.140)