Benteng Api Technic Listing di BEI, Kantongi Dana Rp68,2 Miliar

Senin, 10 Juni 2024 - 18:59 WIB
loading...
Benteng Api Technic Listing di BEI, Kantongi Dana Rp68,2 Miliar
PT Benteng Apai Technic Tbk (BATR) sukses mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/6). FOTO/Dinar Fitra Maghisza
A A A
JAKARTA - Emiten manufaktur dan perdagangan produk refraktori atau material tahan api PT Benteng Apai Technic Tbk (BATR) sukses mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/6). Menjadi perusahaan tercatat ke-25 tahun ini, BATR memperoleh dana segar Rp68,2 miliar.

Hingga penutupan perdagangan Senin (10/6), saham BATR naik 9,09% di Rp120 per saham, dari harga perdana Rp110 per saham. Nilai transaksi-net mencapai Rp161,88 miliar, dengan volume bersih 1,29 miliar saham. Kapitalisasi pasar atau market cap BATR naik menembus Rp363 miliar, sejak mencatatkan total saham 3,02 miliar, dengan porsi publik sebanyak 620 juta atau setara 20,50%.



Direktur Utama PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) Ridwan, mengatakan aksi korporasi melalui penawaran umum perdana (IPO) menjadi momen krusial bagi perusahaan. Baginya, pasar refraktori berpeluang besar untuk digarap menyusul ketergantungan Indonesia terhadap produk impor.

“Indonesia cenderung mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan pasar refraktori yang terus meningkat. Melalui IPO ini kami ingin selalu memberi dampak positif, kami ingin secara konsisten memaksimalkan layanan dalam bidang manufaktur dan perdagangan produk refraktori,” kata Ridwan dalam keterangan, Senin (10/6/2024).

Ridwan menyebut nilai impor pasar Refraktori pada 2021 sebesar USD204,63 juta sedangkan pada 2017 sebesar USD151,06 juta. Sementara itu China, memiliki pangsa pasar terbesar sebesar 88,12% dengan nilai pengiriman sebesar USD174,84 juta.



Menurut perusahaan, pasar ini didorong oleh meningkatnya permintaan produk refraktori di berbagai industri seperti industri baja, industri nickel, industri tembaga, industri pupuk dan petrokimia, industri semen, Industri kaca, industri keramik, industri minyak kelapa sawit, industri makanan dan minuman, industri pembangkit listrik dan sebagainya.

“Peningkatan produksi besi & baja, nikel smelter dan berbagai macam smelter ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah pendorong utama meningkatnya pasar Refraktori di Indonesia.” pungkasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)