Indonesia-Amerika Pererat Kerja Sama Bidang Penerbangan

Rabu, 15 Mei 2019 - 11:43 WIB
Indonesia-Amerika Pererat Kerja Sama Bidang Penerbangan
Indonesia-Amerika Pererat Kerja Sama Bidang Penerbangan
A A A
JAKARTA - Kelompok kerja Indonesia-Amerika Serikat (AS) hari ini menggelar pertemuan untuk mendiskusikan kerja sama penerbangan sipil antara kedua negara. Kerja sama tersebut merupakan bagian dari kelanjutan program US-Indonesia Aviation Working Group (AWG).

"Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah AS, atas kerja samanya dengan pemerintah Indonesia melalui Aviation Working Group yang telah diselenggarakan sejak tahun 2016. Kami sangat menghargai adanya kerja sama erat yang dibangun antara kedua negara," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti di Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Polana mengemukakan bahwa saat ini teknologi berkembang sangat cepat, salah satunya penggunaan drone atau Unmanned Aircraft System (UAS). Penerbangan tanpa awak menawarkan berbagai kemampuan dan kecanggihan, sehingga industri tersebut dinilai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.

"Ini merupakan tantangan bagi regulator dan membutuhkan waktu khusus untuk mengatur manajemen lalu lintas udara. Tantangan umum terletak pada mengintegrasikan pesawat berawak dan tak berawak dengan aman dan efisien terutama dalam penggunaaan wilayah udara yang sama," katanya.

Dengan adanya AWG, Polana berharap kegiatan ini mampu memberikan sejumlah solusi dari tantangan yang dihadapi penerbangan saat ini seperti peraturan penerbangan terkait kedua negara, perkembangan teknologi UAS serta berbagi pengetahuan terkait bagaimana pemerintah AS dalam penanganan operasi UAS, serta membahas kesiapan infrastruktur Indonesia untuk menghadapi perkembangan UAS beserta risiko dan pengawasannya.

"Seperti yang kita ketahui, bahwa pengoperasian UAS telah memberikan sejumlah manfaat diberbagai sektor, oleh karena itu Ditjen Hubud perlu mendukung pengoperasian UAS yang berkelanjutan tetapi harus sesuai dengan aturan tanpa mengesampingkan keselamatan dan keamanan," jelas Polana.

Duta besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan mengatakan, working group yang dilaksanakan bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara AS-Indonesia khususnya di bidang aviasi.

"Fokus kali ini adalah infrastruktur transportasi khususnya penerbangan. Industri penerbangan punya peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Mengingat kondisi geografi Indonesia, yang memiliki ribuan pulau, maka industri penerbangan cukup diandalkan. Sama seperti sektor ekonomi lainnya, industri penerbangan harus terus berkembang sejalan dengan teknologi. Salah satunya adalah New Aviation System (sistem aviasi terbaru), yakni Unmnaned Aircraft System (UAS) atau pesawat tanpa awak. Kami, AS melihat teknologi UAS akan memberikan dampak signifikan pada sektor penerbangan," katanya.

Lebih lanjut, Joseph menambahkan, hal ini tak terlepas dari kemampuan dan kelebihan UAS yang bisa mengirimkan bantuan dalam waktu cepat, dapat digunakan dalam membantu perkembangan ekonomi digital dan e-commerce serta meningkatkan realibilitas pembangunan ekonomi dan infrastruktur. UAS atau pesawat tanpa awak, tak dapat dimungkiri, sangat efisien dan efektif menjangkau daerah atau kawasan-kawasan remote yang memang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

"Kami melihat teknologi UAS bisa berkembang dan punya potensi untuk mendorong industri penerbangan di Indonesia. Namun, perkembangan industri ini tak terlepas dari regulasi dan strategi yang diterapkan oleh pemangku kebijakan yang mendukung pengembangan teknologi ini," ujarnya. Pertemuan AWG kali ini dibagi dalam tiga panel yang masing-masing panel diisi dengan pemaparan dan tanya jawab.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4382 seconds (0.1#10.140)