3 Negara yang Menolak Gabung BRICS, Ada Indonesia?

Rabu, 17 Juli 2024 - 12:50 WIB
loading...
3 Negara yang Menolak...
Saat puluhan negara menyatakan minat bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang BRICS, namun ada juga yang menolak. Ini Daftar 3 Negara yang Menolak Gabung BRICS. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Saat puluhan negara menyatakan minat bergabung dengan kelompok negara- negara berkembang BRICS , namun ada juga yang menolak bergabung ke rival Barat tersebut. Sebelumnya saat KTT BRICS digelar pada Agustus 2023 lalu, disebutkan ada lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya gabung bersama aliansi Brazil, Rusia, India, China serta Afrika Selatan.



BRICS terus didorong untuk menjadi kekuatan baru dunia berkembang. Argentina, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon dan Kazakhstan telah mengutarakan minatnya untuk bergabung ke dalam organisasi tersebut.

Hingga akhirnya pada awal tahun 2024, perluasan BRICS diwujudkan dengan menerima anggota baru yakni Etiopia, Iran, Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Negara-negara BRICS saat ini menyumbang sekitar 40% populasi dunia dan lebih dari seperempat PDB dunia.



Lalu pada tahun ini disebut ada 14 negara yang sebagian besar berasal dari Asia, Afrika, dan Timur Tengah tertarik untuk bergabung dengan blok tersebut. Akan tetapi ada juga negara yang enggan bergabung bersama BRICS, salah satu contohnya Argentina .

Ini Daftar 3 Negara yang Menolak Gabung BRICS

1. Argentina

Argentina termasuk di antara enam negara baru yang siap bergabung dalam kelompok BRICS pada 1 Januari 2024, lalu. Negara Amerika Latin ini akan diterima di klub BRICS, bersama dengan Mesir, Iran, Ethiopia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Namun secara mengejutkan, Presiden baru Argentina, Javier Milei, telah menarik negaranya dari rencana masuk menjadi anggota BRICS. Ia mengutarakan, meski ia merasa tidak “pantas” bagi Argentina untuk menjadi anggota penuh BRICS, ia tetap berkomitmen untuk memperkuat hubungan bilateral, khususnya dengan tujuan meningkatkan arus perdagangan dan investasi.

Perubahan sikap Argentina menyoroti lemahnya posisi ekonomi dan politik negara tersebut dalam upayanya membalikkan kesalahan pengelolaan ekonomi selama beberapa dekade.

Negara ini sedang berjuang melawan melonjaknya inflasi, dengan kenaikan harga sekitar 150% selama setahun terakhir. Negara ini juga mengalami kesulitan dengan cadangan uang tunai yang rendah dan utang pemerintah yang tinggi, sementara 40% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

Pemerintahan Milei telah mendevaluasi mata uang negaranya lebih dari 50% seiring dengan mulai berlakunya rencana terapi kejut ekonomi. Dan sebagai orang yang mempertimbangkan untuk mengganti peso Argentina dengan dolar AS , Milei menunjukkan tanda-tanda lebih condong ke Washington daripada Beijing.

2. Meksiko


Meksiko menegaskan, tidak pernah berencana bergabung dengan kelompok BRICS. Kementerian Luar Negeri Meksiko menerangkan lewat X bahwa, masih mengikuti perkembangan blok ini karena beban ekonomi negara-negara anggotanya dan perdagangan bilateral yang dilakukan negara dengan para anggotanya.

Sedangkan pada Agustus 2023, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador sempet mengatakan, bahwa negaranya tidak berencana untuk bergabung dengan BRICS, dengan tujuan untuk lebih memperkuat persatuan Amerika Utara dan seluruh Amerika "karena alasan lingkungan, alasan ekonomi dan geopolitik."

Sebagai informasi BRICS didirikan sebagai platform kerja sama untuk negara-negara berkembang terbesar di dunia. Awalnya, blok tersebut menyatukan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Musim panas lalu, para pemimpin mereka mengundang Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi untuk bergabung dengan blok tersebut.

3. Indonesia


Sempat digadang-gadang bakal bergabung dengan BRICS, namun Indonesia akhirnya memutuskan 'enggan' masuk ke dalan geng yang dipimpin Rusia-China. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengungkap alasan kenapa Indonesia belum bergabung jadi anggota BRICS.

Usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan pada Kamis (24/8/2023) lalu, Presiden Jokowi sampaikan belum ada penyampaian surat expression of interest.

"Untuk menjadi anggota baru dari BRICS suatu negara harus menyampaikan surat expression of interest. Semua harus menyampaikan surat itu. Dan sampai saat ini memang Indonesia belum menyampaikan surat tersebut," ujar Jokowi.

Presiden menyatakan Indonesia ingin mengkaji terlebih dulu tentang keanggotaan BRICS. "Karena kita ingin mengkaji terlebih dahulu, mengkalkulasi terlebih dulu. Kita tidak ingin tergesa-gesa dan juga hubungan kita dengan lima negara anggota BRICS juga sangat baik dan terutama di bidang ekonomi," kata Jokowi.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1131 seconds (0.1#10.140)