Kontribusi Koperasi dalam Memacu Pertumbuhkan Sektor UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kontribusi koperasi terhadap PDB terus meningkat ditandai akumulasi volume usaha yang mendekati Rp200 triliun. Dampaknya banyak usaha di berbagai sektor skala UMKM tumbuh, baik pertanian, perkebunan, peternakan, maupun usaha rumahan.
Pengamat Koperasi, Firdaus Putra mengatakan, peran koperasi saat ini sangat signifikan dalam inklusi keuangan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2021) menemukan sebanyak 4,25% rumah tangga mengakses kredit di koperasi.
Sementara kredit di bank umum selain KUR sebanyak 4,95%. Lembaga keuangan lain yang diakses seperti leasing sebesar 2,35%, BPR 1,17%, pegadaian 0,86%.
"Data itu menunjukkan kontribusi signifikan koperasi dalam layanan keuangan, khususnya bagi usaha mikro dan kecil. Kemudahan, kedekatan, fleksibilitas layanan koperasi membuatnya diminati," ujar Firdaus di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Oleh sebab itu kata dia, koperasi dapat diandalkan untuk menjadi institusi keuangan di luar perbankan dalam mendorong Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045. Apalagi lanjutnya, koperasi dapat berperan efektif pada setiap rantai nilai usaha, mulai dari input pasokan, pengepulan, pengolahan, sampai pemasaran, dan memberi akses pendanaan bagi anggota.
Dia memprakirakan, dalam 20 tahun ke depan pendapatan per kapita Indonesia makin meningkat. Koperasi akan memiliki potensi permodalan yang besar.
"Inovasi dan teknologi juga akan mengungkit pertumbuhan koperasi sehingga makin terjangkau, mudah, dan murah," jelas Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) itu.
Untuk itu lanjutnya, koperasi harus diberdayakan secara maksimal dengan masuk ke sektor pertanian, peternakan dan perikanan. "Pertama karena kontribusi sektor tersebut pada PDB signifikans sekitar 13%. Juga karena koperasi menyerap tenaga kerja yang banyak sekitar 28%," ungkap Firdaus.
Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati (SMS), Deddy Irja Pratama mengatakan, pihaknya terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor riil Indonesia.
Sekitar 99% dari total penyaluran pinjaman kepada anggota bergerak di berbagai bidang usaha rumahan hingga skala menengah, seperti pabrik boneka rumahan, pabrik tahu, dan selebihnya bergerak di F&B, Jasa, Perkebunan, Peternakan, Pertanian dan Agribisnis Sawit.
Pengamat Koperasi, Firdaus Putra mengatakan, peran koperasi saat ini sangat signifikan dalam inklusi keuangan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2021) menemukan sebanyak 4,25% rumah tangga mengakses kredit di koperasi.
Sementara kredit di bank umum selain KUR sebanyak 4,95%. Lembaga keuangan lain yang diakses seperti leasing sebesar 2,35%, BPR 1,17%, pegadaian 0,86%.
"Data itu menunjukkan kontribusi signifikan koperasi dalam layanan keuangan, khususnya bagi usaha mikro dan kecil. Kemudahan, kedekatan, fleksibilitas layanan koperasi membuatnya diminati," ujar Firdaus di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Oleh sebab itu kata dia, koperasi dapat diandalkan untuk menjadi institusi keuangan di luar perbankan dalam mendorong Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045. Apalagi lanjutnya, koperasi dapat berperan efektif pada setiap rantai nilai usaha, mulai dari input pasokan, pengepulan, pengolahan, sampai pemasaran, dan memberi akses pendanaan bagi anggota.
Dia memprakirakan, dalam 20 tahun ke depan pendapatan per kapita Indonesia makin meningkat. Koperasi akan memiliki potensi permodalan yang besar.
"Inovasi dan teknologi juga akan mengungkit pertumbuhan koperasi sehingga makin terjangkau, mudah, dan murah," jelas Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) itu.
Untuk itu lanjutnya, koperasi harus diberdayakan secara maksimal dengan masuk ke sektor pertanian, peternakan dan perikanan. "Pertama karena kontribusi sektor tersebut pada PDB signifikans sekitar 13%. Juga karena koperasi menyerap tenaga kerja yang banyak sekitar 28%," ungkap Firdaus.
Ketua I KSP Sahabat Mitra Sejati (SMS), Deddy Irja Pratama mengatakan, pihaknya terus berkontribusi terhadap pertumbuhan sektor riil Indonesia.
Sekitar 99% dari total penyaluran pinjaman kepada anggota bergerak di berbagai bidang usaha rumahan hingga skala menengah, seperti pabrik boneka rumahan, pabrik tahu, dan selebihnya bergerak di F&B, Jasa, Perkebunan, Peternakan, Pertanian dan Agribisnis Sawit.