Budaya Inovasi Harus Seimbang di Semua Lini Bisnis

Selasa, 23 Juli 2019 - 12:09 WIB
Budaya Inovasi Harus Seimbang di Semua Lini Bisnis
Budaya Inovasi Harus Seimbang di Semua Lini Bisnis
A A A
JAKARTA - Budaya inovasi dalam perusahaan saat ini harus seimbang di setiap lini bisnis. Perusahaan tidak bisa hanya fokus hanya di satu bidang marketing dan sales semata.

Head of Center Innovation and Collaboration (CIC) PPM School Of Management Wahyu T Setyobudi mengatakan, di masa sekarang inovasi tidak lagi bisa dilakukan hanya di bagian tertentu. Masalah bisa timbul apabila inovasi dikembangkan di bagian marketing saja tanpa di dukung operasional, maka permintaan pelanggan tidak bisa digarap.

“Akhirnya tingkat kepuasan pelanggan bisa turun lalu berakibat pada inovasi yang dilakukan bisa tidak valuable. Jadi harus seimbang antara inovasi di marketing, operasional, lalu didukung juga inovasi pada human capital,” ujar Wahyu dalam Penjurian Apresiasi Inovasi 2019 di Gedung SINDO, Jakarta, kemarin.

Saat ini, menurut dia, budaya inovasi harus dilakukan dengan konsep agile atau dalam sebuah tim kecil berbeda dari yang dulu. Di masa lampau sebuah inovasi membutuhkan bujet dan assessment yang panjang sebelum dilakukan.

Namun, saat ini dengan model agile, inovasi diuji coba dalam tim kecil dan di lakukan perubahan apabila sudah mendapat respons dari pengguna. “Zaman sekarang inovasi dapat dilakukan dengan tim kecil demi mengikuti momen tum atau tidak lagi tertunda karena kecepatan adalah soal penting saat ini,” katanya.

Sebanyak 19 nominator akan mengikuti sesi Validasi Data Program Apresiasi Inovasi 2019 yang dilaksanakan di Auditorium Gedung Sindo, Jakarta, pada 22-23 Juli 2019.

Pada sesi pertama 22 Juli 2019, menghadirkan presentasi dari PT Hero Supermarket Tbk (Hero Group), PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Marga Man dalasakti atau Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak, PT PetroChina Internatio nal Ja bung Ltd, PT FWD Life In do nesia, PT Honda Prospect Motor, dan PT Solusi Pangan Perwiratama. Program Apresiasi Inovasi ini adalah komitmen dari KORAN SINDO dan Sindonews.com untuk ambil bagian dalam memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dihasilkan oleh banyak perusahaan di Indonesia.

Didukung dengan metode yang andal, diharapkan program ini mampu meningkatkan motivasi perusahaan untuk selalu berinovasi khususnya dalam menghadapi era yang kompetitif dan disruptif seperti sekarang ini.

Beberapa tahap dilakukan dalam membidik inovasi yang berkualitas. Di mulai dengan analisis data sekunder yang dilakukan tim Research and Business Development. Sebanyak enam kategori inovasi menjadi landasan penilaian program ini, yaitu pelayanan, pemasaran, produk, teknologi, CSR, serta SDM. Tahap selanjutnya adalah sesi validasi data.

Dalam tahap ini para nominator akan menjalani proses penilaian dari para panelis yang sangat kompeten dibidangnya. Mereka adalah Head of Center Innovation and Collaboration (CIC) PPM School Of Management Wahyu T Setyo budi, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Indonesia Budi Frensidy dan Pemimpin Redaksi KORAN SINDO dan SINDONews.com Djaka Susila.

Salah satu peserta Penjurian Apresiasi Inovasi, Kepala Departemen Perencanaan Operasi dan Peme liharaan Jalan Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak Rizky Aditya Saputra menceritakan beberapa inovasi yang dilakukan dalam traffic management system, intelligence maintenance system management asset, dan dashboard monitoring system. Inovasi jalan tol ini dilakukan sejak 2017 secara bertahap dan ditargetkan akan selesai 2021.

Menurutnya, dampak perubahan pastinya ada gejolak di internal dan eksternal, namun itu hanya soal waktu beradaptasi. Inovasi ini disebutnya juga akan disampaikan dalam kompetisi internal Astra.

“Intinya kami ingin menjaga emosi pengguna tol dengan pelayanan yang baik. Lalu, akhirnya ini akan membuat kepuasan pengguna. Ini inisiatif kami untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Tol Tangerang-Merak yang dimiliki Astra akan menjadi laboratorium inovasi untuk diterapkan di tol lain juga,” ucap Rizky.

Inovasi lain disampaikan CEO sekaligus Founder Etanee Cecep Mahyudin. Dia mengatakan, pihaknya memiliki usaha mulai hulu peternakan ayam, rumah potong, jalur distribusi digital dengan aplikasi Etanee, hingga restoran besar dan kontainer merek D’Colonel.

Aplikasi Etanee digagas sebagai model bisnis yang mendigitalisasi kegiatan produksi, peternakan, dan pertanian. Aplikasi ini dapat diunduh melalui ponsel pintar. “Aplikasi Etanee merupakan jalur distribusi digital. Kami punya aplikasi untuk men dukung empat sistem usaha yang kami jalankan,” jelas Cecep.

Hero Group juga menyampaikan inovasi CSR di tahun yang kedua. CSR yang dikembangkan dengan tujuh para meter menggunakan aspek ISO 26000 kini merupakan bagian penting strategi bisnis. Mereka tampilkan banyak program yang jadi bagian integral bisnis sehingga berdampak tidak hanya eksternal, tapi juga internal. (Hafid Fuad)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6958 seconds (0.1#10.140)