Khusus Mem-backup Pasokan Listrik MRT, PLN Bangun PLTD Senayan

Kamis, 08 Agustus 2019 - 18:01 WIB
Khusus Mem-backup Pasokan Listrik MRT, PLN Bangun PLTD Senayan
Khusus Mem-backup Pasokan Listrik MRT, PLN Bangun PLTD Senayan
A A A
JAKARTA - PT PLN (Persero) tengah menyiapkan backup untuk menyuplai pasokan listrik ke Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta guna mengantisipasi kejadian pemadaman total (blackout) seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Untuk kebutuhan tersebut, PLN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Senayan berkapasitas 101 megawatt (MW).

"PLTD Senayan ini ditingkatkan kehandalannya untuk mem-backup MRT. Tapi karena proyek ini belum siap maka kejadian blackout kemarin MRT tidak punya backup," papar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Haryanto WS di PLTD Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Saat ini PLTD Senayan tersebut masih dalam masa konstruksi. Namun, pembangunan PLTD Senayan tersebut sudah mencapai 94% dan rencananya akan beroperasi sebelum Hari Listrik Nasional (HLN) pada 27 Oktober 2019.

"Kita targetkan 22 Oktober 2019 sudah beroperasi sebelum Hari Listrik Nasional. Ini dalam rangka memperkuat sistem Jakarta khususnya MRT," kata Haryanto.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028, PLTD Senayan merupakan pembangkit yang berada di pusat beban Jakarta. Proyek ini dinilai strategis karena selain bertujuan untuk meningkatkan keandalan pasokan sistem MRT juga untuk memenuhi kebutuhan pembangkit yang dapat beroperasi tanpa pasokan daya dari luar (blackstart).

Pembangunan PLTD tersebut terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama memiliki kapasitas 60 MW dan tahap kedua 41 MW, sehingga total seluruhnya sekitar 101 MW.

Haryanto memastikan walaupun beroperasi sebentar lagi, PLTD Senayan hanya akan digunakan apabila pengoperasian MRT membutuhkan tambahan pasokan listrik atau terjadi black out. Hal itu sebagai upaya PLN untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) pembangkit untuk menekan biaya produksi sehingga berdampak pada rendahnya tarif listrik.

"Sifatnya hanya cadangan kalau terjadi keadaan darurat. Insyaallah PLTD Senayan ini akan sangat jarang beroperasi walaupun tetap dilakukan pemanasan setiap bulan sekali untuk menjaga mesin sehingga siap jika diperlukan," ujarnya.

Haryanto menjelaskan, sejauh ini PLN telah menyalurkan listrik 500 kilovolt (kV) untuk operasional MRT Jakarta. Dari jumlah itu salah satunya termasuk gardu induk bawah tanah bertegangan 150 kV di Taman Sambas, Jakarta Selatan. PLTD Senayan juga disebut sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan karena telah menggunakan biodiesel 20% (B20). "PLTD Senayan juga fast response. Jadi ketika terjadi blackout PLTD ini bisa cepat beroperasi dan segera sinkronisasi 7-10 menit," kata dia.

General Manager Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Ikhsan Asaad menambahkan kebutuhan listrik MRT Jakarta sekitar 50 megawatt (MW). Namun PLN bersama MRT Jakarta menyepakati kontrak secara business to business sebesar 60 MW dari PLTD Senayan. "Kontrak kita memang 60 MW tapi tidak dipakai sepenuhnya. Kebutuhan maksimum MRT itu sebesar 50 MW," kata dia.

Ia memastikan kehadiran PLTD Senayan nantinya mampu mem-backup kebutuhan MRT apabila terjadi blackout atau memerlukan daya tambahan. Pasalnya PLTD Senayam hanya bersifat cadangan atau standby jika terjadi darurat. "Saya kira sudah cukup karena MRT kita pasok dari dua pembangkit tapi kemarin itu semuanya gagal. Kejadian blackout di luar dugaan," kata dia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5864 seconds (0.1#10.140)