Pemerintah Was-was Soal Ancaman Resesi AS hingga IHSG Rontok 3,4%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbang di awal pekan ini, beriringan dengan penurunan tajam bursa saham Asia. Pada Senin (3/8), IHSG merosot 3,4% atau 248 poin ke 7.059 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG sempat turun hingga 6.998 sebelum mempersempit pelemahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pergerakan IHSG selalu fluktuatif setiap harinya. Sebab itu, ia meminta agar para investor tak perlu khawatir terkait kondisi IHSG
"IHSG itukan daily-nya fluktuatif, jadi kita tidak perlu khawatir," jelasnya dalam Konferensi Pers terkait Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca Juga: Angka Pengangguran Melonjak, Ekonomi AS di Ambang Resesi?
Airlangga juga mewaspadai terkait ancaman resesi AS. Dia mengakui resesi AS akan memicu keluarnya aliran modal dari pasar domestik ke AS (capital flight). Mengingat tingkat suku bunga domestik masih lebih tinggi dari laju inflasi.
"Terkait dengan AS tentu kita terus monitor. Namun, kita juga tahu bahwa kita harus menjaga supaya tidak terjadi capital flight akibat perbedaan tingkat suku bunga di Indonesia maupun di negara lain termasuk dolar AS," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap tingkat suku bunga Bank Sentral atau The Fed dapat diturunkan pada kuartal IV-2024 mendatang. "Tentu kalau kita lihat tingkat suku bunga kita dibandingkan inflasi gap-nya agak tinggi," pungkas Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pergerakan IHSG selalu fluktuatif setiap harinya. Sebab itu, ia meminta agar para investor tak perlu khawatir terkait kondisi IHSG
"IHSG itukan daily-nya fluktuatif, jadi kita tidak perlu khawatir," jelasnya dalam Konferensi Pers terkait Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (5/8/2024).
Baca Juga: Angka Pengangguran Melonjak, Ekonomi AS di Ambang Resesi?
Airlangga juga mewaspadai terkait ancaman resesi AS. Dia mengakui resesi AS akan memicu keluarnya aliran modal dari pasar domestik ke AS (capital flight). Mengingat tingkat suku bunga domestik masih lebih tinggi dari laju inflasi.
"Terkait dengan AS tentu kita terus monitor. Namun, kita juga tahu bahwa kita harus menjaga supaya tidak terjadi capital flight akibat perbedaan tingkat suku bunga di Indonesia maupun di negara lain termasuk dolar AS," jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap tingkat suku bunga Bank Sentral atau The Fed dapat diturunkan pada kuartal IV-2024 mendatang. "Tentu kalau kita lihat tingkat suku bunga kita dibandingkan inflasi gap-nya agak tinggi," pungkas Airlangga.
(nng)