Konsumsi Pemerintah Rendah, BI Khawatirkan Ekonomi Jawa Barat

Sabtu, 07 September 2019 - 04:24 WIB
Konsumsi Pemerintah Rendah, BI Khawatirkan Ekonomi Jawa Barat
Konsumsi Pemerintah Rendah, BI Khawatirkan Ekonomi Jawa Barat
A A A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) mengkhawatirkan rendahnya belanja atau konsumsi pemerintah Jawa Barat hingga kuartal III 2019. Belum maksimalnya belanja pemerintah dikhawatirkan bakal berdampak pada lambatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat, Pribadi Santoso, mengatakan hingga kini kondisi fiskal di Jawa Barat cenderung stagnan. Apalagi, kontribusi konsumsi belanja pemerintah masih minim.

"Fiskal di Jabar bergerak lambat, lantaran konsumsi pemerintah masih lambat. Sampai sekarang baru sekitar 30%. Kami berharap, realisasi realisasi belanja pemerintah agak bisa dipercepat," kata Pribadi, Jumat (6/9/2019).

Menurut dia, walaupun kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDRB tidak signifikan, multiplayer efek belanja pemerintah akan berdampak terhadap banyak sektor dan masyarakat.

Pribadi pun belum mengetahui pasti penyebab masih rendahnya realisasi belanja pemerintah Provinsi Jawa Barat. Apakah karena efek Pilpres awal tahun lalu, sehingga realisasi proyek mundur. "Memang di provinsi lainnya juga cenderung melambat," terang dia.

Namun apabila disebabkan proses lelang dan tender yang cenderung memakan waktu, mestinya pemerintah lebih cepat membuat perencanaan anggaran. Sehingga ketika masuk tahun, belanja pemerintah bisa segera terealisasi.

"Kalau memang prosesnya lama, ya berarti tinggal lebih dipercepat, sehingga Januari bisa langsung belanja," katanya.

Menurut dia, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, semustinya potensi dalam negeri bisa lebih dimaksimalkan. Bila selama ini pertumbuhan ekonomi Jabar cenderung bagus, itu lantaran tertolong kondisi global yang masih baik.

"Kalau kondisi ekonomi global lagi bagus, sehingga ini (ekonomi) tidak terlalu kelihatan. Tapi ketika global lagi buruk, konsumsi pemerintah lambat, jadi sangat terlihat nanti stagnansi ekonominya," imbuh dia.

Dampak ekonomi global terhadap Jawa Barat cukup besar, lantaran mayoritas industri manufaktur nasional ada di Jawa Barat. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pun 42% berasal dari industri manufaktur seperti tekstil, garmen, otomotif, dan lainnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6662 seconds (0.1#10.140)