IHSG Berpotensi Uji Resisten 7.450 di Awal Pekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berpotensi uji resisten level 7.450 pada perdagangan awal pekan, Senin (19/8/2024). Meski demikian, Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengimbau investor untuk mewaspadai potensi pullback mengingat kondisi Stochastic RSI yang telah memasuki overbought area.
“IHSG diperkirakan menguji strong resistance 7.450 di awal pekan ini. Perhatikan pivot 7.400 dan support 7.350 di pekan ini,” kata Valdy dalam risetnya.
Sementara itu, indeks-indeks Wall Street menguat di Jumat (16/8) lalu. Bersamaan dengan penguatan tersebut, Wall Street mencatatkan penguatan minggu terbaik sejak November 2023. Penguatan tersebut ditopang oleh perbaikan sejumlah data ekonomi terbaru yang meredam kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS).
Penjualan ritel di AS tumbuh 2,7% year on year di Juli 2024 dari 2 persen year on year di Juni 2024. Kondisi tersebut diikuti kenaikan Michigan Consumer Sentiment Prel. ke 67,8 di Agustus 2024 dari 66,4 di Juli 2024.
Di samping itu, pasar mengantisipasi FOMC Minutes yang dijadwalkan pada Kamis (22/8) sebagai acuan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed ke depannya setelah rilis data-data ekonomi terbaru Amerika akhir-akhir ini.
Selain itu, U.S. Core Inflation Rate bulan Juli 2024 di Euro Area dijadwalkan rilis Selasa (20/8) yang diperkirakan stabil di level 2,9 persen year on year. Kondisi ini dikhawatirkan berpengaruh terhadap arah kebijakan moneter ECB.
“Dari dalam negeri, fokus pasar tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Rabu (21/8). Terdapat spekulasi pemangkasan suku bunga acuan,” ujar Valdy.
Sejumlah saham-saham yang dapat diperhatikan adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
“IHSG diperkirakan menguji strong resistance 7.450 di awal pekan ini. Perhatikan pivot 7.400 dan support 7.350 di pekan ini,” kata Valdy dalam risetnya.
Sementara itu, indeks-indeks Wall Street menguat di Jumat (16/8) lalu. Bersamaan dengan penguatan tersebut, Wall Street mencatatkan penguatan minggu terbaik sejak November 2023. Penguatan tersebut ditopang oleh perbaikan sejumlah data ekonomi terbaru yang meredam kekhawatiran resesi di Amerika Serikat (AS).
Penjualan ritel di AS tumbuh 2,7% year on year di Juli 2024 dari 2 persen year on year di Juni 2024. Kondisi tersebut diikuti kenaikan Michigan Consumer Sentiment Prel. ke 67,8 di Agustus 2024 dari 66,4 di Juli 2024.
Di samping itu, pasar mengantisipasi FOMC Minutes yang dijadwalkan pada Kamis (22/8) sebagai acuan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed ke depannya setelah rilis data-data ekonomi terbaru Amerika akhir-akhir ini.
Selain itu, U.S. Core Inflation Rate bulan Juli 2024 di Euro Area dijadwalkan rilis Selasa (20/8) yang diperkirakan stabil di level 2,9 persen year on year. Kondisi ini dikhawatirkan berpengaruh terhadap arah kebijakan moneter ECB.
“Dari dalam negeri, fokus pasar tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Rabu (21/8). Terdapat spekulasi pemangkasan suku bunga acuan,” ujar Valdy.
Sejumlah saham-saham yang dapat diperhatikan adalah PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
(akr)