Pembiayaan Mandiri Syariah Tembus Rp75 triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Syariah hingga akhir Juni 2020 berhasil mencatatkan pembiayaan sebesar Rp75,61 triliun, tumbuh 5,8% dari Juni 2019, yaitu Rp71,47 triliun. Kenaikan pembiayaan juga diikuti naiknya laba bersih perseroan sebesar 30,53% menjadi Rp719 miliar pada semester I/2020.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, kualitas kredit perseroan terjaga dengan baik di mana rasio non performing financing (NPF) nett di bawah 1% atau 0,08% lebih baik dibanding periode yang sama dari 1,12%. Adapun NPF gross sebesar 2,57% atau turun dari 2,.89%.
"Kami juga perkuat dana murah, terutama tabungan dan transaksi ke arah digital sehingga dalam kondisi pandemi justru transaksi digital yang berkembang pesat dan transaksi kantor cabang berkurang," papar Toni saat konferensi pers virtual di Jakarta kemarin. (Baca: Berkah Pandemi Buat Mandiri Syariah, Labanya Naik 30,5%)
Menurut Toni, sebagai antisipasi kondisi pandemi Covid-19 ini, perseroan akan membentuk cadangan cukup. Tercatat cash coverage Mandiri Syariah sebesar 137% lebih baik dibandingkan tahun lalu, 105%.
“Kami sadar kualitas pembiayaan menjadi challenge dalam masa pandemi ini. Untuk itu, kami mempertebal cadangan kami sebagai antisipasi risiko," tambah Direktur Finance, Strategy, and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho. (Baca juga: Amien Rais Kritik Naidem: Dunia Pendidikan Beda dengan Pergojekan)
Cahyo menjelaskan, laba yang berhasil dibukukan Mandiri Syariah juga ditopang oleh keberhasilan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang mendorong peningkatan aset dan komposisi low cost fund, juga keberhasilan dalam menurunkan angka NPF dan penyaluran pembiayaan secara selektif dan berkualitas.
Hingga akhir Juni 2020, Mandiri Syariah telah mencatat dana pihak ketiga (DPK) di angka Rp101,78 triliun, mengalami pertumbuhan 16,52% dari Rp87,36 triliun per Juni 2019. Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai hingga 57,93% yang dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan sebesar 72,11% dari total low cost fund. (Lihat videonya: Antrean Mengular, Pengadilan Agama Soreang Dibanjiri Pasutri Sidang Cerai)
Pertumbuhan DPK tersebut juga mendorong aset Mandiri Syariah per akhir Juni 2020 mencapai Rp114,40 triliun atau naik 13,26% dari Juni 2019 yang sebesar Rp101,01 triliun. Pencapaian ini memperkuat posisi Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. (Kunthi Fahmar Sandy)
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan, kualitas kredit perseroan terjaga dengan baik di mana rasio non performing financing (NPF) nett di bawah 1% atau 0,08% lebih baik dibanding periode yang sama dari 1,12%. Adapun NPF gross sebesar 2,57% atau turun dari 2,.89%.
"Kami juga perkuat dana murah, terutama tabungan dan transaksi ke arah digital sehingga dalam kondisi pandemi justru transaksi digital yang berkembang pesat dan transaksi kantor cabang berkurang," papar Toni saat konferensi pers virtual di Jakarta kemarin. (Baca: Berkah Pandemi Buat Mandiri Syariah, Labanya Naik 30,5%)
Menurut Toni, sebagai antisipasi kondisi pandemi Covid-19 ini, perseroan akan membentuk cadangan cukup. Tercatat cash coverage Mandiri Syariah sebesar 137% lebih baik dibandingkan tahun lalu, 105%.
“Kami sadar kualitas pembiayaan menjadi challenge dalam masa pandemi ini. Untuk itu, kami mempertebal cadangan kami sebagai antisipasi risiko," tambah Direktur Finance, Strategy, and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho. (Baca juga: Amien Rais Kritik Naidem: Dunia Pendidikan Beda dengan Pergojekan)
Cahyo menjelaskan, laba yang berhasil dibukukan Mandiri Syariah juga ditopang oleh keberhasilan dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang mendorong peningkatan aset dan komposisi low cost fund, juga keberhasilan dalam menurunkan angka NPF dan penyaluran pembiayaan secara selektif dan berkualitas.
Hingga akhir Juni 2020, Mandiri Syariah telah mencatat dana pihak ketiga (DPK) di angka Rp101,78 triliun, mengalami pertumbuhan 16,52% dari Rp87,36 triliun per Juni 2019. Dari total dana tersebut, porsi low cost fund mencapai hingga 57,93% yang dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan sebesar 72,11% dari total low cost fund. (Lihat videonya: Antrean Mengular, Pengadilan Agama Soreang Dibanjiri Pasutri Sidang Cerai)
Pertumbuhan DPK tersebut juga mendorong aset Mandiri Syariah per akhir Juni 2020 mencapai Rp114,40 triliun atau naik 13,26% dari Juni 2019 yang sebesar Rp101,01 triliun. Pencapaian ini memperkuat posisi Mandiri Syariah sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. (Kunthi Fahmar Sandy)
(ysw)