Menelisik Bisnis Gelap Sektor Energi Rusia untuk Bertahan dari Sanksi Barat

Rabu, 04 September 2024 - 11:28 WIB
loading...
Menelisik Bisnis Gelap...
Ekspor minyak Rusia diangkut oleh kapal tanker yang tidak berbendera. Foto/Dok .Yuri Smitiuk TASS
A A A
JAKARTA - Tekanan sanksi Barat membuat Rusia berjuang untuk mempertahankan kekuatan pasarnya sebagai eksportir energi utama, serta menjaga pasokan teknologi yang diperlukan untuk sektor militer dan sipil.

Di dalam negeri, hal ini berarti meningkatnya kontrol negara terhadap perekonomian Rusia, ditambah dengan toleransi terhadap skema “abu-abu” untuk menghindari sanksi dan menyembunyikan keuntungan.

Melansir dari The Moscow Times, secara internasional, hal ini telah mendorong Rusia, seperti Iran dan Venezuela sebelumnya, untuk beroperasi dalam lingkungan ekonomi yang semakin tidak jelas dan bergantung pada jaringan lawan bicara yang semakin kompleks.



Melacak Ekspor Minyak Rusia

Sebelum perang Ukraina, Rusia menjual sekitar 60% minyaknya melalui laut ke Eropa. Oleh karena itu, harga pasar campuran Ural, sebagaimana dinilai oleh lembaga-lembaga Barat seperti Argus dan dikutip oleh para pejabat, menjadi patokan yang kredibel untuk minyak Rusia yang dijual di seluruh dunia.

Namun, segalanya berubah setelah adanya pembatasan dari Barat, ketika minyak Rusia yang diangkut melalui laut dialihkan ke Tiongkok dan India menggunakan apa yang disebut “armada bayangan”. Kapal yang tidak menggunakan layanan Barat dan oleh karena itu tidak tunduk pada pembatasan seperti batasan harga USD60.

Pada musim semi 2024, hampir 77% ekspor minyak Rusia diangkut oleh kapal tanker yang tidak berbendera, dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan di G7, UE, Australia, Swiss, dan Norwegia, dan tidak dilindungi oleh perlindungan Barat, menurut data S&P.

Ketika metodologi Argus kehilangan relevansinya karena dikaitkan dengan penjualan di Eropa, para analis menggunakan sumber pasar dan statistik bea cukai mereka sendiri untuk negara-negara seperti India. Konsumen utama minyak yang diangkut melalui laut Rusia, untuk menyimpulkan bahwa harga riil minyak Rusia lebih tinggi daripada harga sebenarnya.

Misalnya, pada awal tahun 2023, analis energi Sergei Vakulenko memperkirakan harga pasar saat Rusia menjual minyaknya sekitar USD75, dibandingkan dengan harga patokan USD47 yang dikutip oleh pejabat Rusia dan Argus.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1131 seconds (0.1#10.140)