Deretan Jabatan yang Pernah Diemban Faisal Basri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Karier Faisal Basri diawali sebagai peneliti dengan pangkat Junior Research Assistant di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) pada 1981. Kiprahnya terus merangkak naik, hingga 1991 ia diangkat sebagai Wakil Direktur LPEM, dan dua tahun kemudian menjadi Direktur LPEM.
Sebagai seorang akademisi , Faisal Basri mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) hingga saat kini. Mata kuliah yang diajarnya, yaitu bidang Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Selain itu, Faisal juga mengajar di Program Magister Akuntansi (MAKSI), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (PNPM), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988 hingga sekarang).
Selain itu, Faisal juga sebagai pengajar pada Program Extention FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Metode Penelitian, Teori Makroekonomi, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri.
Dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI), ada sejumlah posisi penting yang pernah diduduki oleh Faisal Basri. Di antaranya yakni Kepala Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan UI periode 1995–1998, Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas bidang Ekonomi Universitas Indonesia (1991–1998).
Lalu Koordinator Bidang Ekonomi pada PAU Ekonomi UI periode 1989–1990 dan 1991–1993. Ia juga mengajar di FIDIP UI untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-Negara Industri Baru, serta Ekonomi Politik Internasional.
Tak hanya bergelut dalam bidang akademisi, Faisal Basri pernah terjun ke dunia politik praktis saat era reformasi. Dirinya menjadi salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang menjadi cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN) yang didirikan pada 23 Agustus 1998. Faisal menjabat sebagai Sekjen pertama PAN periode 1998–2000.
Pada Januari 2001, Ia mundur dari PAN, dan tetap aktif di dunia politik. Ia mendirikan organisasi politik Pergerakan Indonesia (PI), dan menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional sejak Kongres I tahun 2004 hingga 2010. Selanjutnya, ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasional.
Sebagai seorang akademisi , Faisal Basri mengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI) hingga saat kini. Mata kuliah yang diajarnya, yaitu bidang Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Selain itu, Faisal juga mengajar di Program Magister Akuntansi (MAKSI), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (PNPM), dan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988 hingga sekarang).
Selain itu, Faisal juga sebagai pengajar pada Program Extention FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Metode Penelitian, Teori Makroekonomi, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri.
Dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB-UI), ada sejumlah posisi penting yang pernah diduduki oleh Faisal Basri. Di antaranya yakni Kepala Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan UI periode 1995–1998, Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas bidang Ekonomi Universitas Indonesia (1991–1998).
Lalu Koordinator Bidang Ekonomi pada PAU Ekonomi UI periode 1989–1990 dan 1991–1993. Ia juga mengajar di FIDIP UI untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-Negara Industri Baru, serta Ekonomi Politik Internasional.
Tak hanya bergelut dalam bidang akademisi, Faisal Basri pernah terjun ke dunia politik praktis saat era reformasi. Dirinya menjadi salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (MARA) yang menjadi cikal bakal Partai Amanat Nasional (PAN) yang didirikan pada 23 Agustus 1998. Faisal menjabat sebagai Sekjen pertama PAN periode 1998–2000.
Pada Januari 2001, Ia mundur dari PAN, dan tetap aktif di dunia politik. Ia mendirikan organisasi politik Pergerakan Indonesia (PI), dan menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional sejak Kongres I tahun 2004 hingga 2010. Selanjutnya, ia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Nasional.