Pakar Manajemen Rekomendasikan 4 Sektor Ini Dipimpin Menteri Milenial

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 11:21 WIB
Pakar Manajemen Rekomendasikan 4 Sektor Ini Dipimpin Menteri Milenial
Pakar Manajemen Rekomendasikan 4 Sektor Ini Dipimpin Menteri Milenial
A A A
JAKARTA - Pekan depan jika tak ada aral merintang kabinet baru periode kedua kepemimpinan presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dilantik. Nama-nama calon menteri sudah banyak beredar namun keputusan siapa yang terpilih adalah mutlak hak presiden.

Pada berbagai kesempatan, presiden Jokowi menyatakan niat untuk melibatkan anak muda atau generasi milenial untuk duduk dalam jajaran kabinetnya mendatang. Hal ini disambut oleh Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali.

Menurut pakar disrupsi ini, di era #MO (mobilisasi dan orkestrasi) setidaknya ada empat bidang yang bisa diserahkan pada kaum muda yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan perdagangan.

“Keempat bidang itu sarat dengan persoalan disrupsi, masih banyak menimbulkan derita bagi masyarakat, menjadi perhatian publik dan menuntut cara-cara baru. Di era #MO, kita bisa memobilisasi dan mengorkestrasi sumberdaya milik masyarakat dengan lebih mudah,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Dia menambahkan, bila anggaran kurang, hanya kaum muda yang tahu bagaimana mengerahkan partisipasi publik melalui pendekatan crowdsourcing dan public-private collaboration.

“Wirausaha muda yang muncul di abad 21 ini sebagian besar bernafaskan kewirausahaan sosial. Maka kolaborasi dengan ekosistem dari BUMN sangat bisa memberi ruang untuk kaum muda mendisrupsi sektor-sektor yang masih memberikan ‘pain’ bagi keluarga seperti jumlah kamar pada rumah sakit yang kurang, tarif kesehatan yang dikeluhkan dokter, ketersediaan guru, bencana asap, dan serangan barang impor,” tuturnya.

Pendiri Rumah Perubahan ini juga menyoroti persoalan inefisiensi, obseleditas (ketinggalan zaman) dan pain burden (kepahitan) yang masih dirasakan publik dalam pelayanan di keempat bidang itu.

Dalam bidang pendidikan misalnya, anggaran yang disediakan sudah sangat besar tapi kualitasnya belum bisa diandalkan. Sementara internet telah menimbulkan persoalan ketergantungan anak-anak pada game online.

Kalau pendekatannya kuno, kata Rhenald, maka pendidikan akan menanggung bebannya seperti paparan hoax dan intoleransi, kualitas dan karakter, kurangnya tenaga guru, langkanya digital talent dan tak tertutup kemungkinan bagi munculnya kebutuhan akan pusat rehabilitasi mental bagi anak-anak yang kecanduan game online. "Semua ini menandakan pentingnya pendidikan dikelola dengan cara-cara baru," tandasnya.

Demikian pula kesehatan yang sudah didukung dana BPJS yang sangat besar. Kalau masih mengandalkan cara-cara lama maka biayanya akan semakin besar, dan masyarakat frustasi. "Big data dan Kecerdasan Buatan bisa mendisrupsi layanan kesehatan, asalkan kementerian ini didukung ilmunya kaum muda," ucapnya.

Sentuhan kaum muda juga dirasa perlu di sektor perdagangan dalam negeri dan lingkungan hidup. Rhenald menyebut kedua bidang itu sangat diminati kaum muda yang akan mewarisi masa depan republik ini.

"“Hanya kaum muda yang tahu bagaimana cara menggerakkan perdagangan domestik yang efisien melalui ekosistem perdagangan. Salah satu kontribusi riil kaum muda yang sudah bisa dilihat hasilnya adalah partisipasi rumah tangga dalam perdagangan domestik dan rendahnya inflasi karena perdagangan langsung melalui e-commerce,” paparnya.

Sedangkan lingkungan hidup adalah bidang yang sangat diminati kaum muda karena merekalah pewaris masa depan yang paling banyak menderita akibat laju deforestasi dan kepungan sampah plastik.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7263 seconds (0.1#10.140)