Menggabungkan Kecerdasan Buatan untuk Kembangkan Energi Surya

Kamis, 21 November 2019 - 08:58 WIB
Menggabungkan Kecerdasan Buatan untuk Kembangkan Energi Surya
Menggabungkan Kecerdasan Buatan untuk Kembangkan Energi Surya
A A A
NEW YORK - Sebuah perusahaan rintisan atau start-up yang didanai Bill Gates mencapai terobosan besar dengan mengembangkan energi surya untuk menyelamatkan Bumi. Perusahaan itu bernama Heliogen, perusahaan energi ramah lingkungan yang mengembangan energi dengan model siluman.

Heliogen mengklaim telah menggunakan kecerdasan buatan dan ladang cermin untuk memantulkan sinar matahari sehingga bisa memicu panas ekstrem lebih dari 1.000 derajat Celsius. Itu menjadi isu penting generasi mendatang karena menyangkut ketersediaan energi. Esensinya adalah Heliogen menciptakan oven matahari yang mampu meningkatkan temperatur sinar matahari yang dipantulkan.

Terobosannya adalah untuk pertama kalinya ada teknoloi mampu mengosentrasikan energi matahari sehingga bisa digunakan untuk menciptakan panas yang ekstrim untuk membuat semen, baja, gelas, dan proses industri lainnya. Dengan kata lain, sinar matahari bebas karbon bisa menggantikan bahan bakar fosil. Itu tidak pernah dipikirkan oleh perusahaan lain di dunia.

“Kita menciptakan teknologi yang bisa menggantikan bahan bakar fosil dan tidak menyebabkan emisi karbon dioksida,” kata Bill Gross, pendiri dan CEO Heliogen, kepada CNN Business. “Dan, itu menjadi cawan suci (sesuatu yang langka),” ujarnya.

Heliogen didukung pemilik Los Angeles Times Patrick Soon-Shiong, yang menyakini kalau perusahaan itu mampu menciptakan teknologi yang mengemisi gas rumah kaca dengan drastis. Misalnya, industri semen menyumbang 7 % dari emisi global. “Bill Gates dan tim kini benar-benar memanfaatkan sinar matahari,” kata Soon-Shiong. Dia mengungkapkan, potensi bisnis tersebut sangat besar.

Tidak seperti tenaga surya yang mengandakan panel untuk menangkap energi dari matahari, Heliogen memanfaatkan apa yang disebut kekuatan sinar matahari. Teknologi tersebut menggunakan cermin untuk memantulkan matahari ke titik baru. Nantinya, sinar yang terkonsentrasi itu digunakan untuk menghasilkan listrik. Permasalahannya di masa lalu adalah, sinar matahari yang terkonsentrasi tidak bisa ditingkatkan temperaturnya untuk memproduksi semen dan baja.

“Kamu akan berhenti pada teknologi di mana itu tidak menjadi sistem super anas,” kata Olav Junttila, peneliti dari Greentech Capital Advisors, bank investasi energi. Selama ini, energi terbarukan tidak mampu merubah proses industri semen dan baja. Padahal, industri tersebut sangat penting bagi manusia. (Andika H Mustaqim)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.3208 seconds (0.1#10.140)