Kuliah Umum MNC University: Anindya Bakrie Singgung Semangat Pantang Menyerah dan Etika Kerja
loading...
Mengisi kuliah umum MNC University, Ketua Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menekankan, bahwa semangat pantang menyerah merupakan modal utama untuk menggapai kesuksesan. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Ketua Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie hadir sebagai pengisi kuliah umum MNC University yang digelar di Convention Hall iNews Tower, Jakarta Pusat pada Rabu (25/9/2024). Di hadapan ratusan mahasiswa, dirinya menebar semangat pantang menyerah.
Anindya menekankan, bahwa semangat pantang menyerah merupakan modal utama untuk menggapai kesuksesan, di samping perlu juga moralitas serta etika. Ia mencontohkan kegigihan petenis asal Swiss, Roger Federer yang berkali-kali jatuh namun tetap bangkit untuk meraih peringkat satu dunia.
"Pernah denger Roger Federer? Pernah dong. Petenis Swiss, hebat. Dia mengatakan bisa menjadi sangat hebat hanya dengan menang 52% dari setiap point. Jadi selama Anda bangun dari jatuh dan menang 52% dari kesempatan yang ada, jangan pernah merasa gagal," katanya.
Selain menanamkan semangat pantang menyerah, Anindya juga menekankan pentingnya etika kerja di dunia profesional. Disampaikan olehnya, etika kerja menjadi satu hal yang paling dibutuhkan untuk bisa memenangkan persaingan dalam dunia usaha.
"Jadi memang etika kerja ini hanya bisa dilakukan, ga bisa cuma diomongkan. Lalu bagian dari etika kerja itu adalah selalu berpikir how to do more with less, produktif. Mentalnya itu selalu pingin melakukan lebih, tapi dengan sumber daya yang minimal," ujarnya.
Selain memiliki mindset produktif, untuk bisa meraih sukses juga diperlukan kedisiplinan. Anindya menyebut contoh sederhananya adalah dengan jangan menormalisasi keterlambatan. Menurutnya, dengan tepat waktu seseorang bukan hanya menghargai diri sendiri tapi juga orang lain.
"(Terlambat) Itu bukan saja menghilangkan sumber daya diri sendiri, tapi juga orang lain. Jadi respect kepada orang lain tuh kurang. Nah kenapa saya senang sekali dengan para atlet itu karena mereka tidak usah diajari tepat waktu. Karena atlet itu memang setiap detiknya diperhatikan," tandasnya.
Anindya menekankan, bahwa semangat pantang menyerah merupakan modal utama untuk menggapai kesuksesan, di samping perlu juga moralitas serta etika. Ia mencontohkan kegigihan petenis asal Swiss, Roger Federer yang berkali-kali jatuh namun tetap bangkit untuk meraih peringkat satu dunia.
"Pernah denger Roger Federer? Pernah dong. Petenis Swiss, hebat. Dia mengatakan bisa menjadi sangat hebat hanya dengan menang 52% dari setiap point. Jadi selama Anda bangun dari jatuh dan menang 52% dari kesempatan yang ada, jangan pernah merasa gagal," katanya.
Selain menanamkan semangat pantang menyerah, Anindya juga menekankan pentingnya etika kerja di dunia profesional. Disampaikan olehnya, etika kerja menjadi satu hal yang paling dibutuhkan untuk bisa memenangkan persaingan dalam dunia usaha.
"Jadi memang etika kerja ini hanya bisa dilakukan, ga bisa cuma diomongkan. Lalu bagian dari etika kerja itu adalah selalu berpikir how to do more with less, produktif. Mentalnya itu selalu pingin melakukan lebih, tapi dengan sumber daya yang minimal," ujarnya.
Selain memiliki mindset produktif, untuk bisa meraih sukses juga diperlukan kedisiplinan. Anindya menyebut contoh sederhananya adalah dengan jangan menormalisasi keterlambatan. Menurutnya, dengan tepat waktu seseorang bukan hanya menghargai diri sendiri tapi juga orang lain.
"(Terlambat) Itu bukan saja menghilangkan sumber daya diri sendiri, tapi juga orang lain. Jadi respect kepada orang lain tuh kurang. Nah kenapa saya senang sekali dengan para atlet itu karena mereka tidak usah diajari tepat waktu. Karena atlet itu memang setiap detiknya diperhatikan," tandasnya.
(akr)
Explore More