Putin: Ekonomi Barat Menuju Keruntuhan, BRICS Akan Jadi Pusat Pertumbuhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ekonomi negara-negara Barat terkemuka telah memasuki era penurunan yang tidak dapat diubah lagi. Sementara, negara-negara BRICS dan mereka yang bekerja sama dengan kelompok tersebut menurutnya akan menjadi pendorong utama pertumbuhan global di masa mendatang.
Prediksi itu diungkapkan Putin saat berbicara di forum "Russian Energy Week 2024". Putin mengatakan model pembangunan multipolar baru sedang dibentuk, yang akan memimpin pertumbuhan sepanjang abad ke-21 "Dan ini tidak terpusat di Eropa, maupun di Amerika Utara," tegasnya, seperti dilansir Russia Today, Jumat (27/9/2024).
Putin mengatakan, pilar-pilar ekonomi Barat yang kuat memang akan membuat perlambatan ekonomi menjadi proses yang panjang. Namun demikian, orang nomor satu di Rusia itu meyakini bahwa Barat akankehilangan posisi mereka di antara ekonomi dunia.
"Pertumbuhan utama akan terkonsentrasi di negara-negara BRICS dan negara-negara yang ingin bergabung dengan kelompok kami – mereka yang melihat prospek kemitraan yang setara yang mempertimbangkan kepentingan nasional," tandasnya.
Prediksi tersebut menurutnya bukan hanya sesumbar tanpa bukti. Putin mengingatkan, pada tahun 1992, negara-negara yang kemudian menjadi anggota BRICS hanya menyumbang 16% dari PDB global, tetapi kini porsi mereka telah melampaui G7. Menurut Bank Dunia, PDB kumulatif kelompok tersebut berdasarkan paritas daya beli mencapai lebih dari 35% dari total global pada tahun 2023. Sementara, kelompok negara-negara kaya G7 kini "hanya" menyumbang 29% dari PDB global.
Menurut pemimpin Rusia tersebut, BRICS bermaksud menciptakan platform pembangunan yang efektif dan bebas dari campur tangan eksternal. Ia menunjuk pada rencana pembentukan sistem pembayaran dan penyelesaian independen untuk memfasilitasi perdagangan luar negeri antar-anggota kelompok. "Negara-negara sahabat sudah menyumbang 90% dari ekspor energi Rusia," imbuh presiden tersebut.
Didirikan pada tahun 2006 oleh Rusia, China, India, dan Brasil, organisasi tersebut diikuti oleh Afrika Selatan pada tahun 2011. Pada tahun 2024, kelompok tersebut berkembang lebih jauh hingga mencakup Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia. Pada pertengahan September, Putin mengatakan bahwa sebanyak 34 negara telah menyatakan minatnya pada BRICS, di mana diskusi sedang berlangsung tentang potensi kemitraan.
Pangsa BRICS dalam ekonomi global pun terus meningkat tahun lalu, sementara pangsa G7 – yang terdiri dari AS, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, dan Jepang – terus menyusut. Data Bank Dunia menunjukkan, tahun lalu pangsa BRICS meningkat sebesar 0,6% sementara pangsa G7 turun sebesar 0,4%.
Prediksi itu diungkapkan Putin saat berbicara di forum "Russian Energy Week 2024". Putin mengatakan model pembangunan multipolar baru sedang dibentuk, yang akan memimpin pertumbuhan sepanjang abad ke-21 "Dan ini tidak terpusat di Eropa, maupun di Amerika Utara," tegasnya, seperti dilansir Russia Today, Jumat (27/9/2024).
Putin mengatakan, pilar-pilar ekonomi Barat yang kuat memang akan membuat perlambatan ekonomi menjadi proses yang panjang. Namun demikian, orang nomor satu di Rusia itu meyakini bahwa Barat akankehilangan posisi mereka di antara ekonomi dunia.
"Pertumbuhan utama akan terkonsentrasi di negara-negara BRICS dan negara-negara yang ingin bergabung dengan kelompok kami – mereka yang melihat prospek kemitraan yang setara yang mempertimbangkan kepentingan nasional," tandasnya.
Prediksi tersebut menurutnya bukan hanya sesumbar tanpa bukti. Putin mengingatkan, pada tahun 1992, negara-negara yang kemudian menjadi anggota BRICS hanya menyumbang 16% dari PDB global, tetapi kini porsi mereka telah melampaui G7. Menurut Bank Dunia, PDB kumulatif kelompok tersebut berdasarkan paritas daya beli mencapai lebih dari 35% dari total global pada tahun 2023. Sementara, kelompok negara-negara kaya G7 kini "hanya" menyumbang 29% dari PDB global.
Menurut pemimpin Rusia tersebut, BRICS bermaksud menciptakan platform pembangunan yang efektif dan bebas dari campur tangan eksternal. Ia menunjuk pada rencana pembentukan sistem pembayaran dan penyelesaian independen untuk memfasilitasi perdagangan luar negeri antar-anggota kelompok. "Negara-negara sahabat sudah menyumbang 90% dari ekspor energi Rusia," imbuh presiden tersebut.
Didirikan pada tahun 2006 oleh Rusia, China, India, dan Brasil, organisasi tersebut diikuti oleh Afrika Selatan pada tahun 2011. Pada tahun 2024, kelompok tersebut berkembang lebih jauh hingga mencakup Mesir, Iran, Uni Emirat Arab, dan Ethiopia. Pada pertengahan September, Putin mengatakan bahwa sebanyak 34 negara telah menyatakan minatnya pada BRICS, di mana diskusi sedang berlangsung tentang potensi kemitraan.
Pangsa BRICS dalam ekonomi global pun terus meningkat tahun lalu, sementara pangsa G7 – yang terdiri dari AS, Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Italia, dan Jepang – terus menyusut. Data Bank Dunia menunjukkan, tahun lalu pangsa BRICS meningkat sebesar 0,6% sementara pangsa G7 turun sebesar 0,4%.
(fjo)