Cara PNM Ikut Andil dalam Penanganan Kemiskinan Ekstrem
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani ( PNM ) mengajak sejumlah wartawan untuk berpartisipasi dalam Journalist Journey 2024. Mengusung tema “Usaha Mikro, Karya Maksimal”, berbagai kegiatan diselenggarakan di Banyuwangi pada 26 sampai 28 September 2024.
Rangkaian kegiatan ini di antaranya peresmian Sudut Literasi PNM di Pantai Bangsring, penanaman terumbu karang, diskusi media mengenai penghapusan kemiskinan ekstrem dan melihat langsung potret penanganan kemiskinan ekstrem salah satunya yang sudah diberikan pembiayaan dan pendampingan usaha melalui PNM Mekaar.
Dalam diskusi diterangkan penghapusan kemiskinan menjadi concern pemerintah dan organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesuai penetapan Sustainable Development Goals (SDGs) pertama perihal zero poverty.
Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi, Arif Budimanta mengungkapkan, strategi pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrem hingga titik nol. Melalui penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan,serta perbaikan daerah ataupun lingkungan dengan kantong kemiskinan diyakini dapat mendukung inisiatif strategis tersebut.
"Indonesia bukan hanya harus tumbuh tinggi, tapi juga inklusif salah satunya dengan program penghapusan kemiskinan, baik yang ekstrem maupun kemiskinan biasa," ungkap Arief dalam kegiatan Diskusi Media: Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Banyuwangi yang merupakan rangkaian Journalist Journey PNM 2024.
Salah satu pihak yang diberikan amanat dalam mendukung aspek peningkatan pendapatan adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Melalui program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), perempuan prasejahtera diberikan pembiayaan dan pendampingan usaha agar mampu berdaya dan keluar dari kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.
Para jurnalis diajak untuk berinteraksi langsung dengan lansia penerima program Rantang Kasih bernama Mbah Marinah, seorang nenek berusia 103 tahun dan pelaku UMKM penyedia konsumsi yang mendukung program Rantang Kasih. Rantang Kasih sendiri merupakan program pemberian makanan siap saji bergizi kepada lansia setiap hari.
Selain itu pada kesempatan ini diceritakan pengenalan Ibu Sa'adi di Dusun Telemungsari, Kalipuro, Banyuwangi dengan PNM Mekaar hingga menjadi nasabah. Di usianya yang sudah lanjut, Ia masih harus menjadi tulang punggung untuk mencukupi kebutuhan anak dan cucunya.
Hingga akhirnya Ia mengenal PNM Mekaar dan mengajukan pinjaman untuk membeli sayur pakis dari buruh tani di desa untuk selanjutnya dijual.
Berjuang dari nol, usaha Sa’adi kini melibatkan beberapa saudaranya untuk membantunya menyiapkan sayur pakis. Hasil usahanya mampu membawa cucunya duduk di bangku sekolah formal dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengungkapkan, harapannya agar pemberian modal finansial, intelektual dan sosial lewat program PNM Mekaar dapat menjadi solusi bagi kelompok subsisten untuk menaikan taraf hidupnya. Pembiayaan berbasis kelompok diyakini dapat mendorong social re-engineering, meningkatkan peran anggota kelompok untuk saling mendukung kemajuan usaha.
“Mereka yang naik kelas harus tetap ada di ekosistem ini. Kalau bisa yang besar menarik yang kecil,” ungkap Arief.
Sistem kelompok merupakan cerminan dari budaya gotong royong masyarakat Indonesia sehingga penting bagi seluruh nasabah PNM Mekaar untuk selalu menjaga kekompakan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, PNM telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 20 juta ibu-ibu di seluruh Indonesia. Setelah bergabung dengan Holding Ultra Mikro, layanan inklusi keuangan yang diberikan semakin variatif.
“Sudah 1,7 juta nasabah PNM yang naik kelas lanjut ke BRI atau Pegadaian. 400 ribu ketua kelompok (nasabah PNM Mekaar) kita bantu jadi Agen BRILink Mekaar supaya pendapatan mereka bertambah,” tambahnya.
Arif Budimanta turut mengapresiasi program pemberdayaan PNM Mekaar dan upaya ibu-ibu untuk keluar dari kemiskinan. Menurutnya, keragaman anggota kelompok mendorong munculnya pembelajaran sehingga bisa bersama-sama memajukan kehidupan.
“Karena berbasis kelompok pesertanya beragam ada yang dari kelompok miskin ekstrem ada juga yang mungkin golongan menengah. Di sini terjadi pembelajaran. Yang sudah berani berusaha mereka yang berpendidikan menarik anggota kelompok lainnya,” jelas Arif.
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, PNM memberikan penghargaan kepada 5 wartawan yang dinilai menginspirasi dalam memuat publikasi selama acara berlangsung. 5 kategori penghargaan yang diusung PNM yaitu Narasi Menawan, Networking Ninja, MVP Media, Headline Hunter dan Caption Jenius.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan jurnalis yang telah membantu mengedukasi masyarakat terkait inklusi keuangan dan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh PNM. Dodot berharap semakin terjalin hubungan kolaboratif yang erat antara PNM dan media.
"PNM dapat berjalan sejauh ini berkat bantuan dari teman-teman media. Semoga apresiasi ini memberi semangat dan inspirasi yang lebih luas lagi bagi teman-teman untuk mendukung edukasi keuangan bagi pelaku usaha ultra mikro di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Rangkaian kegiatan ini di antaranya peresmian Sudut Literasi PNM di Pantai Bangsring, penanaman terumbu karang, diskusi media mengenai penghapusan kemiskinan ekstrem dan melihat langsung potret penanganan kemiskinan ekstrem salah satunya yang sudah diberikan pembiayaan dan pendampingan usaha melalui PNM Mekaar.
Dalam diskusi diterangkan penghapusan kemiskinan menjadi concern pemerintah dan organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sesuai penetapan Sustainable Development Goals (SDGs) pertama perihal zero poverty.
Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi, Arif Budimanta mengungkapkan, strategi pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrem hingga titik nol. Melalui penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan,serta perbaikan daerah ataupun lingkungan dengan kantong kemiskinan diyakini dapat mendukung inisiatif strategis tersebut.
"Indonesia bukan hanya harus tumbuh tinggi, tapi juga inklusif salah satunya dengan program penghapusan kemiskinan, baik yang ekstrem maupun kemiskinan biasa," ungkap Arief dalam kegiatan Diskusi Media: Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Banyuwangi yang merupakan rangkaian Journalist Journey PNM 2024.
Salah satu pihak yang diberikan amanat dalam mendukung aspek peningkatan pendapatan adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Melalui program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), perempuan prasejahtera diberikan pembiayaan dan pendampingan usaha agar mampu berdaya dan keluar dari kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.
Para jurnalis diajak untuk berinteraksi langsung dengan lansia penerima program Rantang Kasih bernama Mbah Marinah, seorang nenek berusia 103 tahun dan pelaku UMKM penyedia konsumsi yang mendukung program Rantang Kasih. Rantang Kasih sendiri merupakan program pemberian makanan siap saji bergizi kepada lansia setiap hari.
Selain itu pada kesempatan ini diceritakan pengenalan Ibu Sa'adi di Dusun Telemungsari, Kalipuro, Banyuwangi dengan PNM Mekaar hingga menjadi nasabah. Di usianya yang sudah lanjut, Ia masih harus menjadi tulang punggung untuk mencukupi kebutuhan anak dan cucunya.
Hingga akhirnya Ia mengenal PNM Mekaar dan mengajukan pinjaman untuk membeli sayur pakis dari buruh tani di desa untuk selanjutnya dijual.
Berjuang dari nol, usaha Sa’adi kini melibatkan beberapa saudaranya untuk membantunya menyiapkan sayur pakis. Hasil usahanya mampu membawa cucunya duduk di bangku sekolah formal dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengungkapkan, harapannya agar pemberian modal finansial, intelektual dan sosial lewat program PNM Mekaar dapat menjadi solusi bagi kelompok subsisten untuk menaikan taraf hidupnya. Pembiayaan berbasis kelompok diyakini dapat mendorong social re-engineering, meningkatkan peran anggota kelompok untuk saling mendukung kemajuan usaha.
“Mereka yang naik kelas harus tetap ada di ekosistem ini. Kalau bisa yang besar menarik yang kecil,” ungkap Arief.
Sistem kelompok merupakan cerminan dari budaya gotong royong masyarakat Indonesia sehingga penting bagi seluruh nasabah PNM Mekaar untuk selalu menjaga kekompakan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2015, PNM telah memberikan pendampingan kepada lebih dari 20 juta ibu-ibu di seluruh Indonesia. Setelah bergabung dengan Holding Ultra Mikro, layanan inklusi keuangan yang diberikan semakin variatif.
“Sudah 1,7 juta nasabah PNM yang naik kelas lanjut ke BRI atau Pegadaian. 400 ribu ketua kelompok (nasabah PNM Mekaar) kita bantu jadi Agen BRILink Mekaar supaya pendapatan mereka bertambah,” tambahnya.
Arif Budimanta turut mengapresiasi program pemberdayaan PNM Mekaar dan upaya ibu-ibu untuk keluar dari kemiskinan. Menurutnya, keragaman anggota kelompok mendorong munculnya pembelajaran sehingga bisa bersama-sama memajukan kehidupan.
“Karena berbasis kelompok pesertanya beragam ada yang dari kelompok miskin ekstrem ada juga yang mungkin golongan menengah. Di sini terjadi pembelajaran. Yang sudah berani berusaha mereka yang berpendidikan menarik anggota kelompok lainnya,” jelas Arif.
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan, PNM memberikan penghargaan kepada 5 wartawan yang dinilai menginspirasi dalam memuat publikasi selama acara berlangsung. 5 kategori penghargaan yang diusung PNM yaitu Narasi Menawan, Networking Ninja, MVP Media, Headline Hunter dan Caption Jenius.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan jurnalis yang telah membantu mengedukasi masyarakat terkait inklusi keuangan dan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh PNM. Dodot berharap semakin terjalin hubungan kolaboratif yang erat antara PNM dan media.
"PNM dapat berjalan sejauh ini berkat bantuan dari teman-teman media. Semoga apresiasi ini memberi semangat dan inspirasi yang lebih luas lagi bagi teman-teman untuk mendukung edukasi keuangan bagi pelaku usaha ultra mikro di seluruh Indonesia," ungkapnya.
(akr)