Sri Mulyani Belum Lempar Handuk, Klaim Daya Tahan Ekonomi RI Terjaga

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 15:31 WIB
loading...
Sri Mulyani Belum Lempar Handuk, Klaim Daya Tahan Ekonomi RI Terjaga
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai daya tahan perekonomian Indonesia masih cukup kuat dalam menghadapi ancaman resesi. Foto/Dok Kemenkeu
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai daya tahan perekonomian Indonesia masih cukup kuat dalam menghadapi ancaman resesi yang telah menimpa baik negara berkembang maupun negara maju. Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi nasional terkontraksi minus 5,32% di kuartal II-2020 yang diklaim belum dalam apabila dibandingkan dengan Amerika Serikat, Spanyol dan Malaysia.

"Kalau dilihat daya tahan, kontraksi kita tidak sedalam negara lain, masih cukup resilience dibanding negara lain. Karena kalau kita lihat Malaysia, Spanyol kontraksinya ekonominya cukup dalam, jadi daya tahan ekonomi Indonesia tetap terjaga walaupun covid-nya masih ada," kata Menkeu Sri Mulyani dalam video virtual, Jumat (28/8/2020).

(Baca Juga: Camkan!, Indonesia Belum Resesi, Seluruh Jajaran Harus All Out Bertempur )

Sambung dia menambahkan, pemerintah terus memberikan rogram pemulihan ekonomi nasional (PEN). Program ini menyasar banyak klaster, mulai dari kesehatan, perlindungan sosial, bantuan dunia usaha, hingga pemerintah daerah (pemda).

"Kita juga merealokasi anggara di Kementerian untuk kita fokuskan ke kesehatan," jelas mantan direktur bank dunia tersebut.

Kata dia, pemerintah sudah menyasar 29 juta masyarakat atau 40% kelompok miskin melalui berbagai program bantuan sosial. Tujuannya agar daya beli kelompok ini tetap terjaga dan berdampak pada perekonomian nasional.

(Baca Juga: Resesi di Depan Mata, Sri Mulyani: Jangan Menyerah Dulu! )

"Jadi kalau dari resources APBN 2020, sudah banyak untuk dorong konsumsi dan investasi. Instrumen kita gunakan semua, dari insentif pajak, belanja tambahan, sampai penempatan dana. Kita berharap daya tahan Indonesia cukup tetap terjaga walaupun tekanan tetap ada karena COVID-nya masih ada," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)