Kemenparekraf-KitaBisa Kembangkan Pembiayaan Tanpa Bunga di Pujon Kidul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf/Baparekraf ) bekerja sama dengan KitaBisa menyelenggarakan acara "Literasi Keuangan Desa Wisata Berdaya" di Pujon Kidul, Kabupaten Malang. Acara ini menjadi bagian dari langkah awal untuk memulai program pilot project pembiayaan tanpa bunga bagi UMKM di Desa Wisata Pujon Kidul.
Program Desa Wisata Berdaya bertujuan untuk membangun gerakan penggalangan dana sosial (social pooling fund) yang akan disalurkan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga dan dukungan pendampingan bagi pelaku UMKM di desa-desa wisata.
"Kami memilih Desa Wisata Pujon Kidul sebagai lokasi pilot project karena desa ini memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, dengan panorama alam pegunungan dan pertanian yang memukau. Selain itu, Pujon Kidul merupakan desa dengan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa melalui BUMDes yang dikelola secara mandiri," ungkap Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana, dalam keterangannya, Minggu (13/10/2024).
Anggara menambahkan, dengan memulai proyek ini di Pujon Kidul, pemerintah berharap program Desa Wisata Berdaya dapat memberikan dampak positif nyata dan dapat dijadikan contoh bagi pengembangan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia.
Ketua Pokja Dana Masyarakat Kemenparekraf, SN Megawati Panjaitan, menjelaskan pentingnya acara literasi keuangan ini. Menurut dia, ini adalah kesempatan bagi calon penerima manfaat untuk memahami cara pengelolaan keuangan yang baik. "Harapannya, mereka mampu memanfaatkan pinjaman yang diterima untuk memperluas usaha secara optimal," tuturnya.
Sementara, Principal Consultant Sustainability & Partnership KitaBisa Weni Pebriani menyampaikan bahwa pinjaman Produktif Desa Wisata Berdaya, sebagai pinjaman produktif berbasis syariah, menjadi solusi pendanaan yang adil dan berlandaskan semangat gotong royong bagi UMKM di desa wisata. Dia berharap bahwa program ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi masalah pinjol yang merebak dimasyakrat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto, yang juga hadir dalam acara ini, menyambut baik inisiatif tersebut. Dirinya berharap program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul.
Sejumlah narasumber turut menyampaikan materi dalam acara ini, seperti Direktur LSP Pramindo Sri Suryani yang membawakan Bimbingan Teknis terkait peningkatan kualitas pelayanan hospitality, serta Konsultan Perencanaan Keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Gozali yang memaparkan strategi perencanaan keuangan dan pengembangan bisnis untuk UMKM pariwisata.
Program Desa Wisata Berdaya diharapkan menjadi pendorong pengembangan desa wisata di Indonesia, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas pelayanan di sektor pariwisata. Keberhasilan pilot project di Pujon Kidul akan menjadi tolok ukur bagi implementasi program serupa di desa-desa wisata lain di seluruh negeri.
Program Desa Wisata Berdaya bertujuan untuk membangun gerakan penggalangan dana sosial (social pooling fund) yang akan disalurkan dalam bentuk pinjaman tanpa bunga dan dukungan pendampingan bagi pelaku UMKM di desa-desa wisata.
"Kami memilih Desa Wisata Pujon Kidul sebagai lokasi pilot project karena desa ini memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, dengan panorama alam pegunungan dan pertanian yang memukau. Selain itu, Pujon Kidul merupakan desa dengan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa melalui BUMDes yang dikelola secara mandiri," ungkap Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun Anujuprana, dalam keterangannya, Minggu (13/10/2024).
Anggara menambahkan, dengan memulai proyek ini di Pujon Kidul, pemerintah berharap program Desa Wisata Berdaya dapat memberikan dampak positif nyata dan dapat dijadikan contoh bagi pengembangan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia.
Ketua Pokja Dana Masyarakat Kemenparekraf, SN Megawati Panjaitan, menjelaskan pentingnya acara literasi keuangan ini. Menurut dia, ini adalah kesempatan bagi calon penerima manfaat untuk memahami cara pengelolaan keuangan yang baik. "Harapannya, mereka mampu memanfaatkan pinjaman yang diterima untuk memperluas usaha secara optimal," tuturnya.
Sementara, Principal Consultant Sustainability & Partnership KitaBisa Weni Pebriani menyampaikan bahwa pinjaman Produktif Desa Wisata Berdaya, sebagai pinjaman produktif berbasis syariah, menjadi solusi pendanaan yang adil dan berlandaskan semangat gotong royong bagi UMKM di desa wisata. Dia berharap bahwa program ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi masalah pinjol yang merebak dimasyakrat.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto, yang juga hadir dalam acara ini, menyambut baik inisiatif tersebut. Dirinya berharap program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Wisata Pujon Kidul.
Sejumlah narasumber turut menyampaikan materi dalam acara ini, seperti Direktur LSP Pramindo Sri Suryani yang membawakan Bimbingan Teknis terkait peningkatan kualitas pelayanan hospitality, serta Konsultan Perencanaan Keuangan dari Zelts Consulting Ahmad Gozali yang memaparkan strategi perencanaan keuangan dan pengembangan bisnis untuk UMKM pariwisata.
Program Desa Wisata Berdaya diharapkan menjadi pendorong pengembangan desa wisata di Indonesia, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan kualitas pelayanan di sektor pariwisata. Keberhasilan pilot project di Pujon Kidul akan menjadi tolok ukur bagi implementasi program serupa di desa-desa wisata lain di seluruh negeri.
(fjo)