BUMN Diminta Setor Rp26,1 Triliun Tahun Depan, Erick Thohir Sanggup Gak?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, target Menteri Keuangan (Menkeu) atas setoran dividen BUMN pada 2021 yang mencapai Rp26,1 triliun adalah sebuah tantangan.
Oleh karena itu, pihaknya akan mencoba merealisasikan angka dividen tersebut untuk mengisi kas negara. Erick menyebut, kondisi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi Kementerian BUMN untuk mengejar standar yang sudah ditetapkan Kemenkeu dalam Nota Keuangan 2021 tersebut. Meski, target dividen BUMN pada 2021 lebih rendah yakni 46,7 persen daripada di tahun 2020 yang sebesar Rp49 triliun. (Baca juga: Ini Lho yang Bikin Utang Luar Negeri BUMN Melesat! )
"Target Menkeu Rp26 triliun itu, ya kami usahakan. Alhamdulillah, ya kita coba. Kalau tidak sampai gimana? ya kita tetap coba dulu. Jangan menyerah dulu sebelum dicoba," ujar Erick usai melakukan rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR, dikutip pada Sabtu (29/8/2020).
Dalam Nota Keuangan 2021 disebutkan, dampak pandemi Covid-19 cukup berat dirasakan BUMN yang bergerak di sektor perhubungan, pariwisata dan industri manufaktur.
Kebijakan yang akan ditempuh pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan dividen BUMN dalam tahun 2021 yaitu pertama, menjaga profitabilitas dan likuiditas perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat laba, kemampuan pendanaan, dan solvabilitas.
Kedua, menjaga persepsi investor yang dapat berpotensi menurunkan nilai pasar BUMN yang terdaftar di bursa efek. Ketiga, penyesuaian regulasi dan perjanjian yang mengikat BUMN. (Baca juga: Charoen Pokphand Bagi Dividen Rp1,32 Triliun )
Keempat, penetapan dividen lebih selektif untuk menyeimbangkan antara kebutuhan APBN dengan pelaksanaan program dan kesinambungan usaha BUMN. Kelima, reformasi dan penataan BUMN dalam rangka memperbaiki kinerja BUMN sehingga mampu meningkatkan penerimaan negara.
Sri Mulyani menjelaskan, penurunan target tersebut dilakukan karena kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah tertekan akibat pandemi Covid-19. Laba bersih BUMN tahun ini dipastikan turun dibandingkan 2019.
Namun demikian, BUMN perbankan masih menjadi andalan utama untuk mengisi pundi-pundi kas negara. Target setoran dividen dari perbankan mencapai Rp11,9 triliun sementara BUMN non perbankan Rp14,2 triliun.
Oleh karena itu, pihaknya akan mencoba merealisasikan angka dividen tersebut untuk mengisi kas negara. Erick menyebut, kondisi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi Kementerian BUMN untuk mengejar standar yang sudah ditetapkan Kemenkeu dalam Nota Keuangan 2021 tersebut. Meski, target dividen BUMN pada 2021 lebih rendah yakni 46,7 persen daripada di tahun 2020 yang sebesar Rp49 triliun. (Baca juga: Ini Lho yang Bikin Utang Luar Negeri BUMN Melesat! )
"Target Menkeu Rp26 triliun itu, ya kami usahakan. Alhamdulillah, ya kita coba. Kalau tidak sampai gimana? ya kita tetap coba dulu. Jangan menyerah dulu sebelum dicoba," ujar Erick usai melakukan rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR, dikutip pada Sabtu (29/8/2020).
Dalam Nota Keuangan 2021 disebutkan, dampak pandemi Covid-19 cukup berat dirasakan BUMN yang bergerak di sektor perhubungan, pariwisata dan industri manufaktur.
Kebijakan yang akan ditempuh pemerintah untuk mengoptimalkan penerimaan dividen BUMN dalam tahun 2021 yaitu pertama, menjaga profitabilitas dan likuiditas perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat laba, kemampuan pendanaan, dan solvabilitas.
Kedua, menjaga persepsi investor yang dapat berpotensi menurunkan nilai pasar BUMN yang terdaftar di bursa efek. Ketiga, penyesuaian regulasi dan perjanjian yang mengikat BUMN. (Baca juga: Charoen Pokphand Bagi Dividen Rp1,32 Triliun )
Keempat, penetapan dividen lebih selektif untuk menyeimbangkan antara kebutuhan APBN dengan pelaksanaan program dan kesinambungan usaha BUMN. Kelima, reformasi dan penataan BUMN dalam rangka memperbaiki kinerja BUMN sehingga mampu meningkatkan penerimaan negara.
Sri Mulyani menjelaskan, penurunan target tersebut dilakukan karena kinerja perusahaan-perusahaan pelat merah tertekan akibat pandemi Covid-19. Laba bersih BUMN tahun ini dipastikan turun dibandingkan 2019.
Namun demikian, BUMN perbankan masih menjadi andalan utama untuk mengisi pundi-pundi kas negara. Target setoran dividen dari perbankan mencapai Rp11,9 triliun sementara BUMN non perbankan Rp14,2 triliun.
(ind)