Perang Dagang China-Uni Eropa Meletus saat Beijing Ajukan Keluhan ke WTO

Kamis, 31 Oktober 2024 - 07:46 WIB
loading...
Perang Dagang China-Uni...
Perang dagang antara China dan Uni Eropa (UE) bakal memanas setelah Beijing mengajukan keluhan ke WTO menyusul langkah Eropa yang menaikkan tarif Impor pada mobil listrik buatan China. Foto/Dok Reuters
A A A
BEIJING - Perang dagang antara China dan Uni Eropa (UE) bakal memanas setelah Beijing mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO menyusul langkah Eropa yang menaikkan tarif Impor pada kendaraan listrik buatan China.

Kementerian perdagangan China pada hari Rabu (30/10) kemarin mengatakan, bahwa mereka "tidak setuju atau menerima" dengan keputusan UE yang meningkatkan bea tambahan pada EV setelah kesimpulan penyelidikan anti-subsidi yang dimulai tahun lalu.



Keputusan akhir yang diterbitkan oleh Komisi Eropa pada hari Selasa, menyatakan bahwa tarif tertinggi impor mobil listrik China bisa mencapai 35,3% yang akan diterapkan untuk EV dari perusahaan milik negara China, SAIC Motor dan anak perusahaannya, di samping bea dasar 10% yang berlaku untuk semua impor EV.

Sedangkan produsen mobil utama China, BYD dan Geely akan menghadapi bea tambahan masing-masing sebesar 17% dan 18,8%. Tarif tambahan tersebut akan berlaku paling cepat Rabu dan akan berlangsung selama lima tahun.

"China akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan dengan tegas untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China," kata kementerian itu setelah mengajukan keluhan dengan mekanisme penyelesaian sengketa WTO seperti dilansir South China Morning Post (SCMP).

Kementerian juga mengatakan, China menganjurkan penyelesaian konflik perdagangan melalui dialog serta menambahkan, bahwa mereka sedang melakukan "fase konsultasi baru" dengan blok Eropa.

"Kami berharap pihak Eropa akan bekerja dengan China secara konstruktif ... dan mencapai solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak sesegera mungkin untuk menghindari meningkatnya gesekan perdagangan," katanya.

China sebelumnya menerangkan, bahwa negosiasi teknis telah dilanjutkan untuk menegosiasikan penyelesaian di mana tarif akan dikurangi atau dihentikan dengan imbalan perusahaan menyetujui harga minimum penjualan EV di UE.

Dalam menetapkan kenaikan tarif, kepala perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis mengutarakan, anggota blok "menyambut baik persaingan, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didukung oleh keadilan dan lapangan bermain yang setara".

"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan hal ini dilakukan setelah penyelidikan yang ketat, kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa."

Persetujuan resmi blok untuk kenaikan tarif pada hari Selasa datang setelah upaya China sebelumnya untuk mencapai kesepakatan gagal. Beijing telah menyatakan bahwa kenaikan tarif - pertama kali diumumkan oleh Uni Eropa pada bulan Juni - adalah praktik proteksionis yang mempromosikan persaingan tidak sehat.

Kementerian Perdagangan mengatakan, "ada banyak aspek yang tidak masuk akal dan tidak patuh" dalam penyelidikan anti-subsidi blok Eropa pada mobil listrik buatan China.

Kamar Dagang China untuk Uni Eropa juga menyerukan penghentian tarif tambahan, dengan mengatakan pihaknya "sangat menyesali dan tidak puas dengan keputusan Uni Eropa yang berorientasi ke dalam dan bermotif politik".

Kenaikan tarif adalah hasil dari penyelidikan anti-subsidi yang diluncurkan oleh Uni Eropa tahun lalu, yang menemukan bahwa EV buatan China mendistorsi pasar Eropa. Tarif yang lumayan besar dianggap perlu untuk menyamakan dampak subsidi negara China di sektor EV.

Konflik ini selanjutnya berkembeng menjadi perang dagang terbesar yang pernah ada antara China dan Uni Eropa dan menimbulkan kekhawatiran konflik perdagangan ini dapat berkepanjangan dan berdampak pahit.



Sementara itu China sebagai aksi balasan pada awal bulan ini menampar tarif hingga 39% pada ekspor brendi Eropa, dan telah mengisyaratkan akan mengenakan bea pada mobil yang diimpor dari Uni Eropa. China juga telah meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap produk susu dan babi.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1895 seconds (0.1#10.140)