Uni Eropa Menampar Mobil Listrik China dengan Tarif Tambahan hingga 35,3%

Rabu, 30 Oktober 2024 - 06:02 WIB
loading...
Uni Eropa Menampar Mobil...
Uni Eropa (UE) pada hari Selasa (29/10/2024) memutuskan untuk memberlakukan tarif tambahan pada mobil listrik buatan China. Foto/Dok
A A A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) pada hari Selasa (29/10/2024) memutuskan untuk memberlakukan tarif tambahan pada mobil listrik buatan China setelah penyelidikan anti-subsidi menyimpulkan dukungan Beijing telah melemahkan pembuat mobil Eropa.

Pajak tambahan menjadi kontroversial usai ditolek oleh Jerman dan Hongaria, lantaran muncul kekhawatiran bahwa kebijakan tersebut bisa memprovokasi kemarahan China dan memicu perang dagang yang berdampak lebih besar.



Beijing sebelumnya mengecam penerapan bea tambahan yang menurutnya sebagai "praktik proteksionis Uni Eropa yang tidak adil, tidak patuh, dan tidak masuk akal" selama penyelidikan.

"Dengan mengadopsi langkah-langkah yang proporsional dan ditargetkan hal ini rampung setelah adanya penyelidikan yang ketat. Kami membela praktik pasar yang adil dan untuk basis industri Eropa," kata Kepala Perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP.

"Kami menyambut baik persaingan, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didukung oleh keadilan dan cara bermain yang setara," katanya.

Kebijakan UE membuat industri otomotif utama Jerman tidak senang, mereka memperingatkan tarif tambahan meningkatkan risiko "konflik perdagangan yang berdampak sangat luas".

Bea masuk berada di atas 10 persen saat ini untuk impor kendaraan listrik dari China. Keputusan tersebut menjadi undang-undang setelah dipublikasikan di jurnal resmi Uni Eropa pada hari Selasa, dan bea impor akan mulai berlaku mulai Rabu.

Penyelidikan Brussels menemukan, bahwa subsidi negara China dinilai tidak adil sehingga melemahkan pembuat mobil Eropa. Setelah mulai berlaku, tarif akan definitif dan bertahan selama lima tahun.

Bea tambahan juga berlaku, dengan beragam tarif, untuk kendaraan yang dibuat di China oleh grup asing seperti Tesla – bakal dikenakan tarif 7,8%.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
Indonesia-Rusia Makin...
Indonesia-Rusia Makin Mesra di Tengah Meningkatnya Tensi Perang Dagang AS
Diancam AS Soal Perdagangan,...
Diancam AS Soal Perdagangan, Spanyol Pilih Merapat ke China
Uni Eropa Bakal Pakai...
Uni Eropa Bakal Pakai Segala Cara untuk Melawan Tarif AS
AS-China Perang Dagang,...
AS-China Perang Dagang, Prabowo: Indonesia Netral dan Siap Jadi Jembatan
2 Senjata Pamungkas...
2 Senjata Pamungkas China Lawan Amerika dalam Perang Dagang
Gara-gara Perang Tarif,...
Gara-gara Perang Tarif, AS Disebut Jadi Kacau Mirip Negara Berkembang
Uni Eropa Balik Melawan...
Uni Eropa Balik Melawan AS, Siap Jatuhkan Tarif 25% Mulai Minggu Depan
3 Alasan Trump Nekat...
3 Alasan Trump Nekat Kobarkan Perang Dagang dengan China
Rekomendasi
Siloam Raih 5 Penghargaan...
Siloam Raih 5 Penghargaan di Healthcare Asia Awards 2025
Politikus Gerindra Tegaskan...
Politikus Gerindra Tegaskan Tak Ada Dwifungsi dalam UU TNI Baru
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Berita Terkini
Kadin Indonesia dan...
Kadin Indonesia dan Rusia Perkuat Kerja Sama Dagang dan Investasi
1 jam yang lalu
Medela Potentia Resmi...
Medela Potentia Resmi Melantai di Bursa, Himpun Dana Rp685 Miliar
2 jam yang lalu
Harvard Tak Mau Tunduk...
Harvard Tak Mau Tunduk Ancaman Trump, Dana Hibah Rp37 Triliun Dicabut
2 jam yang lalu
Terus Dorong Akses Crypto...
Terus Dorong Akses Crypto untuk Semua
3 jam yang lalu
Pentingnya Biodiversity...
Pentingnya Biodiversity Credit untuk Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
3 jam yang lalu
Hadapi Tarif AS, Indonesia...
Hadapi Tarif AS, Indonesia Ingin Negosiasi Konkret dan Menguntungkan
3 jam yang lalu
Infografis
5 Negara yang Memilih...
5 Negara yang Memilih Jalur Negosiasi Tarif dengan AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved