Inflasi Tahun 2019 Rendah, Pertanda Ekonomi Melemah?

Kamis, 02 Januari 2020 - 17:01 WIB
Inflasi Tahun 2019 Rendah, Pertanda Ekonomi Melemah?
Inflasi Tahun 2019 Rendah, Pertanda Ekonomi Melemah?
A A A
JAKARTA - Inflasi bulan Desember 2019 yang hanya 0,34% atau jauh di bawah ekspektasi di kisaran 0,42% cukup mengejutkan. Terlebih, dengan inflasi bulanan yang hanya 0,34%, inflasi year to date dan year on year 2019 pun menjadi rendah, hanya 2,72%.

Inflasi sepanjang tahun 2019 ini jauh di bawah inflasi 2017 yang mencapai 3,61% dan 2018 yang sebesar 3,13%. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi 2019 merupakan yang terendah dalam 10 tahun terakhir.

"Dari inflasi Desember 2019 yang 0,34% (mtm), andil bahan makanan terbesar yakni 0,16% disusul andil transportasi komunikasi, jasa keuangan yang 0,10%. Sementara andil dari sektor lainnya terbilang kecil masing-masing di bawah 0,05%," ujar Ekonom BNI Ryan Kiryanto saat dihubungi SINDOnews, Kamis (2/1/2020).

Dia melanjutkan yang menjadi patut menjadi perhatian adalah inflasi 2019 yang sebesar 2,72%. Kendati masih di kisaran target Bank Indonesia yang sebesar 3,5% plus-minus 1%, angka ini terbilang amat rendah dibanding 2015-2018 yang masing2 di atas 3% (yoy).

Secara tahunan, kata Ryan, inflasi 2019 yang sebesar 2,72% dikontribusi oleh bahan makanan (0,86%); makanan jadi (0,68%); perumahan dan LGA (0,44%); sandang (0,32%); kesehatan (0,15%); pendidikan (0,25%); dan transport-komunikasi-jaskeu (0,02%).
Dibandingkan inflasi 2018, kata dia, andil kelompok perumahan dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan anjlok cukup besar; masing-masing dari 0,60% ke 0,44% dan 0,56% ke 0,02%.

Dia menambahkan, dua sektor yang andilnya anjlok terhadap inflasi ini perlu dicermati lebih dalam penyebabnya. Dia menilai, rendahnya inflasi mungkin saja disebabkan karena melemahnya permintaan di kedua sektor tersebut. Tapi, kata Ryan, yang perlu dicermati secara umum adalah anjloknya inflasi 2019 yang di bawah 3%.

"Apakah itu karena perekonomian yang melemah? Apakah daya beli sebagian masyarakat yang melemah atau sebab lain. Jangan sampai muncul persepsi rendahnya inflasi 2019 karena melemahnya perekonomian yang mungkin hanya akan tumbuh 4,9-5,04% saja," kata dia.

Identifikasi penyebab hal ini, tegas Ryan, penting sebagai referensi pembuat kebijakan moneter dan fiskal di 2020. "Agar tetap akomodatif, pro-pertumbuhan," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8679 seconds (0.1#10.140)