Swasembada Pangan, Sinergi Pemerintah, Swasta dan Petani Keniscayaan
loading...
A
A
A
BLORA - Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan didukung dengan iklim yang cocok untuk pertanian . Presiden Prabowo Subiyanto meyakini Indonesia dalam 4-5 lima tahun ke depan berpotensi swasembada pangan , bahkan siap menjadi lumbung pangan dunia.
Upaya tersebut tidak dapat dikerjakan satu pihak, namun perlu koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan kerja sama dengan semangat gotong royong bersama semua pihak. Baik pemerintah pusat, TNI-Polri, pemerintah daerah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat terutama petani.
"Oleh karena itu, hari ini kita melaksanakan tanam padi serentak di 26 kabupaten di tujuh provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Lampung), yang melibatkan seluruh komponen bangsa baik pemerintah (kepala daerah), swasta (PT Wilmar Padi Indonesia/ WPI), dan masyarakat (kelompok tani). Semoga apa yang kita kerjakan hari ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan," kata Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andriyanto saat memberikan sambutan dalam Gerakan Tanam Padi Bersama di Desa Kentong, Kabupaten Blora, Senin (9/12/2024). Baca juga: Program Cetak Sawah Baru di Kalteng, Indonesia Pesan 1.000 Ekskavator dari China
Gerakan Tanam Padi Bersama yang dilakukan di 26 titik di Jawa dan Sumatera itu juga dihadiri petani mitra yang tergabung dalam Farmer Engagement Program (FEP) dan penyuluh PT WPI secara daring (dalam jaringan/ online). Total luas lahan yang akan ditanami dalam kegiatan tersebut mencapai 14.500 hektare (ha).
Menurut Agus, pihaknya telah aktif mendukung pencapaian swasembada pangan. Salah satunya dengan membuat program untuk warga binaan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia. Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah membentuk Brigade Pangan.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai swasembada pangan. Kementan menyatakan kesiapan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Blora.
Pihaknya akan terus mendukung upaya tersebut melalui program-program strategis yang langsung menyentuh kebutuhan petani. "Dengan bersinergi yang baik antara pemerintah, swasta, dan petani, kita dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden Prabowo," katanya.
Bupati Blora Arief Rahman mengatakan, Blora kaya potensi pertanian, yang telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut. Komoditas andalannya adalah padi dan jagung.
Tahun lalu, Blora memiliki luas panen 627.715 ha atau termasuk dalam lima kabupaten dengan luas panen tertinggi di Jawa Tengah. Pihaknya merasa terhormat dapat terpilih menjadi lokasi kegiatan tanam padi secara luring (luar jaringan/ offline) kegiatan yang dilaksanakan secara serentak tersebut.
"Kegiatan tanam padi bersama ini juga sebagai simbol komitmen dalam mendukung ketahanan pangan, yang melibatkan berbagai pihak, untuk membantu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern, bibit unggul, dan pupuk," tuturnya.
Arief menambahkan, untuk meningkatkan pertanian juga diperlukan dukungan infrastruktur pertanian dan kerja sama dengan dunia usaha, seperti PT WPI. "Pada intinya ini adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian Kabupaten Blora," katanya.
Presiden Direktur PT WPI Saronto memaparkan, pihaknya berkomitmen terus mendukung program pemerintah menggapai swasembada. Di antaranya melalui peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. "Program pemerintah sudah luar biasa sehingga swasembada bukan mimpi lagi," ujarnya.
Dia menilai, Blora adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling antusias terhadap FEP, sehingga menjadi yang pertama kali mengundang WPI untuk berkontribusi di Kota Sate tersebut. Saat ini, pihaknya bersama petani mitra di Blora telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan dari 6,5 ton per ha menjadi 7,5 ton per ha.
Dalam sebuah uji coba panen raya sebelumnya bahkan manpu diperoleh hingga 10 ton per ha. "Luar biasa petani di Blora. Terimakasih kepada bapak bupati karena telah memberi kesempatan kepada WPI," katanya.
Menurut Saronto, produksi padi dalam negeri masih sangat mungkin ditingkatkan sebesar 10% melalui intensifikasi. Sedangkan dari data WPI, produksi masih dapat dikerek hingga 15%. "Dengan kerjasama semua pihak, program presiden untuk swasembada optimistis dapat dicapai," ujarnya.
Lihat Juga: Dukung Ketahanan Pangan, BRI Salurkan Kredit Senilai Rp199,83 Triliun di Sektor Pertanian
Upaya tersebut tidak dapat dikerjakan satu pihak, namun perlu koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan kerja sama dengan semangat gotong royong bersama semua pihak. Baik pemerintah pusat, TNI-Polri, pemerintah daerah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat terutama petani.
"Oleh karena itu, hari ini kita melaksanakan tanam padi serentak di 26 kabupaten di tujuh provinsi (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Lampung), yang melibatkan seluruh komponen bangsa baik pemerintah (kepala daerah), swasta (PT Wilmar Padi Indonesia/ WPI), dan masyarakat (kelompok tani). Semoga apa yang kita kerjakan hari ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan," kata Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andriyanto saat memberikan sambutan dalam Gerakan Tanam Padi Bersama di Desa Kentong, Kabupaten Blora, Senin (9/12/2024). Baca juga: Program Cetak Sawah Baru di Kalteng, Indonesia Pesan 1.000 Ekskavator dari China
Gerakan Tanam Padi Bersama yang dilakukan di 26 titik di Jawa dan Sumatera itu juga dihadiri petani mitra yang tergabung dalam Farmer Engagement Program (FEP) dan penyuluh PT WPI secara daring (dalam jaringan/ online). Total luas lahan yang akan ditanami dalam kegiatan tersebut mencapai 14.500 hektare (ha).
Menurut Agus, pihaknya telah aktif mendukung pencapaian swasembada pangan. Salah satunya dengan membuat program untuk warga binaan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia. Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah membentuk Brigade Pangan.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai swasembada pangan. Kementan menyatakan kesiapan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Blora.
Pihaknya akan terus mendukung upaya tersebut melalui program-program strategis yang langsung menyentuh kebutuhan petani. "Dengan bersinergi yang baik antara pemerintah, swasta, dan petani, kita dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden Prabowo," katanya.
Bupati Blora Arief Rahman mengatakan, Blora kaya potensi pertanian, yang telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut. Komoditas andalannya adalah padi dan jagung.
Tahun lalu, Blora memiliki luas panen 627.715 ha atau termasuk dalam lima kabupaten dengan luas panen tertinggi di Jawa Tengah. Pihaknya merasa terhormat dapat terpilih menjadi lokasi kegiatan tanam padi secara luring (luar jaringan/ offline) kegiatan yang dilaksanakan secara serentak tersebut.
"Kegiatan tanam padi bersama ini juga sebagai simbol komitmen dalam mendukung ketahanan pangan, yang melibatkan berbagai pihak, untuk membantu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern, bibit unggul, dan pupuk," tuturnya.
Arief menambahkan, untuk meningkatkan pertanian juga diperlukan dukungan infrastruktur pertanian dan kerja sama dengan dunia usaha, seperti PT WPI. "Pada intinya ini adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian Kabupaten Blora," katanya.
Presiden Direktur PT WPI Saronto memaparkan, pihaknya berkomitmen terus mendukung program pemerintah menggapai swasembada. Di antaranya melalui peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. "Program pemerintah sudah luar biasa sehingga swasembada bukan mimpi lagi," ujarnya.
Dia menilai, Blora adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling antusias terhadap FEP, sehingga menjadi yang pertama kali mengundang WPI untuk berkontribusi di Kota Sate tersebut. Saat ini, pihaknya bersama petani mitra di Blora telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan dari 6,5 ton per ha menjadi 7,5 ton per ha.
Dalam sebuah uji coba panen raya sebelumnya bahkan manpu diperoleh hingga 10 ton per ha. "Luar biasa petani di Blora. Terimakasih kepada bapak bupati karena telah memberi kesempatan kepada WPI," katanya.
Menurut Saronto, produksi padi dalam negeri masih sangat mungkin ditingkatkan sebesar 10% melalui intensifikasi. Sedangkan dari data WPI, produksi masih dapat dikerek hingga 15%. "Dengan kerjasama semua pihak, program presiden untuk swasembada optimistis dapat dicapai," ujarnya.
Lihat Juga: Dukung Ketahanan Pangan, BRI Salurkan Kredit Senilai Rp199,83 Triliun di Sektor Pertanian
(poe)