Rupiah Melemah Nyaris Rp16.000, Kena Efek Krisis Politik Korsel hingga Suriah

Rabu, 11 Desember 2024 - 16:06 WIB
loading...
Rupiah Melemah Nyaris...
Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah dipicu efek eksternal. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 48,50 poin atau 0,31 persen ke level Rp15.919 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu ketegangan China-Taiwan dan Suriah kembali memanas di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, setelah pemberontak menggulingkan pemerintah Suriah.

"Pasar menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi di kawasan tersebut, mengingat hal itu berpotensi melonggarkan cengkraman Iran di Timur Tengah," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (11/12/2024).



Sentimen lain di Asia, Taiwan menaikkan peringatan setelah China diduga terlibat dalam pergerakan maritim terbesarnya di sekitar pulau itu dalam beberapa dekade. China terlihat mengirim sekitar 90 kapal dalam latihan perang yang dilaporkan di sekitar Taiwan.

Ketidakstabilan politik di Korea Selatan juga tetap menjadi fokus, dengan Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi tuntutan pidana atas upaya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer minggu lalu.

Investor bersikap hati-hati menjelang data indeks harga konsumen AS, yang akan dirilis hari ini, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam rencana Federal Reserve untuk suku bunga. Ketidakpastian atas prospek jangka panjang untuk suku bunga mendorong penguatan dolar, yang menekan mata uang Asia dalam beberapa minggu terakhir.

Selain itu, Politbiro Tiongkok memberikan sinyal paling dovish sejauh ini tentang rencana untuk membuka lebih banyak stimulus dan mendukung pertumbuhan. Fokus kini tertuju pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) Tiongkok, sebuah pertemuan dua hari yang dimulai pada sore hari.

CEWC berfungsi sebagai barometer bagaimana Tiongkok akan mengatasi tantangan internal seperti pertumbuhan yang melambat, konsumsi yang lemah, dan tekanan eksternal seperti ketegangan perdagangan.

Dari sentimen internal, kepercayaan konsumen Indonesia terhadap perekonomian menguat pada November 2024, didorong oleh ekspektasi ekonomi yang membaik, menurut sebuah survei yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Senin (9/12).

Indeks kepercayaan konsumen meningkat menjadi 125,9 pada November, naik dari 121,1 pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini didukung oleh angka yang lebih tinggi pada indeks kondisi ekonomi saat ini dan indeks ekspektasi konsumen, yang masing-masing naik menjadi 113,5 dan 138,3, dari 109,9 dan 132,4 pada Oktober.



Menurut survei itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi selama enam bulan ke depan juga diproyeksikan membaik. Peningkatan ini didorong oleh menguatnya ekspektasi pada seluruh komponen, termasuk pendapatan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha, yang masing-masing naik dari 138,4, 129,5, dan 129,2 menjadi 141,7, 136,8, dan 136,2.

Secara geografis, sejumlah kota mencatat kenaikan signifikan dalam indeks ekspektasi konsumen. Kota Padang mencatat kenaikan terbesar yaitu 25,2 poin, diikuti oleh Palembang dan Ambon yang masing-masing naik sebesar 12,3 poin.

Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk besok diprediksi bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.910 - Rp15.970 per dolar AS.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1058 seconds (0.1#10.140)