Harga Emas Berkilau, PSAB Optimis Kinerja di 2024 Cemerlang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan tambang emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk ( PSAB ) optimistis kinerja operasi maupun finansial di tahun 2024 akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Optimisme ini salah satunya didukung harga emas yang sepanjang tahun ini dalam tren menguat dan diyakini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
"Kondisi geopolitik baik di Timur Tengah maupun di Eropa Utara telah membuat permintaan emas meningkat karena banyak yang memutuskan memilih emas sebagai safe haven. Ini membuat permintaan emas menguat yang berdampak pada harga emas yang naik meski indeks USD juga naik," ungkap Direktur Utama PSAB Edi Permadi dalam keterangan pers, Senin (16/12/2024).
Dia menambahkan, harga emas diperkirakan semakin berkilau dengan kebijakan Pemerintah China yang ingin memperkuat fundamental ekonominya dengan membeli emas lebih banyak. Selain itu, aspek budaya di mana masyakarat India dan China yang juga banyak mengoleksi emas turut mendongkrak permintaan logam mulia ini sehingga harganya semakin terkerek naik.
"Dengan kondisi pasar yang positif ini maka kami bisa sampaikan operasi kami secara fundamental cukup kuat karena permintaan yang membuat harga tetap menguat. Ditopang lagi dengan kinerja operasi kami yang juga baik," jelas Edi.
Dalam paparan publik perusahaan pada Jumat (13/12) lalu, Edi menjelaskan bahwa PSAB menargetkan produksi emas menyentuh di level 100.000 ons pada akhir 2024, lebih tinggi dari sepanjang 2023 di level 93.700 ribu ons.Hingga November 2024, akumulasi produksi PSAB telah mencapai 93.027 ons, dengan nilai penjualan sebesar USD217.259.655."Jadi yang Desember ini produksinya kami harapkan akan mencapai sampai dengan total full year di 100.000 ons," jelas Edi.
Kinerja operasi yang tumbuh ini, lanjut dia, juga akan berimbas positif pada kinerja keuangan. PSAB menargetkan pendapatan bisa tembus di level USD230 juta sampai dengan USD240 juta pada akhir 2024 (sekitar Rp3,8 triliun dengan kurs Rp16.000 per USD). Target itu lebih tinggi 41,17% dari posisi pendapatan sepanjang 2023 di level USD170 juta.
Direktur PSAB Sanjaya J menambahkan, proyeksi pendapatan akhir tahun ini ditopang oleh harga penjualan rata-rata atauaverage selling price(ASP) emas yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu."Dengan pencapaian produksi yang kami targetkan kurang lebih 100.000 ons dengan harga emas saat ini per akhir tahun kami menargetkan estimasi pendapatan USD230-240 juta," kata Sanjaya.
Sebelumnya, PSAB berhasil mencetak laba positif sampai akhir September 2024 di angka USD4,45 juta. Angka itu berbalik untung dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat mencatatkan rugi USD13,40 juta.
Faktor pendorong laba perseroan ialah pertumbuhan kinerja penjualan yang lebih tinggi dari beban pokok.PSAB melaporkan penjualan senilai USD173,86 juta, naik 86.79% secara tahunan (year on year/YoY). Perbaikanbottom lineini sejalan dengan kenaikantop line. Penjualan PSAB tumbuh 86,78% secara tahunan dari USD93,08 juta menjadi USD173,86 juta dalam sembilan bulan 2024.
Sanjaya pun yakin PSAB bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Dengan asumsi tingkat harga emas bisa bertahan di sekitar level saat ini. Adapun, harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) emas PSAB per November mencapai sekitar USD2.300 per ounces.Sedangkan harga emas global saat ini sudah berada di atas level USD2.600 per ounces.
Saat ini tulang punggung produksi emas PSAB masih berada di Blok Bakan dan Penjom. Ke depan, produksi emas PSAB bakal terdongkrak oleh kontribusi dari proyek tambang emas Doup. PSAB ingin memastikan penggunaan teknologi pemrosesan yang tepat, sehingga tingkatrecoverydi proyek Doup bisa optimal.
Menurut Sanjaya, proyek Doup yang berlokasi di Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara ini membutuhkan investasi sekitar USD400 juta. Sampai saat ini, PSAB telah mengucurkan investasi sekitar USD70 juta.
Setelah beroperasi, Doup diproyeksikan bisa memproduksi sebanyak 140.000-155.000 ounces emas per tahun. Dengan demikian jika dijumlahkan dengan produksi emas dari Blok Bakan yang sekitar 80.000-90.000 ounces, maka produksi PSAB ditambah dengan proyek Doup akan menyentuh di atas 200.000 ounces. Dengan proyeksi umur tambang selama 14 tahun, pada estimasi tingkat harga emas saat ini Doup berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp48 triliun (kurs Rp16.000 per USD).
"Kondisi geopolitik baik di Timur Tengah maupun di Eropa Utara telah membuat permintaan emas meningkat karena banyak yang memutuskan memilih emas sebagai safe haven. Ini membuat permintaan emas menguat yang berdampak pada harga emas yang naik meski indeks USD juga naik," ungkap Direktur Utama PSAB Edi Permadi dalam keterangan pers, Senin (16/12/2024).
Dia menambahkan, harga emas diperkirakan semakin berkilau dengan kebijakan Pemerintah China yang ingin memperkuat fundamental ekonominya dengan membeli emas lebih banyak. Selain itu, aspek budaya di mana masyakarat India dan China yang juga banyak mengoleksi emas turut mendongkrak permintaan logam mulia ini sehingga harganya semakin terkerek naik.
"Dengan kondisi pasar yang positif ini maka kami bisa sampaikan operasi kami secara fundamental cukup kuat karena permintaan yang membuat harga tetap menguat. Ditopang lagi dengan kinerja operasi kami yang juga baik," jelas Edi.
Dalam paparan publik perusahaan pada Jumat (13/12) lalu, Edi menjelaskan bahwa PSAB menargetkan produksi emas menyentuh di level 100.000 ons pada akhir 2024, lebih tinggi dari sepanjang 2023 di level 93.700 ribu ons.Hingga November 2024, akumulasi produksi PSAB telah mencapai 93.027 ons, dengan nilai penjualan sebesar USD217.259.655."Jadi yang Desember ini produksinya kami harapkan akan mencapai sampai dengan total full year di 100.000 ons," jelas Edi.
Kinerja operasi yang tumbuh ini, lanjut dia, juga akan berimbas positif pada kinerja keuangan. PSAB menargetkan pendapatan bisa tembus di level USD230 juta sampai dengan USD240 juta pada akhir 2024 (sekitar Rp3,8 triliun dengan kurs Rp16.000 per USD). Target itu lebih tinggi 41,17% dari posisi pendapatan sepanjang 2023 di level USD170 juta.
Direktur PSAB Sanjaya J menambahkan, proyeksi pendapatan akhir tahun ini ditopang oleh harga penjualan rata-rata atauaverage selling price(ASP) emas yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu."Dengan pencapaian produksi yang kami targetkan kurang lebih 100.000 ons dengan harga emas saat ini per akhir tahun kami menargetkan estimasi pendapatan USD230-240 juta," kata Sanjaya.
Sebelumnya, PSAB berhasil mencetak laba positif sampai akhir September 2024 di angka USD4,45 juta. Angka itu berbalik untung dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat mencatatkan rugi USD13,40 juta.
Faktor pendorong laba perseroan ialah pertumbuhan kinerja penjualan yang lebih tinggi dari beban pokok.PSAB melaporkan penjualan senilai USD173,86 juta, naik 86.79% secara tahunan (year on year/YoY). Perbaikanbottom lineini sejalan dengan kenaikantop line. Penjualan PSAB tumbuh 86,78% secara tahunan dari USD93,08 juta menjadi USD173,86 juta dalam sembilan bulan 2024.
Sanjaya pun yakin PSAB bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja pada tahun depan. Dengan asumsi tingkat harga emas bisa bertahan di sekitar level saat ini. Adapun, harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) emas PSAB per November mencapai sekitar USD2.300 per ounces.Sedangkan harga emas global saat ini sudah berada di atas level USD2.600 per ounces.
Saat ini tulang punggung produksi emas PSAB masih berada di Blok Bakan dan Penjom. Ke depan, produksi emas PSAB bakal terdongkrak oleh kontribusi dari proyek tambang emas Doup. PSAB ingin memastikan penggunaan teknologi pemrosesan yang tepat, sehingga tingkatrecoverydi proyek Doup bisa optimal.
Menurut Sanjaya, proyek Doup yang berlokasi di Bolaang Mongondow Timur Sulawesi Utara ini membutuhkan investasi sekitar USD400 juta. Sampai saat ini, PSAB telah mengucurkan investasi sekitar USD70 juta.
Setelah beroperasi, Doup diproyeksikan bisa memproduksi sebanyak 140.000-155.000 ounces emas per tahun. Dengan demikian jika dijumlahkan dengan produksi emas dari Blok Bakan yang sekitar 80.000-90.000 ounces, maka produksi PSAB ditambah dengan proyek Doup akan menyentuh di atas 200.000 ounces. Dengan proyeksi umur tambang selama 14 tahun, pada estimasi tingkat harga emas saat ini Doup berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar USD3 miliar atau sekitar Rp48 triliun (kurs Rp16.000 per USD).
(fjo)