BSI Cetak Laba Bersih Rp7,01 Triliun di 2024, Tumbuh 22,83%
loading...

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang impresif di akhir tahun 2024 usai mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% secara tahunan. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk ( BSI ) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang impresif di akhir tahun 2024. Bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pencapaian ini tidak lepas dari fokus BSI pada transformasi digital, inovasi produk, serta pengelolaan pembiayaan yang berkualitas. Selain laba bersih, BSI juga mencatat pertumbuhan positif di berbagai indikator keuangan lainnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,46% menjadi Rp327,45 triliun, sementara penyaluran pembiayaan meningkat 15,88% menjadi Rp278,48 triliun. Aset BSI juga bertambah 15,55% menjadi Rp408,61 triliun.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan, kinerja ini melebihi ekspektasi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi. Hery menekankan bahwa transformasi digital menjadi salah satu pilar utama dalam strategi BSI untuk mempertahankan pertumbuhan yang konsisten.
Pada tahun 2024, BSI meluncurkan SuperApp BYOND by BSI, yang berhasil meningkatkan transaksi digital nasabah. Sebanyak 98,03% transaksi nasabah BSI kini dilakukan melalui saluran elektronik, dengan total transaksi mencapai 851,5 juta transaksi. Selain itu, BSI juga memperluas jaringan ATM, merchant QRIS, dan BSI Agen untuk memudahkan akses nasabah.
"Kami terus berinovasi untuk memudahkan transaksi nasabah di era digital. Peluncuran BYOND by BSI adalah bukti komitmen kami dalam meningkatkan layanan digital," ujar Hery dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
BSI juga berhasil memanfaatkan potensi unik dari ekosistem syariah, terutama melalui bisnis emas dan tabungan haji. Bisnis emas BSI tumbuh signifikan sebesar 78,18% yoy menjadi Rp12,82 triliun, didorong oleh produk cicil emas yang melesat 177,42% yoy. Sementara itu, tabungan haji juga menunjukkan tren positif dengan jumlah nasabah mencapai 5,6 juta dan saldo tabungan haji sebesar Rp14,5 triliun pada akhir 2024.
"Bisnis emas dan haji adalah produk unggulan kami yang hanya bisa ditawarkan oleh bank syariah. Ini menjadi nilai tambah yang signifikan bagi BSI," tambah Hery.
BSI berhasil mempertahankan kualitas pembiayaan dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross yang membaik menjadi 1,90%. Selain itu, cost of credit (CoC) juga turun menjadi 0,83%. Dari sisi profitabilitas, BSI mencatat return on equity (ROE) sebesar 17,77% dan return on asset (ROA) sebesar 2,49%.
"Kami fokus pada pembiayaan yang berkualitas dan pengelolaan dana yang tepat. Ini yang membuat kinerja keuangan kami tetap solid," kata Hery.
Pencapaian ini tidak lepas dari fokus BSI pada transformasi digital, inovasi produk, serta pengelolaan pembiayaan yang berkualitas. Selain laba bersih, BSI juga mencatat pertumbuhan positif di berbagai indikator keuangan lainnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,46% menjadi Rp327,45 triliun, sementara penyaluran pembiayaan meningkat 15,88% menjadi Rp278,48 triliun. Aset BSI juga bertambah 15,55% menjadi Rp408,61 triliun.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyatakan, kinerja ini melebihi ekspektasi, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi. Hery menekankan bahwa transformasi digital menjadi salah satu pilar utama dalam strategi BSI untuk mempertahankan pertumbuhan yang konsisten.
Pada tahun 2024, BSI meluncurkan SuperApp BYOND by BSI, yang berhasil meningkatkan transaksi digital nasabah. Sebanyak 98,03% transaksi nasabah BSI kini dilakukan melalui saluran elektronik, dengan total transaksi mencapai 851,5 juta transaksi. Selain itu, BSI juga memperluas jaringan ATM, merchant QRIS, dan BSI Agen untuk memudahkan akses nasabah.
"Kami terus berinovasi untuk memudahkan transaksi nasabah di era digital. Peluncuran BYOND by BSI adalah bukti komitmen kami dalam meningkatkan layanan digital," ujar Hery dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025).
BSI juga berhasil memanfaatkan potensi unik dari ekosistem syariah, terutama melalui bisnis emas dan tabungan haji. Bisnis emas BSI tumbuh signifikan sebesar 78,18% yoy menjadi Rp12,82 triliun, didorong oleh produk cicil emas yang melesat 177,42% yoy. Sementara itu, tabungan haji juga menunjukkan tren positif dengan jumlah nasabah mencapai 5,6 juta dan saldo tabungan haji sebesar Rp14,5 triliun pada akhir 2024.
"Bisnis emas dan haji adalah produk unggulan kami yang hanya bisa ditawarkan oleh bank syariah. Ini menjadi nilai tambah yang signifikan bagi BSI," tambah Hery.
BSI berhasil mempertahankan kualitas pembiayaan dengan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross yang membaik menjadi 1,90%. Selain itu, cost of credit (CoC) juga turun menjadi 0,83%. Dari sisi profitabilitas, BSI mencatat return on equity (ROE) sebesar 17,77% dan return on asset (ROA) sebesar 2,49%.
"Kami fokus pada pembiayaan yang berkualitas dan pengelolaan dana yang tepat. Ini yang membuat kinerja keuangan kami tetap solid," kata Hery.
Lihat Juga :