Sandiaga Uno Ungkap 3 Tantangan Ekonomi yang Perlu Segera Ditangani

Jum'at, 13 Maret 2020 - 19:35 WIB
Sandiaga Uno Ungkap...
Sandiaga Uno Ungkap 3 Tantangan Ekonomi yang Perlu Segera Ditangani
A A A
JAKARTA - Tokoh pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan ada tiga tantangan yang harus segera ditangani di bidang ekonomi saat ini untuk mewujudkan harapan kesejahteran bagi masyarakat Indonesia.

Hal itu diungkapkannya saat memberikan sambutan dalam acara Dies Natalis Kahmipreneur ke-2 yang bertema "Solusi Menggerakkan Sektor Rill untuk Selamatkan Ekonomi Bangsa" di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut menegaskan, politik menawarkan janji dan harapan. Karena itu, tegas dia, saatnya pemerintah mewujudkan harapan tersebut.

"Yang pertama adalah menyelamatkan nasib rakyat di tengah turbulensi ekologis. Kedua, mewujudkan harapan kesejahteraan di saat ekonomi mengalami perlambatan. Ketiga, menjemput masa depan, terutama untuk generasi mendatang," paparnya.

Mengenai tantangan yang pertama, yakni menyelamatkan nasib rakyat di tengah turbulensi ekologis wabah virus corona atau Covid-19, Sandiaga menegaskan bahwa wabah kali ini lebih menular dan berbahaya daripada flu biasa.

"WHO sudah umumkan global pandemic, It's a humanitarian challenge. Corona virus jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan SARS, dan MERS COV karena kedua wabah virus ini belum dikategorikan sebagai pandemi global," ujarnya.

Hal ini, kata dia, menjadi ujian persatuan bangsa. Dalam hal ini, tegas Sandiaga, pemerintah pusat dan daerah harus kompak. "Singkirkan dulu deh elektabilitas, bangun deliverabilitas. Semua harus bersatu mengatasi ancaman wabah ini sama-sama, tak boleh ada Disharmoni. Pemerintah harus tampil transparan dan efektif," tegasnya.

Respons penanganan yang cepat dalam menahan laju penularan menurutnya akan membangun kepercayaan publik dan pasar. Sandiaga mengimbau agar pemerintah melibatkan rakyat dalam antisipasi dan pencegahan wabah ini.

Untuk tantangan kedua berupa perlambatan ekonomi, Sandiaga mengatakan bahwa tren perlambatan ini sudah muncul jauh sebelum virus corona hadir. "Kini perlambatan di China harus kita hitung. Jalankan financial stress test untuk semua skenario," tandasnya.

Pemerintah, kata dia, harus segera melakukan policy response atau kebijakan yang memastikan ekonomi bergerak. "Tak usah terburu buru di Omnibus Law. Antisipasi dampak Covid-19, ini lebih urgent. Perbankan melalui guidance OJK agar melakukan rescheduling pembayaran cicilan pokok dan pengurangan cicilan bunga," tuturnya.

Dia juga mendorong agar kebijakan pemotongan pajak yang juga sempat diajukannya tahun lalu agar segera dilaksanakan untuk melonggarkan tekanan ekonomi dan meningkatkan konsumsi. "Bukan hanya potong tarif, tapi pembebasan pajak terutama untuk pekerja dan UMKM, yang penting tepat waktu, tepat sasaran," jelasnya.

Terakhir, lanjut Sandiaga, lakukan persiapan untuk menjemput masa depan. Dia mengingatkan, 17% populasi di Indonesia berumur 15-24 tahun. Menurut data ILO (International Labour Organization) sebanyak 15,8% dari anak-anak muda berusia 15-24 tahun ini masih menganggur. "Angka ini lebih besar dibanding rata-rata pengangguran di dunia," ujarnya.

Menurut perkiraan ILO, lanjut dia, lebih dari 60% pekerjaan tetap di Indonesia berisiko. Sebanyak 42% pekerjaan, sambung dia, berpotensi terautomatisasi.

Potensi wabah dan krisis yang menekan sektor pariwisata, transportasi, jasa dan sebagainya, kata Sandiaga, solusinya adalah dengan mengajak anak muda berperan, dengan instrumen kebijakan yang dapat menggairahkan UMKM usaha rintisan (startup). Setiap krisis, tegas dia, juga selalu menghadirkan peluang.

"Kondisi kekinian memaksa kita mengatasi ketergantungan, mencari alternatif suplai, memperbaiki tata niaga dan membangun kapasitas produksi dalam negeri untuk memastikan masa depan untuk anak bangsa kita," pungkasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9828 seconds (0.1#10.140)