Sedulur-Sedulur Kalem Ya, Stok Pupuk untuk Musim Tanam Wis Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang musim tanam Oktober 2020, Pupuk Kaltim menjamin stok pupuk bersubsidi maupun non-subsidi untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam kondisi aman. Kondisi itu dipastikan langsung Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, usai bertemu distributor sekaligus peninjauan langsung ke gudang Pupuk Kaltim di dua provinsi pada 2 hingga 3 September 2020.
Diungkapkan Rahmad, Pupuk Kaltim memiliki pasokan yang cukup untuk menghadapi musim tanam Oktober 2020. Bahkan, Pupuk Kaltim bisa memenuhi tambahan alokasi pupuk bersubsidi sesuai pengajuan pemerintah daerah, yang kini tengah dalam proses peninjauan untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pusat melalui kementerian terkait.
“Pupuk Kaltim pastikan stok untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam kondisi aman, baik untuk pupuk bersubsidi maupun non-subsidi. Sebab kebutuhan petani di seluruh wilayah distribusi Pupuk Kaltim merupakan prioritas untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmad, dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Minggu (6/9/202).
Rahmad pun mengimbau distributor Pupuk Kaltim di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk turut mengawal penerapan kartu tani sebagai akses mendapatkan pupuk bersubsidi, agar kebutuhan petani jelang musim tanam bisa terpenuhi dengan baik. Meski ketetapan kartu tani diberlakukan secara bertahap, namun untuk kawasan Pulau Jawa ditarget rampung 100% pada September 2020 sesuai aturan Kementerian Pertanian.
“Sejatinya pupuk bersubsidi tidak kurang, hanya saja untuk mengakses dibutuhkan kartu tani agar penyaluran sesuai alokasi pemerintah bisa tepat sasaran. Mari kita kawal penerapan kartu tani ini dan jika masih ada yang bermasalah, segera dilaporkan untuk ditindaklanjuti,” tambah Rahmad. ( Baca juga:Para Pengusaha Jawa Barat Berselisih Soal Pemecatan hingga Dana Hibah )
Terkait isu yang mewajibkan petani membeli produk non-subsidi jika ingin mengakses pupuk bersubsidi, secara tegas ditepis Rahmad Pribadi. Sebab pupuk bersubsidi teralokasi sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) yang diatur pemerintah, sehingga untuk tambahan kebutuhan petani berdasarkan luasan lahan, bisa dipenuhi dengan produk non-subsidi.
Hal ini pula yang ditindaklanjuti Pupuk Kaltim dengan menyediakan pupuk non-subsidi di seluruh wilayah distribusi perusahaan, yang disiapkan untuk mendukung produktivitas pertanian melalui pemenuhan nutrisi tanaman yang tidak terakomodasi pada pupuk bersubsidi.
“Contohnya jika alokasi RDKK hanya 10kg, sementara kebutuhan di atas itu, maka bisa dipenuhi dengan non-subsidi. Sebab pupuk bersubsidi hanya bisa diakses sesuai alokasi yang didapatkan petani, namun non-subsidi bebas berdasarkan kebutuhan,” jelas Rahmad.
Menurut Rahmad, karakteristik maupun komposisi pupuk bersubsidi dan non-subsidi berbeda, sehingga untuk mendorong produktivitas pertanian secara optimal, kebutuhan nutrisi tanaman tak bisa hanya mengandalkan pupuk bersubsidi. Hal ini telah dibuktikan melalui Demonstration Plot (Demplot) Pupuk Kaltim di berbagai daerah, yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggunaan pupuk non-subsidi secara berimbang, dengan kenaikan kapasitas produksi mencapai 30% dari biasanya. ( Baca juga:30 Calon Taruna Akmil Magelang Dilaporkan Positif COVID-19 )
“Kita tidak sedang memaksa petani membeli non-subsidi, tapi memberi solusi agar produktivitas pertanian lebih optimal, sehingga ketahanan pangan terjaga dan kesejahteraan petani meningkat,” tutur Rahmad.
Rahmad pun memastikan jika produk subsidi maupun non-subsidi Pupuk Kaltim dipasok dari lini 1 hingga distributor dan kios, sehingga jelang musim tanam periode Oktober 2020 hingga Maret 2021 diharap tidak ada lagi isu kelangkaan pupuk. Pasalnya, seluruh kebutuhan petani tersedia dengan jumlah mencukupi di atas alokasi yang ditetapkan pemerintah.
“Pupuk Kaltim memastikan ketersediaan pupuk mencukupi untuk petani, baik pupuk bersubsidi maupun non-subsidi tersedia di seluruh kios,” pungkas Rahmad Pribadi.
Diungkapkan Rahmad, Pupuk Kaltim memiliki pasokan yang cukup untuk menghadapi musim tanam Oktober 2020. Bahkan, Pupuk Kaltim bisa memenuhi tambahan alokasi pupuk bersubsidi sesuai pengajuan pemerintah daerah, yang kini tengah dalam proses peninjauan untuk mendapatkan persetujuan pemerintah pusat melalui kementerian terkait.
“Pupuk Kaltim pastikan stok untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam kondisi aman, baik untuk pupuk bersubsidi maupun non-subsidi. Sebab kebutuhan petani di seluruh wilayah distribusi Pupuk Kaltim merupakan prioritas untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Rahmad, dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Minggu (6/9/202).
Rahmad pun mengimbau distributor Pupuk Kaltim di Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk turut mengawal penerapan kartu tani sebagai akses mendapatkan pupuk bersubsidi, agar kebutuhan petani jelang musim tanam bisa terpenuhi dengan baik. Meski ketetapan kartu tani diberlakukan secara bertahap, namun untuk kawasan Pulau Jawa ditarget rampung 100% pada September 2020 sesuai aturan Kementerian Pertanian.
“Sejatinya pupuk bersubsidi tidak kurang, hanya saja untuk mengakses dibutuhkan kartu tani agar penyaluran sesuai alokasi pemerintah bisa tepat sasaran. Mari kita kawal penerapan kartu tani ini dan jika masih ada yang bermasalah, segera dilaporkan untuk ditindaklanjuti,” tambah Rahmad. ( Baca juga:Para Pengusaha Jawa Barat Berselisih Soal Pemecatan hingga Dana Hibah )
Terkait isu yang mewajibkan petani membeli produk non-subsidi jika ingin mengakses pupuk bersubsidi, secara tegas ditepis Rahmad Pribadi. Sebab pupuk bersubsidi teralokasi sesuai Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) yang diatur pemerintah, sehingga untuk tambahan kebutuhan petani berdasarkan luasan lahan, bisa dipenuhi dengan produk non-subsidi.
Hal ini pula yang ditindaklanjuti Pupuk Kaltim dengan menyediakan pupuk non-subsidi di seluruh wilayah distribusi perusahaan, yang disiapkan untuk mendukung produktivitas pertanian melalui pemenuhan nutrisi tanaman yang tidak terakomodasi pada pupuk bersubsidi.
“Contohnya jika alokasi RDKK hanya 10kg, sementara kebutuhan di atas itu, maka bisa dipenuhi dengan non-subsidi. Sebab pupuk bersubsidi hanya bisa diakses sesuai alokasi yang didapatkan petani, namun non-subsidi bebas berdasarkan kebutuhan,” jelas Rahmad.
Menurut Rahmad, karakteristik maupun komposisi pupuk bersubsidi dan non-subsidi berbeda, sehingga untuk mendorong produktivitas pertanian secara optimal, kebutuhan nutrisi tanaman tak bisa hanya mengandalkan pupuk bersubsidi. Hal ini telah dibuktikan melalui Demonstration Plot (Demplot) Pupuk Kaltim di berbagai daerah, yang berhasil meningkatkan produktivitas pertanian melalui penggunaan pupuk non-subsidi secara berimbang, dengan kenaikan kapasitas produksi mencapai 30% dari biasanya. ( Baca juga:30 Calon Taruna Akmil Magelang Dilaporkan Positif COVID-19 )
“Kita tidak sedang memaksa petani membeli non-subsidi, tapi memberi solusi agar produktivitas pertanian lebih optimal, sehingga ketahanan pangan terjaga dan kesejahteraan petani meningkat,” tutur Rahmad.
Rahmad pun memastikan jika produk subsidi maupun non-subsidi Pupuk Kaltim dipasok dari lini 1 hingga distributor dan kios, sehingga jelang musim tanam periode Oktober 2020 hingga Maret 2021 diharap tidak ada lagi isu kelangkaan pupuk. Pasalnya, seluruh kebutuhan petani tersedia dengan jumlah mencukupi di atas alokasi yang ditetapkan pemerintah.
“Pupuk Kaltim memastikan ketersediaan pupuk mencukupi untuk petani, baik pupuk bersubsidi maupun non-subsidi tersedia di seluruh kios,” pungkas Rahmad Pribadi.
(uka)